Farewell

913 122 23
                                    

(n) an act of parting or of marking someone's departure.


.


Ketika Tuhan menciptakan alam semesta, ia juga menghiasinya dengan berbagai tanaman bunga yang sangat indah.

Hingga waktunya Tuhan menamai bunga yang ia ciptakan, satu per satu, mulai dari bunga mawar, bakung, tulip, kemudian magnolia, dilanjutkan dengan bunga frangipani, bunga poppy, pansy, bunga melati, bunga lavender, bunga geranium, dan bunga aster. Mereka sangat senang dengan nama-nama yang mereka dapat, kecuali satu bunga kecil diantara semak-semak, di bawah bunga mawar, yang belum diberi nama.

Bunga kecil tersebut berseru-seru memanggil Tuhan dan berkata, "Forget me not, My Lord! Forget me not!"

Tuhan tersenyum, "Then shall it be your name."



.



"Sejak kapan kau suka menanam bunga?"

Jihoon mendekati Woojin yang tengah berjongkok sibuk dengan pot bunga kecil di tangannya. Di dekat kaki pemuda itu, ada sebungkus biji bunga yang entah akan jadi apa saat mekar nanti.

"Bunga apa, Jin-ah?"

"Lihat saja nanti." jawab Woojin sambil nyengir. Jihoon berlalu sambil mencibir.

"Paling-paling mati karena lupa kau rawat."

"Heh! Mau kutampar?!"

Jihoon tertawa kecil, memasuki dapur dan mengambil jus jeruk di dalam kulkas. Hari ini Wanna One hanya punya satu jadwal pukul sembilan malam nanti, jadi sebagian besar dari mereka memilih untuk hibernasi seharian, dan sisanya memutuskan untuk bersantai di luar dorm. Jihoon tengah menaikkan levelnya di game yang baru ia beli, sebelum ia merasa haus dan mendapati Woojin sedang mengisi pot dengan tanah di halaman belakang yang terhubung dengan dapur.

Ia menghabiskan jus jeruknya dalam tiga tegukan. Samar-samar ia dapat mendengar suara petikan gitar dari kamar Jaehwan, air mengucur dari kamar mandi, dan gemerisik plastik pembungkus biji bunga yang dibuka oleh Woojin. Selain itu, sepi, hari ini hening sekali.

Haah, damainya.

Di luar jendela, cuaca cerah, musim semi sudah berakhir, suhu udara mulai naik.

"Hari yang indah." gumam Jihoon sembari berjalan kembali menuju kamar.




Itu adalah saat terakhir ia melihat Woojin.

forget-me-notTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang