Neglect

628 107 50
                                    

(v) fail to care for properly.    


.


Jihoon menunjukkan kertas berisi hasil diagnosa dengan senyum lebar.

"Lihat! Aku baik-baik saja."

Jihoon normal, hanya sedikit stres karena kelelahan. Tapi tingkat stres ini seperti sakit kepala ringan yang tidak ada pengaruhnya pada perilaku Jihoon sehari-hari.

"Kalau begitu, Jihoon-ie harus istirahat..." komentar Minhyun.

"Jangan main game terus, hyung." nasihat Guanlin.

"Sering-sering makan sayur dan buah." Jisung menambahkan.

"Bertapa di gunung." Jaehwan menambahkan.

Jihoon tertawa-tawa, "Dengan begini, sekarang kalian percaya padaku, 'kan?"

"Baiklah, aku percaya." Jinyoung yang pertama, disusul anggukan yang lain.

"Apakah kami akan ingat atau tidak, kami tidak tahu, Jihoon-ah. Tapi dengan semua ciri-ciri dan perilaku Woojin yang kau sebut-sebut terus-terusan, kami akan tahu jika kami ingat dia." 

Ucapan Jisung sudah cukup. Mereka percaya Woojin ada. Artinya, Woojin tidak akan dilupakan. Hanya itu... hanya itu yang Jihoon butuhkan.


Setelah semua yang terjadi, keseharian Wanna One kembali seperti biasa. Rekaman, pemotretan, menghadiri acara penghargaan, menjadi bintang tamu, modelling. Rasanya semakin lama, jadwal yang mereka dapat semakin padat.

Sama sekali tidak ada celah untuk tidur, spasi untuk bersantai, ruang untuk bernapas. Semua terasa begitu cepat dan melelahkan, hingga Jihoon tidak sempat merecoki orang-orang tentang Woojin lagi. Meski begitu, semuanya telah berjanji untuk percaya, jadi Jihoon tidak perlu khawatir.

Mengurus diri sendiri saja dia tidak ada waktu, apalagi mengurus yang lain. Jihoon terlampau sibuk hingga melupakan sesuatu; Pot Bunga Woojin.

Untungnya cuaca sedang bagus, dan pot tersebut ditaruh di luar ruangan, sehingga tanaman itu terus tumbuh, tumbuh, mengeluarkan kuncup, terus tumbuh, sampai akhirnya kelopak-kelopak biru bermekaran sesudah hujan.


Pagi itu, Daehwi terbangun dengan keadaan paling segar sejak dua minggu belakangan. Dengan nyawa yang belum terkumpul sempurna, ia melangkah menuju dapur yang sepi kemudian membuat kopi. Daehwi membuka pintu belakang, menghirup dalam-dalam udara pagi, menantikan matahari terbit di ufuk timur.

Perlu beberapa hisapan hingga cahaya kekuningan menghujani bumi. Daehwi baru akan menikmati pemandangan itu lama-lama sebelum netranya menangkap kelopak-kelopak kecil berwarna biru telah tumbuh di pot bunga yang Jihoon sebut sebagai 'Pot Bunga Woojin'.

Kilasan balik seketika menghujani kepala Daehwi. Bagaimana dulu Jihoon sering berbicara pada bunga itu, menunjukkan piala mereka, berkata bahwa akan menamainya 'Bunga Woojin' sebelum tahu spesies yang sebenarnya.

"Ah, sudah mekar!"

Daehwi berlari heboh menuju kamar Jihoon, hampir menabrak sofa ruang tamu, kemudian menggoyang-goyangkan tubuh Jihoon yang tertidur pulas.

"Hyung, bangun! Kau harus melihat ini!"

Jihoon menggeliat, "Ada apa, sih..."

"Pot bunganya, hyung! Ayo cepat lihat! Dia sudah tumbuh!"

forget-me-notTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang