(n) the indefinite continued progress of existence and events in the past, present, and future regarded as a whole.
.
...
Itu adalah kali pertama dan kali terakhir Woojin datang ke mimpiku.
Selanjutnya, aku menjalani hidupku seperti tidak ada Woojin. Karena meskipun dia tidak mengatakannya secara gamblang, tapi dari percakapan kami yang terlalu singkat itu, kupikir aku bisa mengerti.
Sesungguhnya Woojin mungkin tidak pernah pergi. Dia hanya bersembunyi, dan tidak ada satu pun yang bisa menemukannya. *)
Jadi sebelum dia pergi, dia mau bertaruh pada satu orang. Haha, Woojin memang seperti itu. Menyebalkan. Dia bertaruh padaku. Dia bertaruh, jika aku yang ia beri kenangan tentangnya, apakah aku akan menjaga kenangan itu, ataukah membuangnya?
Selamat, Park Woojin sialan. Kau menang.
Aku percaya kau ada. Aku percaya padamu. Selalu.
Mungkin suatu saat, Woojin akan datang kembali ke memori semua orang, atau mungkin datang sendiri seolah-olah sosoknya tidak pernah hilang. Mungkin akan memakan waktu lima tahun, sepuluh, lima puluh... tidak ada yang tahu.
Karena itu, aku menulis. Agar jika suatu saat seseorang mengingatnya kembali, dan orang itu mencariku, maka aku tinggal memberikan buku ini padanya. Karena siapa tahu saat itu aku sudah jadi kakek-kakek, sehingga ingatanku mungkin akan pudar dimakan waktu.
Tapi tulisan akan selalu abadi, Woojin-ah. Makanya aku menulis tentangmu, agar kau tak pernah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
forget-me-not
FanfictionHari itu, eksistensi Park Woojin menghilang dari ingatan semua orang. Kecuali Jihoon. ⚠ friendship ⚠ jihoon-centric ⚠ baku