14

1.5K 135 12
                                    

Jalanan yang macet membuat Kevin sampai di Hotel tepat pukul 12siang.

Ceklek

Plaakkk

Kevin terkejut saat Mila menamparnya dengan sangat kecang bahkan pipi Kevin terasa perih.

"JAHAT "teriak Mila.

"KNAPA KAU MENAMPARKU ? HAH !"Kevin mendorong tubuh Mila hingga mundur beberapa langkah.

Mila menatap tajam kearah Kevin membuat Kevin mengerutkan dahinya saat menyadari bagaimana kacaunya Mila saat ini.

"Jangan pernah menemuiku lagi. Ku harap ini terakhir kalinya kita bertemu "ucp Mila sedatar mungkin sebelum akhirnya beranjak pergi dengan membawa kopernya.

Hati2nya saat ini benar2 hancur . Andai saja Kevin tidak mengurungnya Mila pasti ada disana disaat2 terakhir Ayahnya.

"Tunggu "Kevin meraih tangan Mila dan langsung ditepis dengan kasar.

"Jangan menyentuhku tuan . Aku tidak ingin  berurusan denganmu lagi "ucp Mila.

"Ada apa ?"Kevin mengabaikan ucapan Mila.

"Apa harus aku kasih tau ? Bahkan kau bukan siapa2 "jwb Mila.

"Hei , ada apa ?"Kevin meraih bahu Mila dan menatap lekat kewanitanya itu.

Air mata yang sudah ditahannya sedari tadi langsung mendesak keluar begitu saja.

"Mila "lirih Kevin.

"INI SEMUA GARA2 KAMU ! KNAPA KAMU MENGURUNGKU DISANA ? HAH ! BUKANKAH SEMALAM KAU SUDAH BILANG JIKA TIDAK AKAN MENGURUNGKU LAGI ! . GARA2 SIFAT KENAK-KANAKANMU ITU AKU TIDAK BISA MENEMANI AYAHKU DISAAT TERAKHIRNYA ! APA KAU PUAS SEKARANG ? HAH !! AKU BENAR-BENAR MEMBENCIMU !! "teriak Mila diiringi isak tangisnya.

"Bukankah sekarang adil ? Apa kau lupa apa yg sudah Ayahmu lakukan pada papaku ? "Ucp Kevin dan Mila langsung menepis tangan Kevin yang ada dibahunya.

"Aku benar-benar membencimu !"ucp Mila.

"Apa peduliku ! Harusnya kata2 itu untukmu , Mila . Aku lebih sangat membencimu krn kau anak dari pembunuh biadab itu !".

"Ya ! Kau benar , sekarang sudah adil ayahku juga sudah tiada "Mila tersenyum kecut sebelum akhirnya masuk kedlm lift yg akan membawanya keluar dari gedung sialan itu.

♡♡♡

Mila benar-benar lelah sekarang bahkan ia hanya mampu menangis dalam diam saat melihat ayahnya yang sudah terbujur kaku dengan wajah yg pucat serta beberapa lebam dibagian tubuhnya.

"Beliau menitipkan ini untuk anda "ucp salah satu polisi sembari memberikan sebuah amplop.

"Terima kasih "lirih Mila lalu menyimpan amplop tersebut kedlm tas selempangnya.

Mila meminta bantuan pada aparat polisi untuk segera menguburkan jenazah ayahnya di mana Bundanya dikubur.

♡♡♡

Hari sudah mulai petang dan Mila masih terdiam duduk diantar makan kedua orang tuanya.

"Bahkan sekarang aku tidak tau harus kemana "lirih Mila sembari memainkan bunga2 yg berada dipusara Ayahnya.

"Semoga Ayah dan Bunda bisa bertemu disana . Mila pamit dulu , Mila janji akan sering datang kesini "ucp Mila lalu beranjak meninggalkan area pemakaman.

Tujuannya saat ini adalah kantor polisi karna Mila meninggalkan kopernya disana.

Langkah Mila terhenti saat mendapati pria yang tidak ingin ditemuinya lagi tengah duduk dan memegang koper Mila.

"Mila "lirih Kevin saat Mila menghampirinya.

"Permisi tuan . Bisakah kau memberikan koper itu padaku "ucp Mila.

"Mila "panggil Kevin lagi dan Mila langsung merebut kopernya.

"Tunggu ". Kevin meraih pergelangan tangan Mila.

"Maaf , saya sudah tidak mau berurusan dengan anda lagi . Semuanya sudah selesai dan saya harap anda tidak akan muncul dihadapanku lagi".

Mila menepis tangan Kevin lalu segera berjalan keluar.

"Maaf ".
Tubuh Mila menegang saat Kevin memeluknya dan membisakan kata maaf.

"Aku sungguh minta maaf atas perkataanku tadi "sesal Kevin.

"Lepas !"bentak Kevin mencoba melepaskan diri dari pelukan Kevin tapi rasanya usahanya sia-sia karna Kevin memeluknya dengan sangat erat.

Kevin membalikan tubuh Mila dan langsung merengkuh wanitanya kedalam pelukannya.

"Lepas !".
Mila terus meronta hingga akhirnya tubuhnya terasa lemas bahkan pandanganya menjadi gelap.

"Mila ".
Pekik Kevin saat menyadari Mila tak sadarkan diri.

Kevin segera berlari menuju mobilnya sembari menggendong Mila.

🍃🍃🍃

Sudah 2hari sejak kejadian dikantor polisi Mila belum membuka matanya barang sekalipun.
Daya tubuhnya lemah bahkan kandunganya juga ikut lemah, Mila benar2 lupa jika ia tengah mengandung.

"Mau sampai kau tidur ? Apa kau tidak bosan terus-terusan disini ? Cepat bangun , aku mohon "lirih Kevin sembari menggenggam erat tangan Mila.

"Aku lebih suka melihatmu marah padaku dari pada kau diam seperti ini . Buka matamu , Mil . Aku sungguh minta maaf "lanjutnya lalu dikecupknya punggung tangan Mila berkali-kali berharap mata indah itu akan terbuka.

"Vin , pulanglah biar aku saja yang menjaga Mila . Kau terlihat mengerikan saat ini "ucp Nesa pada adik iparnya itu.

"Tidak . Kalian saja yang pulang aku akan tetap disini sampai dia bangun "jwb Kevin.

"Dan melupakan tanggung jawabmu dikantor ? . Vin ! Disini masih banyak suster yang akan menjaganya dan siap memberi tahu perkembangannya ke kamu . Jadi untuk apa kamu repot-repot disini menunggunya yang belum tentu akan bangun"ucp Haikal membuat Kevin menoleh kearahnya dan melayangkan tatapan tajam pada kakaknya.

"Mana Kevin yang dulu yang lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan harus memikirkan wanita "ucp Haikal.

"Terserah apa katamu kak . Kamu akan tau jika Nesa yang terbaring disini "ucp Kevin.

"Sebaiknya kalian pulang saja "Kevin kembali mengarahkan pandanganya ke wajah Mila yang terlihat pucat.
Bahkan tangan Kevin tengah mengusap perut Mila.

"Ayo sayang kita pulang saja "ajak Nesa dan segera menarik Haikal keluar dari ruangan itu.

"Maafkan papa ya , nak . Papa benar2 minta maaf "lirih Kevin lalu mengecup perut Mila.

Hari semakin larut dan Kevin kembali berbaring disamping Mila seperti malam-malam sebelumnya ia hanya ingin menjadi orang pertama yang Mila lihat saat mata indahnya terbuka.

DDC ( Diam-Diam Cinta )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang