Obatmu ada pada dirimu, tetapi tidak kamu sadari. Penyakitmu datang dari dirimu, tetapi tidak kamu waspadai, kamu menganggap dirimu suatu bentuk yang kecil padahal pada dirimu terkumpul seluruh alam Raya.
Ali bin abi thalib"Assalamualaikum"
"Sayang udah pulang nak" sambut Raisa umi Luthfi.
Luthfi hanya tersenyum lebar pada Raisa dan memberi kode tanda tanya kepadanya.
"Itu didalem ada sahabatmu" ucap Rahman abi Luthfi.
"Abi" ucap Luthfi sembari bersalam kepada abinya.
Luthfipun masuk kedalam rumahnya Dan sudah ada sahabatnya Indra.
"Ada apa ente kesini?"tanya Luthfi kebingungan, karna tidak biasa sahabatnya ini datang malam-malam seperti ini.
"Ente duduk dulu dong fi" suruh Indra karena sedari tadi Luthfi masih berdiri tegak dengan wajah tampannya itu.
Luthfipun duduk dan melihat ekspresi Indra yang sepertinya tidak enak.
Kenapa indra? -batin Luthfi"Ane dijodohin fi" jelas Indra dengan suara lemah pada Luthfi.
"Alhamdulillah"
"Kok Alhamdulillah sih?"
"Alhamdulillah, karena ente kan ngak laku, hahaha"ejek Luthfi menertawai indra.
Brukkk
Tepat!! Bantal itu tepat kena diwajah Luthfi, sepertinya Indra tidak bisa menahan marahnya sampai bantal yang ada dikursi itu ia lempar semua pada Luthfi.
"Iya ampun-ampun dra!" teriak Luthfi menutupi wajahnya dengan tangannya itu.
Indra terdiam membayangkan perkataan orang tuanya yang akan menjodohkan dirinya.
"Pembalasan!"
Brukkk
Satu persatu bantal yang aa dikursi Luthfi melayang mengenai kepala Indra.
"Makannya jangan lengah, haha" ejek Luthfi.
"Ane serius fi" ujar Indra memperbaiki posisi duduknya lebih serius.
"Ngadunya sama yang punya hati dong, ente kayak gak punya Allah aja" nasehat Luthfi sedikit menyindir Indra.
"Huh, yaudah ane pulang dulu, titip salam sama ubi dan umi ente" pamit Indra dengan wajah yang sangat kusut.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam, hati-hati"
Luthfi melihat kamar Raisa dan Rahman yang sudah tertidur pulas, ia melihat kamar disebelahnya yang masih kosong.
Kemana nih kecebong-batin Luthfi
●●●
"Makasih beb, hati-hati" Zahra keluar dari mobil sembari melambaikan tangannya pada Zio.
Zio hanya tersenyum dan kembali membalas lambaian tangan Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta
SpiritualZahra al-Husna tak tau apa-apa. Dia membenci orang itu, memang kisah hijrah ini tak seindah Zulaika tapi berkat orang itu ia mencintai agamanya. Luthfi Okta Al-fattah seorang lelaki yang mengubah nasib seorang wanita. Tak pernah terbayang olehn...