"Ada beberapa hal yang harus kita relakan. Bukan untuk kesedihan. Tapi, untuk kebahagiaan dimasa mendatang"
🍁🍁🍁
"Apa?" Ucap Luthfi terkejut menjawab panggilan itu.
"Baik-baik. Saya akan segera kesana" Ucap Luthfi menutup teleponnya.
Indra bingung melihat Luthfi yang kaget seperti itu.
"Dra, siapkan Helikopter sekarang juga untuk ke Kalimantan. Urus juga Villa dikalimantan. Takutnya belum dibereskan. Hubungi penjaga Villa nya. Segera dra" perintah Luthfi.
"Ada apa fi?" tanya Indra khawatir.
"Mesin utama tambang rusak
.Dan aktivitas tambang akan lumpuh kalau tidak segera diatasi. Ane akan langsung cek pertambangan di Kalimantan" Ucap Luthfi dengan jelas."Apa perlu ada pengawalan?" Tanya Indra.
"Nanti aja di Kalimantan pengawalannya. Seperti biasa, Helikopter langsung jemput dibelakang rumah" Jelas Luthfi dan segera berlalu pergi.
🍁🍁🍁
Senang. Itulah kata yang menggambarkan perasaan Ara sekarang. Melihat Ais tertawa, adalah salah satu kesenangan berharga untuk Ara.
📞📞📞
Tiba-tiba Handphone Ara berdering.
"Assalamualaikum, mas" Jawab Ara pada lelaki disebrang sana.
"Kenapa mas?"
"Baik mas, Ara tutup. Assalamu'alaikum" Ucap Ara memutus sambungan teleponnya.
"Sayang, udahan ya mainnya. Kita beresin baju. Kita diajak ke Kalimantan sama papah" Pinta Ara dan segera membereskan mainan Ais.
"Acikk.. Kita mau libuyan" Ucap Ais.
Ara dibantu oleh anak berusia 4 tahun membereskan pakaian dan memasukkan pada koper.
"Untung baju Ais belum mamah keluarkan dari koper. Jadi, kita gak banyak membereskan bajunya" ucap Ara yang telah selesai mempacking baju Ara dan Luthfi.
"Kita emangnya mau kemana mah?" Tanya Ais senang.
"Kalimantan jauh gak mah?" Tanya Ais lagi."Jauh sayang, mungkin kalau dari sini sekitar dua jam tiga puluh menit" Jawab Ara.
Tiba-Tiba suara gemuruh. Yang membuat semua pepohonan disekeliling rumah bergoyang hebat.
Ais yang takut akan hal itu segera memeluk Ara. Ara segera menggendong Ais dan membawa Ais ke belakang rumah, yang sepertinya sumber suara dari sana.
Betapa terkejutnya Ara, melihat sebuah helikopter mendarat dengan sangat lancar dihalaman luas belakang rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta
EspiritualZahra al-Husna tak tau apa-apa. Dia membenci orang itu, memang kisah hijrah ini tak seindah Zulaika tapi berkat orang itu ia mencintai agamanya. Luthfi Okta Al-fattah seorang lelaki yang mengubah nasib seorang wanita. Tak pernah terbayang olehn...