"Kita kemana lagi nih besok?", tanya Anggie
"Ya...kita kesini lagi dong, ya nggak Ri..", ucap Annie.
Annie mabuk mabukan lagi. Annie dan ketiga sahabatnya pergi ke klub malam menikmati musik dan minuman minuman beralkohol disana. Mereka tidak memikirkan orang tua mereka pasti sangat menghawatirkan mereka. Bagaimana tidak? sepulang sekolah mereka tidak langsung pulang kerumah. Mereka juga tidak menelpon untuk memberitahu orang tua mereka. Sepulang sekolah mereka keluyuran entah kemana dan malamnya pergi ketempat itu.
"Udah jam berapa nih? pulang yok...", tanya Amanda.
"Jam 10 malam.", jawab Anggie.
"Bentar lagi dong, santai.. seru banget ini", kata Sari
***
Di tempat lain, papa Annie sangat menghawatirkannya. Papanya mondar mandir sambil berusaha menelpon putrinya itu.
"Aduhh Efi... kemana lagi sih kamu??, kamu jadi sering sekali pulang malam, gak ngangkat telpon lagi aghh", ucap papa Annie. Ia sangat cemas sampai mengacak acak rambutnya.
"Gimana pa? udah ada kabar dari Efi?", tanya mama Annie
"Belum, dia gak ngangkat telponnya.", ucap papa Annie, sambil terus berusaha menelpon putrinya.
"Aduuh Efi dimana sih???...", tanya mama Annie cemas.
"Jangan jangan... aghhh.", Papa Annie mengacak acak rambutnya.
"Kenapa pa??", tanya mama Annie.
"Dia mungkin ke klub malam lagi. Bentar bentar..., papa mau cari dia disitu,siapa tau ada.", ucap papa Annie.
Ia segera mengambil kunci mobilnya diatas meja. Mama Annie mengantar papa Annie sampai di pintu, tiba tiba hp papa Annie berbunyi. Ia buru buru mengambil hp di sakunya, berharap itu dari Annie. Ternyata itu dari Pak Daniel. Kliennya di perusahaan yang ada di Inggris. Setelah selesai menelpon..
"Aduh.. papa harus pergi ke Inggris malam ini ma.., ada masalah di perusahaan papa di sana. Papa harus cepat cepat memesan tiket dan mengambil berkas berkas di kantor papa untuk papa bawa ke Inggris."
"Terus Efi bagaimana?", tanya mama Annie semakin cemas.
"Ohh iya.. papa hampir lupa. Tenang aja ma,mama dirumah aja. Papa akan menelpon temannya Efi, untuk mengantarkannya pulang nanti. Mama tenang aja ya.. Efi pasti pulang.", ucap Papa Annie menenangkan istrinya itu.
***
Di perjalanan menuju kantor, papa Annie mencari cari nomor Rio, berharap Rio mau membantunya.
"Malam nak Rio.. maaf mengganggu kamu malam malam begini. Saya sangat butuh bantuan kamu, saya mohon..", papa Annie memohon.
"Iya pak ada apa? ", tanya Rio dari seberang sana.
"Begini nak, saya sangat cemas dengan Efi.. dia belum pulang dari tadi. Dia juga tidak menelpon saya dan tidak mengangkat telpon saya, saya takut dia kenapa napa. Tadi saya ingin menjemputnya, saya curiga dia ada di tempat klub malam. Tapi klien saya tiba tiba nelpon untuk menyuruh saya cepat cepat ke Inggris sekarang, ada masalah penting, sekarang saya tidak bisa menjemputnya, nak Rio boleh nolong saya kan?", ucap Papa Annie panjang lebar.
" Efi? maksudnya A.. Annie ? yaudah bapak kirimin alamatnya ke saya biar saya kesana.", ucap Rio
"Iya, terima kasih banyak ya nak Rio,saya sangat berterima kasih", ucap papa Annie.
***
Sudah jam 11 malam, Annie belum juga pulang. Ia dan teman temannya masih asik dengan dunianya.
"Wuhhh... Ji.. lu lemas amat, ga kayak Sari semangat jogetnya. Musiknya enak banget..", ucap Amanda kepada Anggie. Kata katanya hampir tidak terdengar karna musik yang terlalu kuat.
"Lu aja, gue udah ga tahan.. gue duduk aja disini, daritadi gue udah mau jatoh", jawab Anggie sambil meminum minumannya. Entah sudah berapa gelas minuman itu masuk ke perutnya. Ia sangat mabuk, sampai susah untuk berdiri.
"Yahh.. lu mah cemen, masa minum segitu aja nyerah", ucap Sari
Annie sedari tadi bodo amat dengan perbincangan ketiga sahabatnya. Ia masih terus menengguk minuman di tangannya, sambil terus menari mengikuti alunan musik di tempat itu. Ia sudah sangat mabuk, pikirannya sudah melayang layang. Tetapi tiba tiba ada yang memegang tangannya dan hendak menariknya, orang itu adalah Rio. Annie pun berbalik. Menatap orang itu dari bawah sampai atas.
"Wuihh ada cogan nih... mau minum juga ya.. nih.. ambil punya gue, masih banyak", ucap Annie sambil menyodorkan botol minuman alkohol ditangannya. Rio mengambil botol itu dengan kasar dan memegangnya erat.
"Pulang!", kata Rio sambil menarik tangan Annie.
"Hah...pulang? tunggu tunggu.. woiii Sari, Manda, Anggie, sini sini", ia memanggil sahabatnya. Dan sahabatnya itu langsung datang.
"Wahh dapat cogan darimana nih malam malam gini, haha", ucap Sari. sambil mencolek lengan Rio seraya ingin menggodanya.
"Ihh sana sana.. inikan milik gue. Enak aja lu nyolek nyolek.", ucap Amanda lagi sambil menggandeng lengan Rio.
Mereka berempat kehilangan kesadaran. Rio merasa jijik dengan kelakuan mereka. Rio langsung menepis tangan Amanda, lalu menarik tangan Annie dan membawanya keluar. Saat sudah diluar Rio melemparkan botol minuman yang tadi digengamnya.
"Ihh apa apaan sih.. kenapa lu narik narik gue ? Sakit tau.. ihhh lepasin", ucap Annie dan berusaha menepis tangan Rio. Tapi tangan Rio terlalu kuat mencengkram tangan Annie. Annie yang dalam kondisi mabuk seperti itu, sesekali tidak bisa menjaga keseimbangannya. Ia hampir terjatuh.
"Udah, ayok kita pulang.", ucap Rio, sambil menarik tangan Annie lagi.
"Aduhh pulang kemana sih?? lu mau bawa gue ke rumah lu ya? kita mau ngapain disana?", tanya Annie ngaco, dan menunjuk kearah Rio, sambil tersenyum genit, dan membuat langkah mereka harus terhenti lagi.
"What? Sadar woii, mama lu cemas dirumah. Lu malah asik asikan di tempat ini. Dasar anak ga tau diri, cewek ga bener", ucap Rio.
Ucapan Rio sangat menusuk hati Annie. Annie kemudian menundukkan kepalanya. Tak lama Rio mendengar suara sesegukan.
"Lu.. lu kenapa lagi? lu nangis?", tanya Rio. Rio jadi merasa bersalah atas ucapannya.
"U.. udah jangan nangis lagi, ayo gue antar pulang, mama lu dirumah lagi nyariin lu.", ucap Rio lembut. Berusaha agar Annie tidak menangis lagi. Annie mengangguk dan berhenti menangis. Di dalam mobil, Rio fokus mengemudikan mobilnya.
" Ja.. jangan apa apain Efi... Efi mohonn. Pa.. papa dimana... tolongin Efi.. Efi takutt ", terdengar suara Annie memohon.
Kening Rio berkerut, Ia melihat ke arah Annie yang duduk disampingnya.
"Ngigo?", ucapnya heran. Ia melihat Annie tidur sambil menangis.
" Efi takutt.. tolongin Efi...", ucap Annie sambil terus menangis. Rio meliriknya lagi, Ia merasa kasihan dengan Annie, namun ia tidak tau harus melakukan apa, ia memilih mendiamkannya saja. Berharap Annie berhenti mengigau sambil menangis seperti itu. setelah 20 menit perjalanan dari tempat tadi, sekarang mereka sudah berada di depan rumah Annie. Rio hendak membangunkan Annie, namun ia tidak tega. Akhirnya dia menggendong Annie masuk kerumahnya.
***
"Terima kasih ya nak.. kamu udah mau ngantar Efi pulang. Tante sangat berterima kasih sama kamu, maaf ya kami jadi merepotkan kamu.", Ucap mama Annie. Mama Annie mengantarkan Rio sampai ke depan rumah.
"Iya tante gapapa kok. Yaudah tante, udah malam, saya pamit pulang ya tante", ucap Rio sopan
"Iya iya nak, hati hati ya.. sekali lagi makasih banyak.", ucap Mama Annie lagi. Rio pun tersenyum tipis. Lalu masuk kedalam mobil dan menjalankan mobilnya menuju ke rumahnya.
"Takut kenapa? kok bisa sampe nangis segitunya sih..", gumam Rio dalam hati. Sepanjang perjalanan menuju rumahnya Ia terus memikirkan kata kata Annie tadi, ia merasa kasihan dengan Annie.
"Tapi.. ngapain juga gue mikirin dia, Rio fokus dong, bisa bisa lu celaka karna mikirin tu cewek", gumamnya pelan di dalam mobil dan berusaha fokus mengemudikan mobilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
WILL ?
Teen FictionIni adalah kisah tentang seorang gadis cantik dan pintar yang tidak pernah lagi menyukai seorang laki laki semenjak tragedi yang menimpanya dimasa lampau dan membuat sifatnya yang lemah lembut berubah menjadi kasar. Meskipun begitu, ia tidak pernah...