6. Macan Betina

20 9 8
                                    

Hai  teman teman semua. Aku cuma pengen kalian baca cerita aku. Lalu kalian bisa ngasih kritik atau saran tentang cara penulisan aku yang belum baik, dengan begitu aku bisa tau dimana letak kekurangan aku dan bisa memperbaikinya. Kalau kalian suka dengan cerita aku, kalian bisa ngasih vote sama karya aku. Terima kasih banyak :).
______________________________

Rio merebahkan tubuhnya di sofa lama yang ia bawa dari gudang kecil di rooftop sekolah dan meletakkannya di tempat yang pas untuk memandangi keindahan kota dari tempat itu. Belum lama ia merebahkan tubuhnya, ponselnya berdering. Ia melihatnya ternyata ada pesan masuk dari Pak Hernawan. Setelah ia baca, dia menarik nafasnya pelan dan membuangnya. Pak Hernawan memintanya melakukan sesuatu, dan Rio tidak tega untuk menolak.

Bel masuk istirahat pun berbunyi. Ia cepat cepat turun ke bawah menuju kelasnya. Selama di kelas, ia selalu memperhatikan apa yang diterangkan guru padanya. Tak seperti Annie, walau guru sudah sering menegurnya karna tidak memperhatikan pelajaran, ia tetap saja tak peduli. Orang bahkan sampai heran kenapa Annie selalu mendapat peringkat pertama paralel di sekolah, pake ilmu gaib kali ya?? atau karna papanya adalah ketua yayasan? mereka tak tau pastinya.

Bel istirahat kedua berbunyi. Rio pergi menuju kantin untuk menemui seseorang, siapa lagi kalau bukan Annie. Orang yang selalu membuat hidupnya terganggu. Di kantin ia tidak melihat ada Annie disana, ia memutuskan untuk pergi ke kelas Annie.

"Annie...", panggil Rio.

Ia melihat Annie berjalan menuju kantin, sambil sibuk membaca novel. Ia menoleh ke arah orang yang memanggilnya dan sekaligus orang yang sudah mengganggu keseriusannya dalam membaca, ia ingin sekali membentak orang itu.

Namun, Ia malah memasang wajah ketakutan setelah ia tahu siapa yang memanggilnya. Ia langsung berputar 180 derajat dan berjalan cepat, sambil tetap memasang wajah khawatirnya. Rio yang melihatnya sangat heran. Biasanya bila ia memanggil atau muncul tiba tiba di hadapan Annie, Annie akan marah padanya, tetapi kali ini berbeda. 

"Dia kenapa?", gumam Rio pelan.

Ia cepat cepat mengejar Annie.

"WOII, BERHENTI!!", teriak Rio. Seketika semua orang meliriknya.

Mereka heran tumben tumbenan Rio mengeluarkan suaranya yang mahal itu. Annie yang mendengar dan sekaligus merasa bahwa teriakan itu untuknya pun berhenti. Ia tetap saja memasang wajah khawatirnya. Tak lama Rio menepuk pundak Annie pelan. Annie sedikit kaget, tetapi tentu saja ia tau siapa yang menepuk pundaknya itu.

"Lu kenapa lari?", tanya Rio dengan wajahnya yang tetap flat.

Annie berbalik pelan. Rio melihat wajah Annie yang tampak sedikit pucat dan ketakutan.

"Kenapa pucat?", tanya Rio lagi,tanpa mengubah ekspresi wajahnya.

Tiba tiba Annie pingsan, tapi untung saja Rio langsung cepat cepat menopangnya. Ia langsung membawa gadis itu ke UKS.

"Dia kenapa dok?", tanya Rio, yang tetap memasang wajah dinginnya.

"Dia tidak apa apa. Dia hanya sedikit syok saja. Sebentar lagi dia pasti bangun.", ucap dokter tersebut.

Rio mengangguk mengerti. Ia menunggu sampai Annie sadar sambil bermain ponselnya. Saat Annie sadar, ia langsung menoleh ke kanan kiri, mencari tau dia dimana sekarang dan melihat siapa saja yang ada di ruangan itu. Ia sedikit terkejut melihat Rio yang duduk agak jauh dari tempatnya berbaring. Ia teringat lagi akan sesuatu dan membuatnya kembali takut dengan Rio.

WILL ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang