8. Rio Charlie Mathew Nathanael

9 2 0
                                    

Sepulang sekolah Rio pergi ke kelas Annie, untuk menjemputnya.

"Ca..", panggil Sari

"Hmm", jawab Annie

"Itu si pengawas datang", ucap Sari lagi.

"Oh", jawab Annie.

"Cepetan..", ucap Rio yang berada di depan pintu.

Annie langsung cepat cepat membereskan bukunya yang ada di atas meja. Ia lalu berjalan keluar dari kelasnya, melambaikan tangannya kepada ketiga sahabatnya dan berbalik meninggalkan sahabatnya disitu. Rio berjalan sedikit jauh di depan Annie. Sedangkan Annie berjalan santai sambil melihat Rio dari belakang. Matanya tak henti melihat Rio, dan pikirannya dipenuhi dengan kejadian yang ada dikelas Rio tadi. Ia sebenarnya masih takut saat melihat Rio, ingatan yang dulu selalu muncul saat Annie dekat dengan Rio, namun tadi, entah mengapa ia bisa melawan rasa takutnya itu. Di mobil, Rio terus saja fokus ke mobilnya, sedangkan Annie tenggelam dalam pikirannya. Rio menoleh ke arah Annie, Annie terlihat sedang melamun.

"Kenapa?", tanya Rio.

Namun Rio langsung menoleh ke depan. Sedangkan Annie perlahan menoleh ke arah Rio. Annie melihat wajah Rio yang begitu datar.

"Kenapa apanya?", tanya Annie lagi.

"Kenapa tadi lu meluk gue?", tanya Rio

"Ya tadi mantan gue minta balikan, tapi gue ga tau mau nolak gimana. Jadi gue meluk lu, biar dia ngira gue pacaran sama lu, dan dia ga ngejar ngejar gue lagi."

"Lu pikir gue ini apa, bisa lu peluk semau lu?", ucap Rio dingin.

Annie menatap Rio, ia melihat wajah Rio sangat dingin sama seperti ucapannya tadi. Rio membuat Annie kembali takut.

"Ga gitu maksudnya. Gue cum..", ucapan Annie terpotong oleh Rio.

"Kalau lu mau nolak dia tinggal bilang aja. Gue ga suka di ikut ikutin dalam masalah kalian berdua."

"Ma.. maaf.", Annie tertunduk. Baru kali itu Annie merasa bersalah dengan perbuatannya.

Sepanjang perjalanan Annie hanya tertunduk. Ia merasa bersalah dan takut melihat Rio. Sesampainya di depan rumah, ia langsung turun dari mobil dan masuk ke rumah tanpa mengucapkan sepatah katapun. Begitu juga dengan Rio. Rio langsung menjalankan mobilnya menuju rumahnya.

***

Seminggu kemudian, papa Annie pulang dari Inggris.

"Papa pulang...", ucapnya saat sampai di ruang tengah.

"Oh papa udah pulang", ucap Annie yang sedang tiduran di sofa sambil menonton tv. Ia tidak terlalu peduli kalau papanya pulang.

"Putri papa jahat banget ya, masa papanya pulang ga di sambut. Padahal papa udah cape cape bawa oleh oleh dari Inggris.", ucap Papa Annie dengan nada bersedih.

"Palingan juga oleh olehnya pakaian. Lemari pakaian gue udah ada 2 pa.. itupun ga muat lagi kalau di tambah dengan yang baru.", ucap Annie

"Hehe, emang papa bawa pakaian, bukannya cewek suka beli pakaian ya?", ucap papa Annie.

"Ya gue ga suka pa.", ucap Annie lagi.

"Papa cuma beli 1 pasang kok. Papa ingat kalau kamu lebih suka ngemil kan? jadi papa bawa oleh oleh makanan buat kamu." ucap papanya.

"Seriusan pa?", ucap Annie, ia langsung berdiri dan melihat papanya memegang 2 kantong plastik besar yang berisi cemilan semua. Annie mengambil 2 kantong tersebut, lalu memeluk papanya.

"Makasih pa", ucapnya senang dan langsung ke kamarnya yang ada di lantai atas untuk memasukkan semua cemilannya ke kamarnya itu.

"Jangan sampai dihabiskan dalam sehari ya.., perut kamu nanti meledak", teriak papa Annie sambil tertawa.

WILL ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang