Annie masuk ke dalam kamar, lalu menutup pintu kamarnya. Ia melemparkan tasnya asal. Ia kesal dengan papanya. Bisa bisanya papanya menyuruh orang lain untuk mengawasinya, itupun ia tidak mengenalnya sama sekali. Selama sekolah ia tidak pernah melihat anak itu. Bagaimana bisa dia bebas bermain dengan sahabatnya lagi bila terus diawasi. Dia pasti tidak bisa manjat pagar lagi, seperti yang sering ia dan temannya lakukan saat kabur dari sekolah.
"Kok jadi gini sih?. Bagaimana kalau gue sogok dia aja? apa dia mau? dia pasti nolak. Apa perlu pake cara kekerasan? pasti tidak mempan, papa sangat percaya padanya. Dia pasti ngadu, dan gue pasti dihukum.", gumam Annie dalam hati.
Sebenarnya ia tidak pernah takut dihukum, namun bila sampai papanya ga ngasih uang jajan sebagai hukuman, ia tak akan tahan.
***
Setelah selesai mandi dan menyisir rambut panjangnya yang indah, dia melirik jam tangannya,
"Jam 3 sore ya, film kesukaan gue mulai 1jam lagi. Masih lama, gue sekarang harus ngapain ya? turun kebawah aja lah, siapa tau ada mama, dari pulang tadi gue belum lihat mama. Setidaknya gue bisa bicara ke mama, siapa tau mama mau bujuk papa buat gak nyuruh orang ngawasin gue.", gumam Annie dalam hati.
Annie turun kebawah, mutar mutar ga jelas, ke ruang tamu, ke dapur, ke taman belakang, ke ruang keluarga, ke teras rumah, namun Annie tidak menemukan orang yang dicarinya.
"Bi..", teriak Annie
"A.. ada apa non?", tanya Bi Lina
"Bibi Lihat mama gak? papa belum pulang? kok sepi kayak kuburan?", tanya Annie
"Nyonya Pergi ke luar kota dari pagi tadi non, nanti malam baru pulang, sedangkan tuan belum pulang, tadi tuan nelpon kalo tuan bakal pulang telat non, soalnya katanya ada banyak urusan.", jawab Bi Lina.
"Oh gitu bi, yaudahlah", kata Annie.
Lalu ia pergi ke dapur. Dia membuka kulkas dan melihat ada makanan kesukaannya. Dia mengambil roti dan selai oles rasa sarikaya, lalu dia pergi ke ruang keluarga dan menghidupkan televisi. Ia mengganti ganti chanel tv tapi filmnya belum mulai. Filmnya mulai cukup lama lagi, sedangkan rotinya sudah habis, karna bosan menunggu ia sampai tertidur di sofa depan tv.
***
"Fi.. Efi.. makan yuk sayang", ajak seorang wanita sambil memukul pukul pelan lengan Annie.
Annie membuka matanya, dan mengusap ngusap matanya itu.
"Apa sih ma?", tanyanya pada wanita yang membangunkannya itu. Dia adalah mamanya Annie.
"Makan sayang, ayuk.. mama udah siapin makan malam, papa udah nunggu tuh, cepat ya, kami tunggu"
"Iya mah..", kata Annie.
Annie duduk didepan papa dan mamanya. Ia makan sambil memikirkan sesuatu, ia takut mengatakannya. Namun itu harus.
"Efi.. kenapa makannya gak konsen?mikirin apa?", tanya mamanya Annie
"E.. gi.. gini ma, tadi disekolah papa nyuruh murid cowok untuk ngawasin gue, gue jadi ga bisa bebas main sama teman teman dong mah, papa jahat banget", keluh Annie memberanikan diri.
"Ya bagus dong Fi, papa nyuruh dia supaya kamu jadi ada yang jagain", ucap mamanya Annie. Annie melongo, ia tak percaya ucapan mamanya itu.
"Ih mama kok malah bela papa sih", ucap Annie kesal.
Setelah selesai makan, dia langsung pergi ke kamar. Di kamar ia sibuk memikirkan hari harinya yang akan rusak oleh suruhan papanya itu. Ia sampai tertidur hanya karna memikirkan hal itu.
***
Seperti biasa Annie dan temannya tidak masuk kelas lagi, mereka pergi ke rooftop sekolah untuk menikmati pemandangan yang indah dari atas. Tak ada yang tau mereka disitu, bahkan tak ada yang tau tempat itu selain Annie, ketiga sahabatnya dan Papanya Annie, si pemilik Yayasan. Tetapi tiba tiba ada orang yang bertanya, dan itu bukan suara ketiga sahabatnya, suara itu adalah suara seorang cowok.
"Kenapa disini?", tanya cowok itu.
Annie dan ketiga sahabatnya menoleh kebelakang, dan terkejut.
"Lu siapa?", tanya Sari.
Namun pertanyaan itu tidak dijawab oleh sang cowok. Si cowok malah berjalan mendekati Annie, dan menarik tangan Annie.
"Ehh lu ngapain sih,datang datang narik Annie ", kata Amanda, sambil melepaskan tangan si cowok itu dari tangan Annie.
"Iya, lu juga darimana tau tempat ini? Lu ngikutin kita ya? bener bener lu", sahut Anggie lagi.
Tapi si cowok tidak mengubris mereka dan menarik tangan Annie, tapi kali ini Annie menepis tangan cowok itu dengan kasar.
"Lu ngapain sih narik narik tangan gue? darimana lu tau tempat ini?", tanya Annie
"Lu harus masuk kelas. Papa lu yang ngasih tau.", ucap cowok itu.
Cowok yang disuruh oleh papanya Annie untuk mengawasinya yang tidak lain adalah Rio. Ia lalu menarik Annie turun, sedangkan ketiga sahabatnya hanya bisa melihat mereka. Bila berurusan dengan ketua yayasan, mereka tak akan berani ikut campur. Tetapi Annie lagi lagi menepis tangannya.
"Gue gak mau, dan gak akan mau, lu pikir gue takut sama lu, gue gak akan mau ikut lu, lu mendingan pergi aja, lu juga bolos kan? makanya datang kesini dengan alasan mau nyuruh gue ke kelas, udah deh ga usah modus buat bolos, lu itu sama aja", ucap Annie kepada Rio.
Rio akhirnya turun kebawah sendiri tanpa mengucapkan sepatah katapun, Dia tetap saja memasang wajah flatnya itu. Membuat bingung Annie dan ketiga sahabatnya.
"Kok dia tiba tiba datang,terus pergi gitu aja sih? ngambek kali ya..", ucap Sari
"Itu siapa Ca?", tanya Amanda
"Suruhan papa gue buat ngawasin kelakuan gue."
"Oh gitu, kita ga ikut ikutan sama masalah lu dengan dia ya Ca", ucap Anggie
"Hmm, yaudah, gue malas disini, kantin yok, tadi gue lihat kantin udah buka.", ucap Annie
***
"Gue ga nyangka papa lu sampe segitunya", ucap Sari
"Hmm", jawab Annie
"Iya, yang disuruh itu juga kayaknya anak baru, soalnya gue ga pernah lihat itu anak.", ucap Anggie lagi
"Baru 2 bulan disini", ucap Annie.
Tak terasa 30 menit mereka di kantin dan bel istirahat berbunyi. Rio ke kantin, dan Annie melihatnya. Annie berusaha sembunyi dari Rio, Annie menutup wajah cantiknya menggunakan koran diatas meja. Koran yang biasa dibeli ibu kantin untuk dibaca saat bosan. Annie terkejut, koran yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya itu ditarik.
"Mau sembunyi?", tanya Rio. Dia yang menarik koran itu.
"Buset dah ni kadal tau aja.", gumam Annie dalam hati. Ia terkejut karna Rio tau itu dirinya. Anggie dan kedua sahabatnya yang lainpun ikut terkejut. Air yang ada dimulut Sari pun tersembur. Sedari tadi 3 sahabat Annie memang tak tau akan kehadiran Rio.
"Ehh enggak kok, gue cuma mau baca koran doang, kan gue suka baca koran, ya cuma mungkin nutupin wajah gue.", jawabnya berbohong
"Lu gak suka baca koran kan?", tanya Rio, sambil memicingkan senyumnya.
"Da.. darimana lu tau? dari papa gue ya?", tanya Annie.
Ia terkejut, bagaimana kadal di depannya ini tau kalau dia tak suka baca koran. Sedangkan belum saling kenal. Namanya saja Annie belum tau. Rio pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Annie. Ia tidak jadi membeli sesuatu di kantin, dia malah pergi keluar kantin dan menghilang begitu saja dari pengelihatan Annie.
"Kok dia pergi keluar kantin sih? bukannya dia ke kantin mau beli sesuatu. Atau jangan jangan dia cuma mau mantau gue? tapi darimana dia tau kalau gue ada disini?", guman Annie dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILL ?
Roman pour AdolescentsIni adalah kisah tentang seorang gadis cantik dan pintar yang tidak pernah lagi menyukai seorang laki laki semenjak tragedi yang menimpanya dimasa lampau dan membuat sifatnya yang lemah lembut berubah menjadi kasar. Meskipun begitu, ia tidak pernah...