AT THE WRONG TIME
Diantara mereka datang terlalu cepat. Dan satunya lagi datang disaat sudah lewat perasaanku, ia terlambat -Adara✍
❣❣
"Gue sayang sama Lo, gue cinta sama Lo. Sejak awal kita ketemu Lo udah narik perhatian gue. Dari sekian banyak perempuan diluar sana, satu-satunya cewe yang bisa buat gue jatuh cinta itu cuma elo, Ra."
"F-Fa?" Dara menatap lelaki itu tak percaya. Apa yang gadis itu takutkan benar-benar terjadi. Alfa menyukainya. Bukan. Lelaki itu mencintainya.
"G-gue, eh.. maksudnya----elo nembak gue?" Tanya Dara dengan polosnya.
Perkataan bodoh yang gadis itu lontarkan tak lantas membuat Alfa menertawainya. Lelaki itu tersenyum, sangat tulus. Dara dapat melihat ketulusan itu.
"Menurut Lo?" Tanya Alfa sedikit mencondongkan wajahnya.
Dara tersenyum kikuk. Ia benar-benar bingung harus menjawab apa. Ia tak mengenali benar perasaannya pada lelaki itu. Namun tak dapat dipungkiri, Dara merasa nyaman di dekatnya.
Dara menarik tangannya perlahan lalu tersenyum tipis, membuat senyum Alfa perlahan memudar. "A-aku nggak bisa, Fa." Perkataan Dara ibarat pecahan kaca yang menyayat langsung hati lelaki itu. Alfa merasa ia tak lagi punya kekuatan. Begitu banyak keyakinan dalam dirinya bahwa Dara juga memiliki perasaan yang sama hingga ia berani mengungkapkan perasaannya dengan harapan gadis itu akan membalas. Namun ternyata semua tak sesuai ekspektasi.
Dara menolaknya.
Mata cokelat lelaki itu menatap Dara sendu. "Kenapa?" Lirihnya. Beruntung mereka sedang berada dalam tempat yang sepi, bahkan sangat tenang sehingga suara Alfa yang begitu pelan masih dapat ditangkap oleh telinga Dara.
Dara mengubah posisinya menyamping dari tubuh Alfa. Ia memegang tali jembatan dan menatap lurus ke depan.
"Gue nggak tau pasti soal perasaan gue ke elo, Fa. Gue nggak ngerti sama sekali. Gue nggak tau apa itu cinta. Yang gue tau, gue ngerasa nyaman setiap kali berada di deket Lo." Ucap Dara perlahan berhasil membalut luka di hati Alfa, walau sedikit.
Lelaki itu perlahan mendekat, dengan mengumpulkan keberanian dalam dirinya ia meletakkan tangan kirinya di tangan kiri Dara. Ibu jarinya bergerak mengelus punggung tangan gadis itu. Kepalanya ia letakkan dipundak Dara. Untuk sedetik gadis itu sedikit tersentak dan pada waktu berikutnya ia hanya bisa merasakan kenyamanan yang mengalir pada saraf-saraf di tubuhnya. Hanya sentuhan kecil namun punya efek luar biasa.
"Itu artinya Lo cinta sama gue, Ra. Lo punya perasaan yang sama kaya gue."
Dara menolehkan kepalanya sedikit, membuat wajah mereka semakin dekat. Jantungnya berdebar keras. Gadis itu dapat melihat dari ekor matanya, Alfa menutup matanya seperti sedang merasakan sebuah kenyamanan. Sama seperti yang Dara rasakan tadi.
"T-tapi, gue belum bisa, Fa." Ucap Dara melepaskan balutan di hati yang tersayat itu. Alfa membuka matanya. Ia mengangkat kepalanya dari bahu gadis itu. Entah karena takut kehilangan, Dara malah membalikkan tangannya dan beralih menggenggam tangan Alfa yang baru terangkat setengah senti saja.
"Maaf," Lirih Dara. "Please, bukan berarti Lo harus jauhin gue karena ini, kan?" Dara menolehkan kepalanya sedikit. Ia masih menunggu jawaban dari lelaki itu. Ada rasa khawatir tentang kehilangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendung Jangan Pergi
Teen FictionMendung tak selamanya mendatangkan hujan. Tak selamanya menghadirkan gemuruh yang menggelegar memekakkan. Ia juga tak selamanya terlihat buruk dengan kabut hitam yang menutupinya. Yang perlu kamu tahu, mendung yang selama ini menghantuimu adalah men...