Hari ini, hari ke 3 untuk kebersamaanku bersama Arvin. Masih ada 4 hari lagi aku latihan basket dengan dia.
"Pagi mommy." Sapaku di iringi kecupan hangat dari mamahku.
"Pagi sayang. Berangkat sama cowok yang kasep itu gak?" Ledek mamah.
"Siapa mah?" Tanyaku singkat.
"Arvin itu loh." Ledek mamah lagi.
"Apaan sih mah. Cuma teman mah." Jawabku sewot.
"Kalau teman, kenapa sewot gitu. Lebih dari teman juga gak papa kok. Mamah suka kamu sama dia. Anaknya sopan, baik, kasep pisan." Ujar mamah.
Aku hanya tersenyum getir mendengar ucapan mamah. Mamah gak tau kalau anak ceweknya ini lagi naksir sama seseorang dan bertepuk sebelah tangan.
Aku melahap nasi goreng buatan Bik Ijah yang ada di hadapanku dengan segelas susu di dekatnya.
Tin... tin... tin...
Suara mobil di depan rumah terdengar.
"Siapa itu Vel. Suruh masuk, ikut sarapan bareng kita." Ujar mamah.
Aku berjalan menuju pintu rumah untuk menemui seseorang disana.
"Arvin?" Ujarku.
Arvin memasang wajah tersenyum dan turun dari mobilnya. Kini Arvin sudah ada di depan pintu rumahku.
"Masuk. Suruh mamah sarapan ikut sarapan." Kataku.
Aku dan Arvin menuju meja makan dan kita makan bersama.
"Benar-benar kasep nih nak Arvin. Gak salah Vely milih cowok." Ujar mamah.
"Bisa aja si tante ini." Jawab Arvin dengan tertawa kecil.
"Apa sih mah. Kita cuma teman." Jawabku jealousy.
"Sering-sering main nak Arvin." Ujar mamah lagi.
Arvin hanya memasang wajah tersipu malu ketika mamah mengucap kalimat itu.
***
Sepanjang jalan aku mencuri pandang ke Arvin, dia tampak tersenyum kecil. Raut wajah terlihat seperti orang yang sedang bahagia.
"Kayaknya aku bakal sering main ke rumah nih." Ujar Arvin seketika yang membuyarkan lamunanku.
"Ngapain?" Tanyaku sekenanya.
"Ketemu calon mertua dong." Ledeknya di ikuti tertawa kecil.
Aku hanya tertawa dan memukul pundak Arvin dengan pelan.
Kali ini radii mobil memutar lagu cukup buat aku baper.
Zona nyaman
Pagi ke pagi
ku terjebak di dalam ambisi
seperti orang - orang berdasi
yang gila materi rasa bosan
membukakan jalan mencari peran
keluarlah dari zona nyaman"Zona nyaman kayak kita ya?" Tanya Arvin memecah suasana.
"Maksud kamu?" Tanyaku.
"Enggak papa, abaikan aja." Ujarnya.
Aku terdiam lagi. Tak peduli apa yang sudah di katakan Arvin.
"Jangan lupa hari ini! Aku gak mau nunggu berjam-jam lagi." Gertak Arvin.
"Siap! Maafin aku." Jawabku.
Aku meninggalkan Arvin dengan senyuman manis tanpa arti. Aku berjalan melewati koridor dan mataku menjelajahi sekitar.
Untuk pertama Kalinya aku tak merasakan begitu sakit ketika aku lihat Mike sedang menggenggam erat tangan Dhea di taman.
"Mengapa dia menatapmu seperti itu beb?" Tanya Dhea pada Mike dengan raut wajah sinis.
"Mana aku tau beb." Ujar Mike santai.
"Aku gak suka sama dia, pokoknya kamu gak boleh dekat-dekat dengan dia!" Ujar Dhea yang tampak kesal.
***
"Dah puas pacarannya sama ratu centil?" Ledek Salma ke Mike yang baru saja masuk kelas saat sudah bel.
"Syirik!" Jawab Mike sekenanya.
"Dasar cowok ganjen." Gumam Salma.
"Apa kamu bilang?" Gertak Mike dengan memukul meja.
Aku hanya terdiam melihatnya yang seolah ingin bertingkah kasar kepada cewek. Aku tak menyukainya seperti itu.
"Vel, kamu ada latihan basket lagi?" Tanya Salma kepadaku.
"Yeaps." Jawabku sekenanya.
"Sama siapa sih?" Tanya Salma yang mulai penasaran.
"Kepo!" Jawabku meledeknya.
Salma mengerutkan bibir mungil dengan sok imutnya.
"Gimana hubungan kamu sama Dhea!" Tanyaku.
"Baik-baik aja. Aku sayang sama dia." Jawab Mike dengan santainya.
"Langgeng ya." Jawabku dengan wajah tersenyum.
Sakit, asli sakit banget buat ngucap kata itu.
"Kamu gak papa?" Tanya Mike.
"Fine." Jawabku singkat.
Mike hanya menatapnya dengan wajah tersenyum manis. Aku hanya meremas rok untuk menahan sakit yang tak dapat kutahan di hati. Ingin rasanya aku berteriak di mukanya.
"Dasar cowok gak peka!" Batinku.
"Kamu tau gak? Hal paling menyakitkan ketika kita menyukai seseorang, tapi dia tak memahami keberadaan kita. Bahkan tidak akan pernah." Ujarku.
"Sakit ya. Itu namanya orang gak peka. Manusia berhati batu." Jawab Mike.
"Iya kamu. Kamu Mike Nugoro!" Batinku yang kesal.
Vote dan comment gaes! Ikuti cerita aku terus ya. Butuh krisar nih.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARI BERSAMANYA
ContoAku ingin terbang setinggi mungkin meski aku tahu sakitnya jatuh berkali-kali. Apa jadinya jika mencintai seseorang yang diidolakan sejak lama tetapi selalu saja cintanya bertepuk sebelah tangan. Tetapi datang seseorang yang membuat nyaman, selalu...