DREAM [6]

87 10 0
                                    


selamat membaca!
jangan lupa vote dan komen:
• • •asnia Angelina

"Gila ga sih lo."

Kata itu keluar dari mulut Alexa ketika tau Sasnia ada di depan rumahnya.

"Ini jam berapa, Sas? Malem banget pulang sana," pinta Alexa.

"Nggak mau."

"Ngotot banget sih," Alexa pasrah. Ia membuka lebih lebar pintu rumahnya untuk membiarkan Sasnia masuk.

Kedatangan Sasnia disambut oleh bunda yang sedang membaca majalah kesehatan di sofa ruang tamu.

"Halo bun," Sasnia menyalami bunda.

"Eh Sasnia, langsung ke kamar Alexa sana udah malem tidur besok sekolah. Bawa baju kan?" tanya bunda.

"Bawa kok bun,"

"Yaudah Alexa sama Nia ke kamar dulu ya,"

Alexa dan Sasnia menuju kamar Alexa yang bernuansa putih hitam.

"So what happen again?"

"Same."

Singkat, padat, dan sangat jelas mewakili keadaan Sasnia sekarang. Papa selingkuh, mamanya sibuk kerja, dan Sasnia anak tunggal.

"Makasih ya lo udah jadi rumah gue selama ini. Tau sendiri-"

"Jangan bilang makasih dan minta maaf. Itu hak lo buat minta bantuan ke temen lo, temen lo punya kewajiban buat bantu lo selama dia bisa bantu lo, dan dia punya hak juga kalo dia ga mau atau ga bisa bantu lo. Oke?"

Sasnia tidak bisa berbicara apa-apa lagi. Dia pendiam dan tidak tau cara berbicara. Ia hanya berbicara pada sahabat-sahabatnya.

Suara pecahan gelas, guci, piring dan barang-barang dirumah selalu menjadi lagunya sehari-hari. Hanya Alexa-lah yang terdekat dengan dia selain Veranda, Tasya, dan Sarah.

"Gue denger lo kemarin jalan sama Rafa," papar Sasnia.

"Jalan? Yang cerita ke lo siapa anjir,"
Alexa terkejut.

"Santai kali, kayak lo gatau mulut bocor si Ve,"

"Anjinglah si Ve. Hoax gaada jalan-jalan. Ketemu di depan toilet gara-gara gue nunggu Ve kelamaan parah."

"Ketemu di toilet banget ni?" goda Sasnia.

"Gue lempar lo dari kamar gue sumpah."

"Ampun bu bos," Sasnia tertawa.

Alexa sangat bersyukur dia bisa ada di samping sahabatnya ketika sahabatnya sedang dalam keadaan tidak baik.

Dia hanya ingin melihat sahabat-sahabatnya tertawa walaupun dunianya tidak bahagia.

• • •

Disinilah aku berada sekarang. Di kamar seseorang yang aku sayangi namun kadang aku iri dengan dia.

Bagaimana tidak. Keluarga yang harmonis dan sempurna, penghasilan sendiri, otak yang pintar, dan sekali lagi saudara yang saling menyayangi.

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang