I'm gonna make you happy
but first,
i'll make you strong
-life-
• • • • •
selamat membaca!
jangan lupa vote dan komen☀️
-♡-
Kepala Alexa mengangguk-angguk menyesuaikan irama lagu yang diputarnya melalui earphonenya. Ia memasuki kantin dengan langkah riang. Lagu Sangria Wine milik Pharell William yang berduet dengan Camila Cabelo mengalun di telinganya.
Namun ketenangannya harus terganggu karena seseorang menarik kabel earphonenya. Alexa bersiap untuk memaki siapa saja yang menarik kabel earphonenya.
Tetapi niat itu diurungkannya melihat siapa yang menariknya. Ia memilih menenggelamkan kepalanya ke lipatan tangan.
"Ck, gausah malu gitu,"
"Apa sih. Pergi sono, gue lagi males diganggu," ucap Alexa dalam lipatan tangannya.
"Siapa yang mau nganggu," Rafa memilih duduk di samping Alexa.
Alexa berdecak sebal.
"Dasar pala batu,"
"Lo tau nggak?" tanya Rafa.
Alexa tetap terdiam tidak menjawab pertanyaan Rafa.
"Kemarin tetep pada nyanyi masa. Padahal kan kita pulang," Rafa tetap melanjutkan walau tau Alexa tidak akan meresponnya.
"Ck, terus apa hubungannya sama gue,"
"Ya gak ada hubungannya sih. Cuma kan berarti mereka gak setia sama ketua dan wakilnya."
Alexa mendongkak menatap Rafa. Matanya melebar tak percaya.
"Apa?" tanya Rafa polos.
Alexa menggeleng pelan, kembali menenggelamkan kepala.
"Masa iya ketuanya nangis sedih, mereka seneng-seneng. Kan itu namanya pelanggaran kesetiaan," Rafa meneruskan ucapannya.
Alexa memukul paha Rafa keras.
"Sakit heh!" protes Rafa.
"Gausah diungkit-ungkit lagi." ucap Alexa tegas.
"Lucu tau,"
"Lucu palalo copot,"
"Pala gue masih nempel ni,"
"Bodo amat,"
Suasana berubah hening. Rafa sudah berhenti merecoki Alexa. Alexa juga malas membuka pembicaraan.
"Eh," ucap mereka bebarengan.
"Gitu aja bareng," cibir Alexa.
"Jodoh kali," ceplos Rafa.
Alexa melotot, kemudian memukul paha Rafa lagi.
"Lo ngefans sama paha gue apa?" ucap Rafa kesal.
"Kalo ngefans dielus. Malah dipukul-pukul." lanjutnya.
"Heh! Modus lo! Ntar ada apa-apa gue ga tanggung jawab ya," balas Alexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM
Teen FictionBagaimana jika mimpi yang absurd menjadi kenyataan atau menjadi bayang bayang masa lalu? Alexandra Felixa Amarilis dengan berbagai mimpi malam hari yang absurd menjalani hari-harinya sebagai anak SMA pada umumnya. Bagaimana dengan Alexander Devin? B...
