PART 36

419 28 3
                                    

Selamat membaca...

Setelah sampai dikelas, Rey memperhatikan Yessi dengan cemburu.

"Pengen banget gw bunuh tuh orang, sayang aja sahabat cewe yang gw suka. Kalo bukan udh gw habisin tuh darahnya." Batin Rey.

Saudara Yessi dan Rey hanya bisa bantu doa kalo kayak gini. Pelajaran di mulai dengan sejarah, matematika. Yessi hanya bosan sambil memainkan pulpennya, tapi saat di tanya guru ia selalu bisa menjawab semuanya. Ia juga duduk di sebelah Sebastian.

Tak lama bel pun berbunyi pertanda waktu istirahat.

"Yes, ke kantin bareng mau ga? Udh lama ga bareng." Tawar Sebastian

"Ehm.. baiklah." Kata Yessi sambil membereskan buku dan menaruhnya di laci meja.

"Tidak bareng dengan saudara lu?." Tanya Sebastian.

"Ga perlu." Kata Yessi yang jalan dan Sebastian mengikuti disampingnya.

Rey yang melihat hanya bisa gigit jari, Raka hanya mengusap punggung Rey.

"Sabar bro, mungkin lagi kangen. Lagian Kirana kan cerita Sebastian sahabat kecil Yessi." Kata Evan.

"Iya, ga ush di pikirin paling-paling cuman deket doank sih." Kata Neith sambil memakan permen karet.

Rey yang mendengar menepis tangan Raka berjalan entah kemana.

"Lu sih, bodoh banget jadi orang." Kata Alberth dengan menjitak keras Neith.

"Paan sih salah mulu gw." Kata Neith kesel.

"EMANG LU SALAH MULU." Kata semua kompak.

Mereka pun berjalan meninggalkan Neith di belakang, Neith yang menyusul setelah di pojokan.

Sesampainya di kantin Yessi dan Sebastian hanya mengobrol biasa, ada yang suka ada yang tidak suka. Ada yang mendukung Yessi dengan Sebastian ada juga yang dengan Rey. (Kalo kalian dukung siapa?😋)

"Yessi bisa bicara sebentar?." Tanya Rey sudah di depan Yessi dan Sebastian.

"Ada perlu apa? Kenapa tidak disini aja?." Tanya Yessi melihat Rey.

"Pembicaraan nya sedikit privasi." Kata Rey berusaha menahan emosi supaya tidak memukul lelaki yang ada di samping Yessi ini.

"Hah, baiklah." Kata Yessi menghela napas dan dengan berat hati mengikuti Rey.

Mereka sampai di taman belakang sekolah, dan Yessi langsung duduk di kursi di bawah pohon besar dan Rey berdiri.

"To the Point aja." Kata Yessi menatap Rey.

"Kamu kenapa selalu sama Sebastian sih?." Kata Rey membuat Yessi menaikkan sebelah alisnya menyentrit bingung.

"Maksudnya?." Tanya Yessi bingung.

"Ya, pertama kamu pindah tempat duduk ke deket dia, kedua kamu pulang atau pergi ga balik ke rumah, ketiga kamu ga pernah ngumpul lagi sama saudara kamu." Kata Rey panjang lebar.

"Memang itu urusan lu? Memang lu itu punya hubungan sama gw?." Kata Yessi semakin bingung.

"Dan satu hal, sejak kapan lu kenal gw sampe sebegitunya? Kayaknya gw ga pernah deket sama lu." Kata Yessi dengan gaya berpikirnya , Rey sedikit terkejut.

"Kamu ga inget? Kita bahkan udh deket sejak masuk pertama sekolah." Jelas Rey.

"Ga." Kata Yessi.

"Serius! Kamu ga tau nama aku pun?." Kata Rey yang bingung  dan Yessi hanya mengangguk.

Bel masuk pun berbunyi.

My First Love Is VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang