01

3K 315 14
                                    

Warning! Chap ini belum selesai ketik. Karena Rentenir epep terus nagih & keyboard laptop sedang rusak jadi post seadanya dulu :)

<3

<3

<3

Hyunno tidak pernah iri pada adik kembarnya pun begitu ketika Hyunbin merebut gadis yang sudah bertunangan dengannya. Untuk hal satu itu Hyunno berterima kasih pada Hyunbin. Jika tidak dirinya harus repot berurusan dengan remaja bandel yang masih SMA itu. Hyunno tidak pernah menyukai Jihyun. Tidak! Hyunno tidak menyukai mahluk berjenis perempuan. Bukan berarti dirinya gay, tidak seekstrem itu. Hyunno tidak mau direpotkan oleh perempuan. Study dan pekerjaannya sudah menyita waktu dan tenaganya, Hyunno tidak mau disulitkan oleh perempuan karena itulah sampai usianya 27 tahun Hyunno betah melajang.

"Suster Seo, apa kau tahu dimana dokter Kim?" tanya Hyunno yang baru keluar dari IGD usai memeriksa pasien cacar air.

Perempuan muda itu bersemu ditatap sedemikian rupa oleh dokter muda berwajah tampan namun sedikit galak itu. "Ibu anda, maksud saya dokter Kim sedang di ruang operasi. Anda mengenal pasien bernama Im Jaeseok Ia mendapatkan donor hati jadi operasi tidak bisa ditunda."

Hyunno hanya mengangguk singkat dan pergi begitu saja meninggalkan suster Seo yang menatap penuh harap padanya. Sama seperti ibunya yang dikagumi oleh banyak orang, Hyunno pun begitu populer dikalangan suster dan dokter muda seusianya. Ya, Hyunno menjadi seorng doker seperti ibunya berbeda dengan adiknya yang lebih memilih menjadi seorang chef dan menetap di Perancis, Tidak ada yang mengambil jurusan bisnis, mereka tidak tertarik pada minat bisnis ayah biologis mereka.

Hyunno kembali ke ruang kerjanya. Rasanya sangat lelah. Tadi pagi ia menghadiri sidang desertasinya, datang ke rumah sakit usai senja tertelan gelapnya langit karena memang jadwal kerjanya, berjaga di IGD karena kekurangan orang, dokter yang seharusnya jaga membantu di ruang operasi. Entah apa yang terjadi kenapa hari ini banyak sekali yang harus menjalani operasi. Jam dinding ruang kerjanya menunjukkan angka 2.45 tetapi ruang operasi masih digunakan. Pola makan manusia modern saat ini memang sedikit membahayakan dengan banyaknya produk instan, pewarna dan pengawet buatan. Hyunno menyandarkan dirinya pada punggung kursi. Menghela napas berat dan kembali melirik selembar surat yang terabaikan olehnya.

Sebuah surat tugas.

Tidak begitu mengejutkan Hyunno ketika pada akhirnya surat itu sampai padanya. Direktur rumah sakit sendiri sudah menyampaikan padanya mengenai rencana kepindahannya ke salah satu rumah sakit di salah satu distrik. Katanya di rumah sakit tersebut kekurangan tenaga medis terutama dokter spesialis penyakit dalam. Hyunno yang masih belum lulus pun sudah menolak secara halus namun mana mau direktur botak itu mendengarkannya.

'10 buku teori ilmiah, 5 buku fiksi dan 3 buku panduan yang dikerjakan bersama lima guru besar dan profesor kenamaan. Jangan merendah dokter Jung!' itu yang dikatakan sang direktur botak. Hyunno kesal bukan main.

"Aku akan bicara pada ayah nanti. Siapa tahu ayah bisa melunakkan direktur bodoh yang memuja ibuku itu." Gumam Hyunno.

<3 <3 <3 <3 <3

"Kenapa kau menolak? Bukankah kau ingin mengabdi pada masyarakat?" tanya Yunho ketika anak sulungnya meminta bantuannya. "Karena tempatnya terpencil? Sepi?" tebak Yunho.

"Aku belum mau memimpin sebuah rumah sakit Ayah! Dalam surat itu tertulis bahwa aku diberi posisi sebagai direktur rumah sakit! Aku tidak mau! Aku belum bisa memegang tanggung jawab seberat itu ayah!"

"Bagaimana pendapat ibumu?"

"Ibu menyerahkan semuanya padaku." Jawab Hyunno.

"Kau benar-benar keberatan atas penugasan itu?" tanya Yunho sekali lagi.

"Tidak apa-apa kalau aku ditugaskan di sana tetapi aku tidak mau menjadi direktur rumah sakit."

"Sejujurnya anakku, tadi pagi perwakilan Ikatan Dokter Seluruh Korea Selatan (IDSKS) mendatangi kantorku, memintaku untuk membujukmu. Sepertinya rumah sakit tempatmu akan ditugaskan itu benar-benar kekurangan dokter." Ucap Yunho. "Kalaupun kau menolak maka sampaikan penolakanmu. Kalau mereka menemuiku lagi akan ku coba menjelaskan kalau kau tidak mau."

Hyunno terdiam. Sepertinya penugasannya bukan hal sembrono seperti dugaannya bila IDSKS sudah ikut campur.

"Pikirkan sekali lagi sebelum mengambil keputusan!" saran Yunho.

Hyunno diam saja ketika beranjak dari hadapan ayahnya.

"Hyunno, tadi adikmu menelpon dan menanyakan keadaanmu. Kalau kau punya waktu telponlah dia."

"Ya."

<3 <3 <3 <3 <3

"Kau terdengar kacau Hyun. Ayah sudah menceritakan peermasalahanmu. Kau oke?"

Mata Hyunno hampa menatap langit malam yang dihiasi serbuk bintang. "Ya. Bin, ku dengar kau akan mengajak Jihyun pulang?"

"Kami akan menikah di Korea. Aku sudah meminta Ibu membantuku mencari gedung yang bisa ku gunakan untuk membuka bisnis di sana. Pergi terlalu lama membuatku rindu rumah."

"Kau tidak menghamili Jihyun kan?" Hyunno mendengar suara tawa kembarannya yang menyimpan sejuta misteri.

Hyunno terlibat banyak pembicaraan dengan saudara kembarnya sebelum sadar bahwa malam kian larut dan ia harus istirahat demi menjaga stamina dan kesehatan.

<3 <3 <3 <3 <3

Vengeance Twins ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang