Bertemu

218 19 12
                                    

" Eh,hati hati. " seorang pria menolongku ketika aku hampir saja terpeleset.

" Terima kasih. "

" Murid baru? "

" Bukan. "

" Kok gue gak pernah lihat? "

" Hehe. Gue jarang keluar kelas. "

" Kenalin, gue Fa.. "

" Ataa banguun,sudah hampir siang. " kudengar suara ibuku sedang berteriak dari luar kamar.

Ah menyebalkan sekali,belum saja aku mengetahui nama pria itu. Ibuku membangunkan aku tepat berkenalan dengan pria tampan itu. Ah tapi untuk apa juga,ini hanya mimpi bukan?

" Ataaaaaa!! " Tiba-tiba suara teriakan ibuku semakin mendekat seakan-akan ia berteriak tepat di telingaku. Memang seram jika ibuku sudah berteriak. Kau akan tau bagaimana rasanya jadi aku, kalau kamu mau.

" Hey, apa kamu masih ingin tidur?! Ini sudah pukul 6.00, kamu akan terlambat ke sekolah. Ayo bangun! " ketus ibuku sambil membuka tirai jendela kamarku.

Setelah itu aku bangun untuk duduk dan bergegas ke kamar mandi. Aku tak ingin mendengar omelan ibuku terlalu lama. Padahal aku masih ingin melanjutkan mimpiku tadi dan tak ingin pergi sekolah. Bagiku,sekolah itu membosankan!

" Ibu, aku berangkat dulu. Selamat tinggal " aku berlari keluar rumah,lalu kupakai sepatu ku yang berwarna hitam yang sudah ditata rapi oleh ibuku di rak.

" Eh makan dulu, Ibu sudah bikinin nasi goreng di meja. " teriak ibuku yang memang masih bisa kudengar saat aku sudah berada di luar. " Yasudah,hati hati " lanjutnya.

Aku melirik jam tangan yang aku gelangkan di tangan kiri ku. Waktu sudah menunjukkan pukul 6.30 tetapi antar jemputku belum juga datang.

Akhirnya,pada pukul 6.40,antar jemputku telah datang dengan membawa sejumlah siswa untuk diantar ke Sekolah.

" Kok lama? " tanyaku kepada teman antar jemput.

" Macet. "

" Oh. "

" Denger denger nanti gak ada pelajaran " Ucap Diyah.

" Iya? " Tanya Novi.

" Kata siapa? " Ata ikutan bertanya.

" Kata pak dar, nih. " Kata Diyah sambil menunjukkan sebuah obrolan chattingnya dengan pak Sudarmo yang biasa dipanggil pak Dar.

" Yes! "

" Hore! "

" Yey! "

" Wahh kalo gini terus kan enak. "
Suasana di dalam mobil antar jemput ramai seketika karena girangnya.

Lalu aku melanjutkan membalas pesan dari pacarku, Arfi. Tak lama kemudian, mobil antar jemputku yang berwarna biru ini sampai di halaman Sekolah. Kami semua turun, lalu berjalan menuju kelas masing-masing.

" Ata, tunggu! " Teriak seseorang yang mengejarku.

" Gue mau ikut. " Ternyata itu adalah Diyah.

" Kemana? Ke kelas gue? "

" Iya. "

Lalu Ata sampai di kelasnya. Kelas 8.12.

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang