Kedai Triana

29 8 0
                                    

" Sudah enakan? " Faris menghampiriku.

Aku menganggukkan kepalaku. " Makasih. " Kataku padanya. Kulihat teman temanku serius menatap kita berdua.

Tanpa mengatakan apapun lagi,tiba-tiba Faris berjalan keluar.

" Ris? " Aku menarik tangan kanannya saat ia sedang berlalu menjauh pergi dari kasurku.

Ia menoleh.

" Cuma itu? " Tanyaku.

" Aku sudah melihatmu baik-baik saja. "

" Tidak ingin bicara apapun lagi? "

" Tidak baik berbicara banyak padamu untuk sekarang. "

" Kenapa? "

Setelah itu pintu uks terbuka,Aldi masuk.

" Permisi, " Faris keluar dengan meninggalkan senyuman kepadaku.

Teman-temanku meminta izin untuk keluar dan menghadiri acara di lapangan lagi. Sedangkan aku hanya bertiga dengan Dina dan Faris di uks.

" Diminum teh nya. " Ucap Dina.

" Iya Din. "

Setelah itu aku memutuskan lebih baik tetap mengikuti acara saja daripada tidak melakukan apa-apa di sini. Kami bertiga berjalan menuju lapangan,

" Bagaimana? Sudah tidak pusing?" Tanya pak Musa yang menghampiriku.

" Lumayan pak. " Jawabku.

Saat aku duduk ditempat yang tadi kududuki, aku melihat tepat arah depanku sudah bukan Faris lagi yang menempati. Melainkan orang lain. Entahlah siapa,aku kurang mengenali wajahnya. Bahkan melihat temanku sendiri saja aku masih sulit mengenalinya.

Aku menghabiskan waktu disana dengan mendengarkan pidato,bercerita,bergurau,sampai akhirnya penutupan. Aku sedikit resah karena saat penutupan belum bisa melihat Faris untuk yang terakhir kalinya.

Faris,kamu dimana? Ayo Ris hampiri aku. Cepat! Sekarang! Sebelum aku meninggalkan tempat dimana kita bertemu. Dan akan berakhir.

Setelah berfoto-foto lalu berjumpa dengan kawan-kawan lamaku,semuanya sudah pergi meninggalkan lapangan. Aku kecewa karena ternyata saat aku sudah berjalan menuju parkiran mobil,aku belum juga menemukan Faris. Oke,mungkin kita memang tidak ditakdirkan untuk bertemu,apalagi bersama. Baiklah aku terima pernyataan itu.

Saat didalam mobil,suasana sangat hening. Hanya terdengar suara musik dari mobil yang dimainkan oleh Aldi. Judul lagunya adalah " Dimana hatimu - Papinka " lagu itu serasa menyindirku. Rasanya,Aldi memang sengaja memainkan musik itu. Tapi untuk apa? Kan Aldi belum tau apa apa tentang aku dengan masa laluku.

' Tiada kusangka engkau berubah
Ku tak percaya kau membagi cinta
Taukah engkau betapa sakitnya
Kau membagi cinta karena dia ' (kutipan lagu)

Kalimat dari lagu itu membuat aku merasa tersindir dan bersalah. Seakan akan aku berubah karena hadirnya Faris. Kusadari dari tadi Aldi tidak mengeluarkan sepatah kata apapun. Padahal biasanya dia selalu bercerita tentang kuliahnya.

" Aldi? " Aku memegang pundak kirinya. Ia menoleh ke arahku dengan tersenyum tipis. " Kamu kenapa? "

" Kok tanya gitu? "

" Kamu diam saja dari tadi. "

" Oh gapapa kok. "

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang