Jalan jalan

46 8 0
                                    

" Kita mau jalan-jalan kemana? " Tanyaku.

" Yang penting berdua,kan? "

" Hm. "

" Aku akan membawamu kemana saja. Yang penting bukan ke masa lalu. "

" Ya iyalah. Lagipula aku sedang tidak ingin kembali ke masa itu. "

" Cuma itu alasannya? "

" i.. i.. iya sih "

" Atau karena ada aku. Aku adalah masa sekarang dan masa depanmu kan? "

Amin lah Ris! *ups.

" Aih ge-er banget. "

" Ah terserah deh. "

" Aku boleh tanya? "

" Tidak boleh. "

" Yasudah tidak jadi. "

" Tanya saja. "

" Dasar tidak jelas. " lalu aku melanjutkan, " Kaya hubungan kita " tetapi aku berkata seperti itu pelan. Agar ia tidak mendengar.

" Loh kok berhenti? " Kataku saat ia menghentikan motornya dipinggir jalan. Lalu ia berkata,
" Kamu masih tidak paham dengan semuanya? "

" Maksudnya? "

" Ya kita sudah berhubungan. "

" Kapan? "

" Setelah kamu mengungkapkan perasaanmu. Aku sudah menjadi milikmu sejak itu. "

Aku diam.
" Kamu sudah paham? " Lanjutnya.

" Jadi maksudmu.. "

" Ya maksudku memang kamu sudah menjadi milikku dan aku sudah menjadi milikmu. "

" Begitu ya? "

" Iya. "

" Paham. "
Lalu ia melanjutkan menyetir motornya.

" Sudah sampai. "
Aku dengannya sampai di sebuah rumah. Aku tidak tahu apa maksudnya ia membawaku kesitu.

" Kita dimana? " Tanyaku.

" Kita sekarang berada di Jl. Yahya "

Hah?! Jl. Yahya? Apa yang dimaksud dia itu rumahnya? Apakah rumah yang sedang berada tepat dihadapanku ini tempat tinggalnya? Jadi.. apa aku akan bertemu dengan Ibunya? Hm kamu akan tau bagaimana rasanya di posisiku sekarang ini. Aku senang sekali. Tak usah kujelaskan betapa senangnya aku,kalian pasti tahu.

" Rumah kamu? " Tanyaku.

" Ayo masuk. "

Dasar! Aku tanya apa jawabnya apa. Ih.

" Bu,ada tamu nih! "

" Siapa nak? " Teriak ibunya.

" Cantik loh. "

What?!

" Ini Si Manis Jembatan Ancol,Bu "

" Ata,Tante. "

" Panggil Ibu saja,nak. "

" Iya Ibu. "

" Oh nak Ata,yang suka rindu itu ya? "

" Hah? "

" Iya nak,si Faris itu suka bilang. Nak Ata ini suka rindu Faris. "

" Ah enggak Bu,bohong dia. "

" Dasar ya,kamu. "

Faris tertawa.

" Yasudah. Ayo nak duduk. Ibu bikinkan teh dulu. "

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang