Reuni

32 6 0
                                    

Sekarang aku sudah punya pacar. Namanya Aldi. Dia adalah kakak kelasku di SMA. Ya mungkin aku memang masih sedikit mengharapkan Faris kembali,tapi aku ingin untuk membuka hati dan mencari kebahagiaanku lagi setelah lama hilang.

Aldi sangat baik, ia tidak se-romantis Faris memang. Ia juga jarang mempertemukan dirinya denganku. Katanya singkat,hanya ' aku tidak ingin kalau kamu akan bosan denganku. Aku juga tidak ingin kalau aku bosan denganmu. Jadi kuputuskan,kita akan bertemu kalau hanya kamu mau saja. Tapi mau nya jangan tiap hari ya? Kalau seminggu 2 kali tidak apa. Yang penting jangan rindu. ' Sekarang dia sudah menduduki Kuliah jurusan kedokteran. Sedangkan aku masih kelas 3 SMA.Mungkin kalian akan berfikiran kalau dia akan menduakan aku dibelakang,atau pergi dengan perempuan lain. Tidak. Aldi bukan laki yang seperti itu. Itu pendapatku,kalau pendapat kalian itu terserah kalian-lah. Tapi jujur,selama ini memang ia selalu terbuka denganku. Tidak pernah menyembunyikan apapun,sekecil apapun masalahnya ia akan cerita. Ia cuek ke perempuan lain,katanya untuk menjaga hatiku. Tapi hatiku kan gak perlu dijaga,yang penting dia gak bohong ya its ok aja.

Di Ruang Tengah
" Ibu,aku mau ke Jakarta besok pagi. "


" Loh kok mendadak,Nak? "


" Temen2 Sekolah ngadain reuni,Bu. Kalau tidak datang kan sayang.. sudah lama tidak bertemu "
Tiba-tiba wajah Ibu berubah menjadi cemas.

" Nak, " Ibu memegang pundak kananku.


" Iya Bu? "


" Kamu yakin? "


Aku heran. " Maksudnya? "


" Bagaimana jika nantinya kamu akan bertemu dengan Faris? "


Aku menghela nafas perlahan.


" Mampukah kamu berdamai dengan masa lalumu? " Ucap Ibu lagi. " Ibu tidak ingin kamu menjadi tidak nafsu makan lagi. Ibu tidak ingin kamu terus memikirkan orang yang bahkan sudah tidak memikirkan kamu sama sekali ".


Aku memegang tangan Ibu. "Ibu,percayalah. Aku akan melupakan semuanya. Kita tidak boleh untuk terus berlarut-larut dalam kesedihan kan?. Aku akan tetap baik padanya,Bu. Mau se-parah apapun luka yang pernah ia berikan padaku,itu semua malah membuat aku kuat. Itu membuat aku bangkit. Rasa sakit,kenangan,masa lalu,biarlah itu semua mengalir seperti air. Mereka akan terus berjalan. Jika berhenti,mungkin ada suatu rintangan tetapi air akan terus mengalir dan mencari jalan lain. "


Ibu tersenyum. " Baiklah. Ibu senang kalau kamu sudah mengerti. Besok kamu nginap di Jakarta atau langsung pulang? " Tanya Ibu.


" Aku langsung pulang,Bu. "


Aku memang sengaja tidur tidak terlalu malam agar aku bisa bangun lebih awal. Pada pukul 3.30,dering dari Alarm hp ku membangunkan aku yang sedang asik bermimpi.

Mimpi apa aku semalam?! Mengapa saat aku bangun,itu semua terasa akan terjadi.

Aku bermimpi,bahwa Manusia itu akan datang lagi dihidupku. Dan aku? Aku menerima dia dengan begitu mudahnya. Setelah ia menghancurkan segalanya. Setelah ia membuat aku terpuruk. Setelah ia membuat luka di hatiku. Hah?!

Aku berharap itu tidak akan terjadi. Mimpi yaudah mimpi,tidak akan menjadi nyata. Mungkin akan bisa. Tapi,aku tidak mau itu terjadi. Enak saja dia,datang lalu pergi. Setelah ia meninggalkanku tanpa alasan,tak akan kubiarkan dia datang dengan sebuah penjelasan. Kalau bisa,aku ingin tetap bersama Aldi saja. Menghabiskan waktu dengannya. Bukan denganmu.

Di Dapur
" Pagi Bu " Ucapku membuat Ibu kaget ketika sedang di Dapur untuk minum air di kulkas.


" Astaga. Tumben sudah bangun? "


" Mau siap-siap Bu. "


" Kamu naik apa ke Jakarta? "


" Nanti kesana sama Aldi. Dijemput. "


" Berangkat yang pagi,agar tidak macet. Kamu tau kan seperti apa Jakarta. "


" Iya Bu,Jam 5 pagi nanti ia akan datang kesini. "


" Acaranya jam berapa? "


" Jam 9 Bu. "

Setelah itu aku mandi. Aku mencari pakaian yang layak dan cocok di tubuhku untuk kupakai hari ini. Aku harus tampil cantik karena akan bertemu dengan teman-teman lamaku,guru SMP ku,dan.. Dia. Dia harus menyesal karena telah meninggalkanku. Itu harus! Aku akan datang bersama Aldi. Lalu dia sekarang dengan siapa ya? Apakah masih dengan perempuan yang waktu itu menggantikan posisiku? Kalau iya,aku akan melihat sinis ke arahnya. Salah sendiri merebut Faris dariku. Faris kan milikku.. eh lupa, hanya dulu. Sekarang,bukan.

Aku memakai celana jeans berwarna putih, Dengan dilengkapi sweater berwarna tosca.

" Tet tet " kudengan suara klakson mobil yang dibunyikan. Kurasa itu bersal tepat dari depan Rumahku.

" Dek, pacar tuh " Ucap Kakakku yang tiba-tiba membuka pintu kamar saat aku sedang berkaca.

Sudah kuduga,pasti dia.

" Suruh nunggu Kak "


" Jangan lama-lama "


" Mau pake liptint bentar aja "


" Lo kalo dandan mah lama. Gua suruh masuk dulu aja ya? "


" Ah nih udah kok. Banyak omong dasar " Kataku sambil menyenggol kakakku yang menghalangi jalan pintu.


" Awas lo ya kalo pulang " Teriak Kakakku. " Eh,Di. Tolong jagain adek gue ya? Awas kalo lecet gue suruh ganti yang baru "


" Siap " Jawab Aldi tertawa dengan celinguk di jendela mobil yang ia buka.

" Udah siap nih? " Tanya Aldi saat di dalam mobil


" Udah "


" Berangkat! "


Aku tersenyum.

Di perjalanan,Aldi bercerita padaku tentang banyak hal. Tentang kuliahnya di Jogja,tentang ia disukai oleh teman sekelasnya,banyak. Ia juga bercanda. Pokoknya kalau sudah bercerita dengannya aku tidak akan pernah bosan.

" Untungnya disini belum macet. Kalau sudah jam-jam segini gitu yaampun macet parah biasanya "


" Oh " Jawabku sambil celingak celinguk ke jendela mobil karena melihat seorang pria yang berseragam putih biru,menggonceng seorang wanita yang mengenakan seragam juga. Tiba-tiba aku mengingat hari itu,saat aku masih dengannya. Bercanda diatas motor,aku mendengar gombalan-gombalannya,nongkrong di Kedai. Kedai Kang Rio,ya namanya? Masih ada tidak ya? Sudah lama sekali aku tidak main ke Jakarta,jadi tidak tahu apa kabar tentang Kedai itu juga Kang Rio. Apakah dia sudah bahagia?

Tiba-tiba mobil Aldi berhenti.


" Kenapa? "


" Sudah sampai "


" Hah? " Lalu aku melihat samping kiriku,aku melihat bangunan besar sebuah Sekolah yang ternyata masih tetap sama seperti dulu. Tidak berbeda sedikit pun. Bahkan catnya masih warna yang sama.


" Kamu ngelamun dari tadi,sampe gasadar kalo udah sampe "


Aku tersenyum.
" Yuk " Aldi membukakan pintu mobil untukku.

Aku memasuki sebuah gerbang besar yang sudah dibuka lebar. Kulihat ada sebuah panggung yang lumayan besar di tengah-tengah lapangan. Ada banyak siswa disana. Jantungku tiba-tiba berdegup sangat kencang. Aku takut jika akan bertemu dengan Manusia itu lagi. Tidak,tidak. Aku harus mencoba tidak apa. Itu semua harus aku lalui dengan senyuman. Aku harus bisa meski memang susah.

" Ata? Kamu mau kemana? " Tanya


Aku kebingungan. Ternyata aku berjalan dengan salah arah,entah aku lupa itu mau arah kemana. Kalau tidak salah itu adalah arah mau ke parkiran. Oke,sekali lagi lamunanku membuat aku hampir tersesat.


" Are you okay? " Tanya Aldi


" Ya,its okay " Aku tersenyum

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang