Bertemu ibuku

53 9 0
                                    

Sampai sudah di kelasku.

" Loh Ata, lo kenapa? Ayo ayo duduk sini. " Ucap Dita yang menghampiriku. " Ini siapa? " Ucap Dita lagi. Mungkin dia bingung karena sebelumnya aku belum pernah cerita apapun tentang Faris ke teman sekelasku.

" Gue Faris. "

" Dia yang membawaku ke UKS. " Jawabku.

" Oh. "

" Nih Ta, lo olesin ke kepala lo. " Ucap Dina sambil menyerahkan minyak oles kepadaku.

" Makasih. "

" Iya. "

" Cie Ata. " Bisik Dita pelan.
Aku tertawa.

" Ata,maafin gue ya? " Sari mendekatiku.

" Loh kenapa? "

" Gue udah bicara kasar ke lo tadi. Maaf. "

" Ah sudahlah gak apa. Gue gak pengen itu jadi masalah. Kita semua tetap teman. "

" Makasih Ta "

Aku mengangguk. Faris berdiri lalu berkata, " Ata,aku mau ambil tas aku dulu ya? Nanti kujemput. Jangan kemana mana. Disini saja. "

" Iya. "

Ketika Faris sudah pergi dari bangkuku,teman temanku salah paham.. mereka kira Faris ini pacarku. Padahal bukan. Tapi, otw *eh hehe. Teman-temanku sempat bertanya bagaimana kejelasan hubunganku dengan Arfi, tetapi aku sudah menceritakan bahwa sebenarnya aku ingin berhenti.

Tak lama setelah itu,bel pulang berbunyi. Aku keluar kedepan kelas untuk menunggu Faris. Teman temanku juga sedang menemaniku sampai Faris datang.

Ketika Faris datang,aku langsung ikut dengannya. Memang hari ini Arfi tidak masuk sekolah, karena ia sedang keluar kota bersama keluarganya. Jadi, aku bisa jalan dengan Faris.

" Aku duluan, ya. "

" Iya Ta,hati-hati. "

" Aku mau ke mobil antar jemputku dulu. Mau bilang kalau tidak ikut. Agar tidak ditunggu. " Ujarku.

" Gak perlu. "

" Kamu tuh ya,selalu seperti itu. Apa kamu tidak kasihan kalau semuanya menungguku?. Kamu ini dasar ego... " Faris menghentikan pembicaraanku.

" Sst. " ia meletakkan telunjuknya ke depan mulutku. " Sudah,diam. Jangan bicara terus. "

" Tapi kan.. "

" Masih mau bicara lagi? "

" Iya lah pokoknya aku harus ke antar jemputku sekarang. "

" Aku sudah bilang kamu tidak ikut antar jemput ke Diyah. Jadi kamu tidak perlu bilang lagi. "

Aku diam. Aku membisu karena perkataannya barusan. Manusia yang satu ini memang tidak bisa ditebak. Dia selalu melakukan apapun yang dia mau tanpa mendengarkan nasihat dari orang lain.

Di perjalanan
" Kamu mau kemana? " Tanya Faris.

" Pulang. "
Sebenarnya aku ingin jalan-jalan denganmu. Kemanapun. Terserah. Yang penting selalu sama kamu.

" Oke. "

Ah mengapa jadi begini? Kamu benar-benar ingin mengantarku pulang? Agh.

Di perjalanan,Faris bertanya banyak kepadaku. Tentang mantanku,tentang semuanya. Untung saja aku tidak keceplosan karena akan bercerita tentang Arfi. Aku tidak ingin Faris tahu. Sudah,itu saja.

" Sudah sampai. "
Lalu aku turun. " Makasih,hati-hati. "

" Kok hati-hati? "

" Iya hati-hati dijalan. "

" Kan jalannya sama kamu. "

" Maksudnya? "

" Aku bawa kamu pulang kerumah bukan untuk benar-benar pulang. Tapi untuk menunggu kamu mandi lalu pergi bersamaku. Ya? "

Astaga! Jantungku berdegup sangat kencang.. dia ini menyebalkan sekali. Selalu membuat aku senang dengan hanya hal hal sederhana,tetapi juga selalu bikin aku kesal.

" Gitu ya? Yasudah ayo masuk dulu. "

" Iya. "

" Assalamualaikum. "

" Waalaikumsalam. " Jawab Ibu menghampiriku. Ibu melihat Faris seperti orang kebingungan.

" Bu,ini Faris. "

" Faris yang selalu kamu ceritakan itu ya? Yang selalu buat kamu jadi semangat sekolah? Oh ini toh "
Faris menyalimi tangannya ke Ibuku.

" Iya tante. Hehe jadi malu. "

" Duduk nak, "

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang