Berubah

70 11 2
                                    

" Pagi,Bu. " Sapaku kepada Ibu yang sedang menyapu teras rumah.

Ibu terkejut, " Eh,yaampun nak.. tumben sekali kamu sudah bangun. Biasanya Ibu yang bangunin kamu. "

" Kan anak Ibu ini sudah kelas 2 SMP, jadi sudah besar dong? "
" Iya iya yasudah. Kamu mandi sana, "Kata ibu sambil mengacak-acak rambutku.

" Dengan semangat pastinya. "

" Sepertinya anak Ibu ini sekarang jadi semangat sekolah, hayo? Sedang jatuh cinta ya? " Ibu tertawa.

" Ah Ibu. " Aku ikut tertawa lalu masuk kedalam Rumah.

Ya,Ibu benar. Sekolah yang pertamanya terlihat membosankan bagiku,tetapi ketika aku melihat dia,rasa bosan itu hilang. Malah kalau tidak sekolah sehari saja rasanya sangat risau.

***

" Ayo nak, makan dulu. "

" Aku tidak bisa lama-lama Bu.. nanti aku akan terlambat,aku pindah makanannya ke tepak makanku saja ya? Nanti akan kumakan di Sekolah. "

" Oh jadi anak Ibu sekarang sudah semakin semangat ya untuk berangkat Sekolah? Yaudah Ibu ambilkan tepak makannya dulu ya. "

" Iya, Ibu. "

" Kamu harus janji nanti dimakan loh ya? Pulang sekolah kamu hanya membawa tepak nya saja. Jika ada isinya maka kamu akan ibu hukum! " Ibu tertawa.

" Iya bu iya,Ibu tenang saja. Oke? "

" Oke. Hati hati,Ta."

" Iya bu. "

Aku langsung menaiki mobil antar jemputku ketika datang,lalu aku membuka handphone-ku. Hah? Ada 4 whatsapp masuk dari nya..

Faris : Hai Ata
Selamat pagi
Semangat sekolahnya ya
Semoga akan bertemu

Aku terkejut. Mana mungkin orang yang baru saja kukenal bisa mengatakan itu padaku? Ah.. dia membuat aku bingung. Lalu aku harus menjawab apa? Setega itu kah kamu dengan membuat aku berfikir akan kubalas apa pesanmu.

Oke,kumulai dari sini.

Ata : Hai Ris
Selamat pagi juga
:)

Whatsapp Faris centang 1 yang menandakan ia sedang off. Mungkin dia sedang berangkat sekolah sepertiku. Tidak apa-apa lah nanti juga pasti akan dijawab

" Eh Ta,gimana? " Diyah berpindah tempat duduk yang tadinya di belakang jadi kedepan lalu duduk disampingku.

" Lo siapa ya emang kita kenal? " Kataku sambil menahan tertawa.

" Oh gitu,awas aja ya. "

" Hahaha,bercanda aja. "

" Gimana si Faris? "

" Sstt " Kataku sambil menaruh telunjukku ke depan mulut Diyah. Aku tidak ingin anak satu antar jemput jadi heboh karena aku.

" Oh iya maaf "
Aku mengangguk,lalu ku berikan handphone ku supaya ia melihat sendiri chat ku dengan Faris.

" Waaahh,jadi baper sendiri "
Aku membalas apa yang dikatakan Diyah hanya dengan tersenyum.

" Udah, lo dekati dia aja dulu. Dia anaknya asik kok. " Ujar Diyah.

" Oke. "

Di sekolah
" Ta, tunggu ish " kata Diyah sambil turun dari mobil.

" Iya. "

" Kekelas gue lagi,gak? "

" Boleh? "

" Boleh lah. "

" Yaudah. " Kataku sambil membentuk lekukan sabit di bibirku.

Setelah sampai di kelas 8.1
" Dia dimana,Di? "

" Sabar,mungkin belum datang. "

" Hm, oke. "

Setelah aku menunggu kamu lama, mengapa kamu belum datang juga? Apakah kamu tidak ingin hadir ke Sekolah? Tetapi karena apa? Kamu sakit? Jangan sampai! Kalo kamu sakit aku akan sedih karena telah gagal menjagamu.

" Tuh Ta, pujaanmu telah datang juga. " Kata Sasa sambil tertawa.
Aku menoleh ke arah pintu,dia datang. Dia melihatku,tetapi tidak ada ekspresi dalam wajahnya. Tidak tersenyum,tidak tertawa,ya biasa saja. Dia kenapa?

" Ris,ada Ata nih. " Ucap Fira.

" Iya, udah tau. " Ucap Faris sambil meletakkan tas yang ia gendong di punggungnya ke bangku.

Change?
Baiklah tak apa. Tak usah kuceritakan kepada Fira,Diyah dan Sasa. Biar saja hanya aku dan Tuhan yang tahu. Toh, belum tentu juga ia berubah. Mungkin hanya sedang tidak mood saja.

" Gue mau balik kekelas " Kataku tiba-tiba.

" Loh? Kok cepet.. disini dulu aja. Kan ada Faris. "

" Gue lupa, gue belum ikut remidi IPA kemarin. "

" Oh yasudah lah. Nanti kesini lagi? "

" Gak tau. Lihat aja "

" Oke. "

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang