PERALIHAN II

11 3 0
                                    


  Setelah yang lain pergi.
Ko juan mulai bercerita tentang privasinya, dan bertanya kepadaku.
Entah mulai dari mana, aku yang mendengar ia bercerita sambil menikmati segelas creamy latte.


Namun fikiran ku mulai fokus saat ia membahas tentang difteri, teringat belum lama kejadian suntik massal disekolah,

Aku satu - satunya orang yang berani dan berhasil kabur, dari sekian siswa yang ada di sekolah saat itu, dari kelas satu sampai tiga, dari semuanya,

Hanya aku. Ia aku.
Aku takut jarum suntik. Bahkan mencium bau obatnya saja perutku mual, entah kenapa.

Seribu satu cara aku melobi guru dan kepsek disekolah yang duduk - duduk dekat gerbang satu.

Dan menunggu dua satpam penunggu gerbang utama lemah,

Bahkan aku sambil berdo'a
Sanking takutnya. Mungkin phobia atau semacamnya.

Jadi saat itu otaku dipakai untuk membuat strategi rencana kabur

Dan bulat setelah bagian kelasku yang disuntik. Sambil duduk, memegang selembar kertas dan menaikan satu lengan baju aku mengantri.
.
.
.
.
.
.
.
.


" Difterikan sama tuh, ketenggorokan nyerangnya. " jelas ko juan.

" dulu saya pernah punya penyakit langka namanya sanggoh " ucapnya.

" Sanggoh ? " aku mengerutkan dahiku.

" iya sang itu kembar, go itu angsa. " jelasnya..

Ooh.. bahasa chinese.


" Sanggoh itu kalo kambuh bisa mati.
Untung aja sekarang udah sembuh, ada obatnya tinggal sedikit lagi, jaga - jaga kalo kambuh.
Gatau deh kalo habis cari kemana. "

" obatnya apa emang ? " tanyaku penasaran.

" hati panda, sekarang udah dilindungi kan pandanya jadi susah, dulu obatnya dari kakeknya nenek saya " ia menjawab.

.
.
.



*Tiiit tiit
Smartphone nya berdering.

Iya halo? , iya.. ha! Masaa.
Itukan toko gua. Kaca gua. Kalo pecah juga gua yang rugi. Kenapa security yang repot?

Iya..iya
Ko juan berdiri dan meninggalkan el.

Yaa akhirnya sepi lagi, aku menunggu om farhan datang menjemput.


Daripada diem gajelas, yaa aku menggambar kembali.

Kali ini hanya gambar sebelah mata kiri dengan pulpen biru.

mungkin ada sekitar tiga puluh menitan sampai ia datang lagi

.

.

.

.

.

.


*tak..tak.tak.

Ko juan datang menghampiri.

Lalu duduk disebelahku dan bicara.
" aku bisa gambar loh " ucapnya.

" emang bisa? " kataku bertanya.

Dengan raut wajah yang serius ko juan menjawab.
" kamu ke saya? Hm.. ke saya ? "

El tersenyum.

" coba - coba. Mau gambar apa? Saya gambarin.. "

" em.. naga, naga apa bahasa chinessenya? "

" long " jawab ko juan.

Lalu ia pun mendeskripsikan bentuk naga secara detail.
Katanya aku gak bisa menggambar tapi aku tahu bentuknya.

Kumisnya yang panjang. Matanya yang tajam. Bersisik ular warna hijau. Berjanggut merah. Mempunyai tanduk seperti rusa,

Cakarnya, cakar elang. Mempunyai sirip atas seperti ikan. dan pemakan api.

" pemakan api? maksudnya? " lalu dia menceritakan sedikit ceritanya. cerita para dewa seperti dewa erlang  dan dewi quan inn

sesaat aku terheran, melihat ia bercerita dengan semangatnya.


Daan.. aku tak bisa mengingat semuanya, 

karena ia menjelaskan sangat detail.


 gambarnya sederhana. Namun presisi.

Dan aku mulai mengambil kesimpulan, mengapa orang chinesse begitu sukses disini.

Karena hasil akhir yang sesuai dengan perjuangan berat itulah yang mereka junjung tinggi sepertinya.

Dan mereka mudah mempercayai orang, untuk di jadikan rekan atau bawahan. Namun jika mereka kecewa, jangan harap bisa kembali.

Fikiran yang luas, iyaa.

 selain ilmu atau pelajaran tentang bidang yang ditekuninya. Ia juga mengerti dan mengetahui bidang - bidang lain atau bahasan - bahasan lain. Untuk sekedar menambah wawasan,

Lalu. 

Planing, mereka patuh akan target. Dan menyusun berbagai macam planing untuk mencapai target. Bahkan berani mengorbankan apapun untuk target.


Yang ketiga. Jago melobi. Pandai berbicara, menyusun strategi memikat konsumen. Dan memberikan potongan harga pada langganan. Bahkan brani memberikan potongan harga hingga ia rugi jika hasil akhirnya tidak sesuai target.

profesional kerja. Saat waktu istirahat semua karyawan kumpul ngopi dan bersenda gurau bareng, namun di jam kerja. jabatan mulai berpengaruh, kalo ko juan sih ke bawahannya juga kalo minta tolong pake kata " maaf " diawalnya itu artinya ia respect dengan sesama

Yang terahir, tidak sungkan memberikan pujian bahkan uang bonus kepada pegawainya yang berkerja memuaskan.

El baru dua hari satu malam sih di officenya ko juan. Namun el sudah cukup banyak mendapatkan jawaban.

Menjadi sukses dalam usaha harus memang seperti itu, cuman mungkin orang - orang kita masih kalah tekad sama mereka.

Yaa mungkin itu kunci kesuksesan mereka, biasanya tidak begitu jauh berbeda dengan yang lain. 

DreamboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang