.

7 2 0
                                    


  Oh iya, rein apa kabar ya?
El gak berani buat sapa duluan sih.

Ketemu disekolah juga reinnya sibuuuk banget.
Kadang sampe gak keburu istirahat.

Ingin rasanya el. Membelikannya minum. Atau sekedar kudapan,
Tapiii,  aku ragu.

Aku takut rein berfikiran yang aneh - aneh lagi.

Aku sering memperhatikan rein saat pagi hari disekolah.

Tempat duduk ku pindah di belakangnya rein.

Aku selalu duduk diatas meja sebelum guru datang. Biasa mengobrol dengan andrew. Druzland dan yang lain. Tapi, disamping itu..

Saat teman - temanku mulai asik bercerita tanpa memperdulikan aku menanggapinya atau tidak.

Aku slalu curi - curi waktu untuk memperhatikan rein dari belakang.

Hanya itu yang bisa aku lakukan. Jika dari depan, kadang memandang matanyapun aku tak sanggup.

Entah kenapa jika didekatnya telapak tanganku dingin berkeringat, dan jantungku sedikit berdebar.

Apa aku menderita lemah jantung atau semacamnya? Tapi. Mengapa hanya kambuh saat di dekat rein saja.

Bodoh...

Apa itu yang namanya nervous. Apa separah itu hingga membuat telapak tanganku dingin?

Makanya aku menghindari berduaan dengan rein. Dan selalu memesan kopi jika berduaan dengannya, atau apa saja yang hangat.

Aku tidak terlalu butuh air di dalam cangkirnya.

Yang aku butuh itu suhu panas di cangkirnya. Agar bisa ku genggam erat.

Oh iya aku belum memberitahukan kepada kalian kan? Mengapa aku duduk diatas meja dan memperhatikan rein dari sini?

Awalnya aku diajak pindah meja oleh andrew.

Dan saat itu. Meja kami penuh dengan teman - teman. Lalu aku duduk diatas meja di belakang meja ku. Agar kursi di depanku terisi oleh yang lain.

Kemudian hari menjelang siang. Menuju jam istirahat. Sekitar jam sembilanan.

Sinar matahari pun masuk dari ujung kiri kelas kami. Karna terhalang oleh bangunan.

Hanya setengahnya yang tersinari.
Tepatnya dari meja carla hingga ke belakang.

Kala itu sinarnya tepat jatuh pada helaian rambut carla yang masih panjang hingga sepinggang.

Rambutnya membiaskan cahaya matahari.

Kala itupun carla lagi centil centilnya..

Lihat, rambutnya saja curly harusnya kan lurus.

Aku lupa, sampai mana teman - teman berbincang.

Pandangan ku tertuju pada carla, seakan samar suara yang lain. Dan waktu terhenti sesaat.

Kemudian aku tersadar, dari saat itulah aku menyukainya.

Kemudian tanganku spontan menggapai rambutnya.

Sela jariku menyentuh rambutnya.

Keterusan deh. Mainin rambutnya, tapi anehnya carla diem aja.. malah asik dengan tulisannya.

Ku kira dia akan marah, karna aku lancang.

Dan aku lupa bahwa disekitarku ada teman - teman.

Salah satu dari mereka berhenti berbincang. Dan menepuk pundak ku,

" woy, lu dengerin gak sih? Gua bilang apa? Mau ikut tournament gak? "

" eh, iya mau mau, el jadi play maker aja, kalo jadi guard kurang tinggi "
Kataku.

Aku yakin dia juga melihat jariku yang tak mau diam. Tapi tidak berani menegurku entah mengapa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" A, ini sudah sampai. Dipatiukur. Aa turun dimana? " Tanya driver.

" di depan univ nya aja kang " jawabku.

Udah malam ini, masuk angin kayaknya, harus mampir beli ice cream dulu
.
.
.
.

NGACOO.
.
.
.
.
.
.
*tak..tak..tak

Yaa, serah gua kan?
Haha.

*Bzzzt smart phone berkedip.

*baca
Sofi adik kelas
One unread message.
" Kak udah sampe? "

" Hhh.. udah " jawabku, sambil menekan turn off.

" udah apa Aa? Kan belum pesen "
Jawab tukang es.

" bang, ekim tobeli dong " kataku.

" okee, pake okatchip ? "
Tanya dia.

" gausaa "
Lalu aku duduk di meja warna oren.

Lucu ya, nama - nama es krimnya.. padahal ma gitu gitu aja, rasanya..

Cuma soft cream cone biasaa, bukan es krim dari susu kambing, yang lagi trend.

Tau kan? Es krim gelato.
Yang satunya gocapan.

*bzzt..bzzt

Apaan lagi sih, udah malem juga masi aaj...

Incoming call
Fatre

Alahh, fatre em.

" iyaa pah ? "
" dimana ?.. cepet pulang "
" iya pah.. "
" dimana kamu ? "
" kang. Es. "
" iyaa cepet pulang "
" Assalamu'alaikum "
" wa'alaikum salam pah "

Haduuhh, ganggu orang makan ekim aja papah yang satu ini.

Yaa apa boleh buat,
Sisanya el abisin di jalan aja kali ya?

Tapi mager nih nanggung
*liat jam.

Ahh, lima belas menit lagi laah.

" kenapa a? Kok kaya yang bingung gitu mukanya. "
Tanya tukang es. Sambil mengelap - ngelap meja yang kotor oleh sisa - sisa es krim dan puntung rokok yang bececeran.

Sambil tersenyum aku menjawab
" biasa laa, suruh cepet pulang sama papah "

" santai aja ya padahal, anak cowo ini kan ya? "
Katanya.





NOTE :

maaf banget ya, kalo nano gak konstan publishnya, rencana dan planning kadang tak sesuai dengan realita.

maaf juga janjiku pada kalian belum terealisasikan. masi ingat kah?

ituloo yang ganti cover sama ada gambarnya.

kalian mau setia menunggu kan?

hehee.. :T

salam hangat.

nano  

DreamboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang