Bukannya ngga mau buka hati
Waktunya aja yang belum tepat
Hati orang,bukan tempat pelampiasan rasa gue yang belum usai-Mutiara-
"Mutiara...." Sapa Sena dengan riang.
"Eh lampu Sen." Balas Mutiara dengan sedikit tertawa.
"Kok lampu Sen sih. Nama gue itu Avicenna, lengkapnya Avicenna Aditya, panggilan gue Sena. Bukan lampu Sen." Sena kesal dengan nama panggilan yang Mutiara sebut.
"Sena kepanjangan, Sen aja. Lebih singkat." Mutiara menjawab datar.
"Masih pagi udah datar aja tu tampang?" Tanya Sena.
"Trus masalah buat lo?" Mutiara menghadap Sena dan berhenti sejenak.
"Lo tau ngga?." Sena bertanya sambil melanjutkan langkahnya.
"Kagak" Balas Mutiara cuek.
"Kan belum gue kasih tau." Sena sedikit kesal.
"Ya udah kasih tau aja." Balas Mutiara.
"Lo itu kalo lagi senyum manis banget. Tambah lagi kalo ketawa manis lo jadi plus plus plus. Ngga ada minusnya." Kata Sena.
"Dasar cowok, modal gombal." Mutiara berlalu meninggalkan Sena.
"Mutiara... Gue serius." Teriak Sena sambil mensejajarkan langkah mereka lagi.
"Gue duarius bilang lo cuma gombal." Balas Mutiara santai.
"Ihh kok gitu sih, pagi pagi ceria dikit kek. Ini malah cuek bebek aja."
"Trus lo mau gue ngapain? Senyum terus? Ntar dibilang gila gue sama orang-orang." Jawab Mutiara santai.
"Minimal ke gue aja gitu." Bujuk Sena.
"Senyum gue mahal,lo bisa bayar berapa?" Balas Mutiara.
"Gue bayar pake jantung gue deh." Sena memegang dada kirinya
"Ngga mau gue jantung lo. Ntar lo mati, gue yang disalahin." Mutiara melanjutkan langkahnya meninggalkan Sena yang asik menggerutu tidak jelas.
*****
"Kemarin Dion kesini lo ketemu dia?" Tanya Aras setelah Mutiara duduk di bangkunya.
"Ketemu lah. Kan ada lo disana,buriq" Mutiara berusaha bercanda walau dia tau, dia tidak bisa membohongi Aras.
"Gimana?" Tanya Aras ambigu.
"Gimana apa nya? Pertanyaan lo ambigu" Jawab Mutiara.
"Perasaan lo?"
"Ya gitu, tidak terdefinisikan." Mutiara dengan senyum manipulasi nya.
"Mau gue kasih saran ngga?" Aras menaik turunkan alisnya.
"Kalo ngga berfaedah ngga usah ya Larasati." Mutiara memperingati Aras.
"Mending lo sama Sena."
Kan bener si Larasati ini kagak bener orangnya. Sahabat lagi galau tujuh turunan malah dijodoh-jodohkan. Batin Mutiara
"What. Maksud lo? Jangan ngaco deh." Mutiara terkejut saat Aras menyarankannya dengan Sena.
"Sena itu suka sama lo, masa itu aja lo nggak ngerti sih." Gemas Aras.
"Ras, belum waktunya." Jawab Mutiara lesu.
"Mut.. Kalo nggak sekarang kapan?" Aras mencoba meyakini Mutiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving U is the Same as Loving Pain
Teen FictionWe're nothing. Damn, this love is very painful. Damn, why did it cross my mind to change our conditions. Damn, why does that person have to be you? Damn, even though it hurts, there's never been love between me and your heart.