Sena juga manusia, punya rasa punya hati

35 2 0
                                    

Cinta itu gak bisa dipaksa
Kecuali kalo udah terbiasa
.
.
.
.
TERBIASA MAKAN ATI
-Mutiara-

The coffe cafe

Sesuai ajakan Mutiara sepulang sekolah tadi. Sekarang mereka berlima sudah duduk di dalam cafe nya anak muda zaman sekarang.

"Kok lo tau tempat ini?" Tanya Syasya

"Iye.. padahal lu kan ogah banget keluar apalagi ke cafe-cafe ginian." Sambung Imar.

"Biasanya molor di kamar macem koala." Sambung Izza.

"Biasanya-"

"Apa-apa?? Biasanya apalagi?" Mutiara langsung memotong ucapan Aras yang ingin menambahkan sambil melotot.

"Gue congkel mata lo" Ucap Aras

"Gue tau gue males banget beginian, sekali-kali bole la... Ini tu gue di panas-panasin sama kakak gue,karna ga perna nongki-nongki cantik." Jelas Mutiara.

"Trus lo tau tempat ini dari siapa,Ra?" Tanya Syasya lagi.

Fyi, Syasya lebih suka manggil Mutiara, Ara atau Ra. Dibandingkan Mut atau yang lain.

"Kalo gue bilang,gue nyari rekomendasi di Instagram lo percaya ga?" Tanya Mutiara sambil membolak balik daftar menu.

"KAGAK" Jawab mereka serempak

"Kompak banget" Mutiara tertawa kecil. "Ini sebenarnya cafe anaknya psikiater gue.. kemarin dia minta gue promosiin."

"Bukannya dia masih kuliah?" Tanya Izza.

"Emang kuliah bisa ngalangin lo buat kerja? Kan kagak!" Jawab Aras.

"Yang mana orangnya? username instagramnya? Ada fotonya ga? Ganteng ga?" Tanya Imar bertubi-tubi.

Semua yang ada disana menghela nafas berat, pasalnya Si Imar ini selalu saja begitu. Gak bisa liat yang tajir dikit. Langsung di embat sama dia. Apalagi kemampuan stalkernya udah S3.

"Denger ya... Canna Marisa-"

"Eh ada tamu special nih" Belum sempat Mutiara memberi wajengan kepada Imar, sang pemilik cafe pun datang.

"Eh ada bang Buffo. Kenalin bang ini temen-temen aku."

"Canna Marisa, bang.. biasa di panggil Anna atau Risa" Imar langsung menyodorkan tangannya ke arah Buffo. Buffo pun membalas jabat tangan Imar.
"Buffo Sadana, panggil Buffo aja.."

Ke-empat sahabatnya yang lain hanya menunduk malu melihat kelakuan sahabatnya yang gercepnya Astagfirullah.

"Ih,Mar.. lo malu-maluin gue tau ngga.. lepasin tuh tangan bang Buffo." Ucap Mutiara saat melihat tangan sahabatnya masih menggenggam tangan si pemilik cafe. Marisa lalu melepaskan jabat tangannya.

"Gue Laras,bang"

"Gue Izza, bang"

"Gue Syasya." Ucap Syasya sambil memainkan handphonenya.

Loving U is the Same as Loving PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang