Penyesalan memang selalu berada di akhir kisah
Tapi jadikanlah ia pembelajaran untuk selanjutnya
Agar tidak salah mengambil keputusan
.
.
.
.-Author-
Tiba-tiba Handphone Laras berbunyi, menandakan panggilan masuk. Laras melihat ke layar, tertera nama Adib disana.
Laras mengangkat telponnya,lalu terdiam seribu bahasa dengan kabar yang dibawa oleh Adib kepadanya.
*****
"Ikut gue yuk,Ra" Ucap Aras sambil memegang bahu Mutiara.
"Dion kecelakaan kita ke RS ya" Mutiara langsung menegakkan kepalanya
"Becanda lo nggak lucu." Mutiara geleng-geleng kepala berusaha untuk tidak percaya
"Gue serius, gue dapat kabar dari Adib barusan. Adib bilang dia kritis."
Mutiara POV
Dunia gue serasa berhenti, padahal baru kemarin gue ketemu dia lagi bahkan gue belum sempat ngomong lagi sama dia setelah dua tahun lalu kami putus hubungan. Semua tentang Dion menyeruak di otak gue. Cara dia memperlakukan gue dengan tulus bahkan saat dia memutuskan hubungan kami dia menggunakan kata-kata yang bikin gue ikhlas ngelepasin dia waktu itu. Dia nggak pernah nyakitin gue, ngebentak gue aja dia nggak pernah.
Author POV
Air mata membasahi pipi Mutiara, dengan sigap Aras langsung memeluk Mutiara erat berusaha menenangkannya. Namun air matanya tak terbendung lagi,Mutiara menangis di dalam pelukan Aras.
"Ras,gue pengen ketemu sama Dion." Ucap Mutiara di sela-sela tangisannya.
"Iya,kita ketemu Dion, jangan nangis lagi." Aras melepaskan pelukannya dan beralih menuju Arfy.
Selang beberapa menit Aras dan Arfy telah bersiap untuk pergi bersama Mutiara ke rumah sakit tempat Dion dirawat.
Di dalam mobil Mutiara pun hanya diam dan terus menangis, dia tidak menyangka bahwa takdir akan mempertemukannya dengan Dion dengan cara seperti ini.
Deringan telfon Aras pun tak mengganggunya.
"Iya, ada apa Dib?" Ucap Aras.
"Lo dimana?"
"Otw, rumah sakit tempat Dion di rawat."
"Sama Mutiara?"
"Iya,bareng dia kok."
"Bisa cepetan nggak?"
"Emang kenapa?"
"Pokoknya lo harus cepetan bawa Mutiara ke RS.."
"Iya,ini si Arfy juga udah ngebut." Aras mematikan sambungan telfonnya.
"Siapa yang nelfon?" Tanya Arfy yang masih fokus mengendarai mobilnya.
"Adib. Nyuruh kita lebih cepat nyampe rumah sakit." Jawab Aras.
Arfy menambah kecepatan mobilnya membelah ramainya jalanan Kota di sore hari.
Sesampainya di rumah sakit tempat Dion dirawat Mutiara langsung bertemu dengan Adib.
"Ruangannya dimana Dib?" Mutiara langsung bertanya kepada Adib.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving U is the Same as Loving Pain
Teen FictionWe're nothing. Damn, this love is very painful. Damn, why did it cross my mind to change our conditions. Damn, why does that person have to be you? Damn, even though it hurts, there's never been love between me and your heart.