Perihal mencintai
Butuh dua orang yang sama sama punya rasa yang sama
Ngga bisa cuma satu orang aja
.
.
.
.
-Author-Arkan memperbaiki posisi Mutiara. Dia juga bingung dengan tindakan dia yang selalu tiba-tiba saat melihat orang lain ingin melukai dirinya sendiri.
"Kita ngomong dibawah, saya mau tau kronologi lengkapnya." Ucap dokter Fitri dan Sintia mempersilahkan untuk turun ke ruang keluarga.
"Kamu juga, Adib.. ikut saya ke bawah." Ucap Fitri kepada Adib yang masih merasa bersalah.
Adib menggusar rambutnya kasar, lalu mengikuti Fitri ke ruang keluarga.
Arfy yang baru pertama kali melihat Mutiara kambuh. Hanya diam tak berkutik, tidak tau harus melakukan apa. Arfy hanya senantiasa berdiri di samping Laras. Sesekali Laras mencengkeram lengannya kuat saat melihat Mutiara menggoreskan kaca ke tangannya.
Arfy yang tau keadaan sang pacar tidak baik-baik saja membawanya ke dekapan ingin menenangkan sang pujaan hati.
"Arfy... Gue.. ta...ku...t... Gue.. ga..k.. su..ka.. li..hat.. Mu..Ti..Ara.. kek.. gini..lagi.." Isak Aras di dekapan cowok sawo matang itu.
"Jangan nangis, nanti kalo Mutiara lihat lo nangis,dia makin sedih lho... Udah ya." Arfy menghapus Air mata yang ada di pipi Laras lalu mengajaknya turut turun ke lantai bawah.
Aster membawa kotak P3K kedalam kamar sang putri. Ingin membersihkan luka-luka yang ada di tubuh putrinya.
"Biar Arkan aja Om, yang bersihin lukanya. Om temenin tante Sintia aja dulu. Tante Sintia butuh Om banget sepertinya." Tawar Arkan kepada Aster.
"Baiklah, kalo gitu Om keluar dulu. Sebelumnya makasih ya,Nak udah mau bantuin."
"Gak usah sungkan,Om." Ucap Arkan sopan.
Aster berlalu meninggalkan Arkan dan putrinya.
Arkan mulai membersihkan luka yang ada di telapak tangan gadis itu. Lukanya tampak dalam.
"Lukanya dalem gini,ngga kerasa sakit emang?" Arkan berucap sendiri dan takjub dengan kegilaan gadis yang sedang di obatinya.
Arkan sudah biasa menolong Bundanya di tempat praktek, meskipun usianya masih 18 tahun. Tapi baru pertama kali Arkan melihat Mutiara dan takjub dengan kenekatan gadis tersebut.
"Tangan mulus begini, sayang dong kalo ada bekas luka. Nekat banget jadi cewe. Ini rambut pada rontok , ntar pitak tu kepala baru tau rasa, cantiknya jadi berkurang" Lagi-lagi Arkan mengomentari gadis yang sedang tak sadarkan diri.gila.masa ngomong sendiri. Maap Arkan author jahat!!
Arkan dengan telaten membalut luka-luka itu dengan kasa. Sebelum keluar dari kamar, Arkan melihat gadis itu tertidur sangat tenang dengan pipi gembulnya. Arkan mengusap pipi gembul itu sebentar,lalu "Mbul, jangan suka nyakitin dari lagi, sayang sama tubuh lo,Mbul. Apalagi jam-jam segini, gue lagi enak-enakan tidur malah di bangunin Bunda, ini kepala gue masih puyeng. Tambah lagi lo gigitan tangan gue. Gak sakit sih Mbul. Untuk kali ini gue maafin. Yaudah dari pada gue kek orang gila ngomong sama orang gak sadar mending gue balik. Daaahh Mbulll."
*****
Arkan, besok lo yang konsultasi sama mak lo ye! -Author.
![](https://img.wattpad.com/cover/149644449-288-k104345.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving U is the Same as Loving Pain
Teen FictionWe're nothing. Damn, this love is very painful. Damn, why did it cross my mind to change our conditions. Damn, why does that person have to be you? Damn, even though it hurts, there's never been love between me and your heart.