10

18 6 4
                                    

Flashback chapt lalu

"Hahhh... Hujan" ucapku.

"Iya" ucap Chandra.

"Hadah ingat mantan" ucapku lagi mencoba bergurau dengannya.

"Cih." Chandra berdecih? Kenapa dia?

"Dih" jawab ku, tak ingin kalah dengan perlakuannya tadi yang membuatku tersinggung.

"Aku... Mau nya..."

Flashback chapt lalu end

***

Syyuuurrrrr....

Suara hujan di terpa angin, mengibaskan rambut dua insan berbeda jenis yang sedang dalam pikirannya masing-masing, lelaki tampan bermahkota hitam kemerah-merahan menatap serius pada gadis beriris onyx yang kini sedang menundukan kepalanya tak kuasa menatap sekitar.

"Hahaha, tapi boong kan!" ucap sang gadis memecah keheningan. Ekspresi wajah nya menunjukkan watados.

Lelaki tersebut tersentak, bagaimana mungkin gadis ini meragukannya. Sekian lama Ia menunggu dan setelah mengungkapkannya... Ia bingung dengan gadis yang ada di hadapannya ini. Tak seharusnya dia masih terkukung dalam masa lalu. Lelaki tersebut mengusap wajah nya kasar.

"Kamu... Apa yang ada di pikiran kamu Ndi? Kamu masih nggak percaya? Bagaimana aku harus meyakinkan kamu hah? Nggak seharusnya kamu masih terbayang akan masa lalu, masa lalu biarlah berlalu, kamu sekarang berada dalam masa kini. Dan kamu harus jalani apa yang ada di depan kamu, kalau kamu masih saja berada di masa lalu kamu nggak akan maju" ucap sang lelaki yang tak lain adalah Chandra.

"Kamu ngomong apa si Chand?" tanya Srikandi yang pura-pura tidak mengerti akan keadaan, Srikandi bukan orang bodoh, Srikandi tahu Chandra serius, hanya saja dia sudah terlalu nyaman dengan zona yang ia tempati sekarang.

Chandra lagi-lagi tersentak, sebenarnya apa mau gadis ini.

"Bodoh!" ucap Chandra dengan penuh penekanan, setelah itu Ia berlalu menerobos hujan meninggalkan Srikandi yang diliputi rasa bersalah yang mendalam.

Srikandi menghembuskan nafas panjang.

***

-Srikandi POV-

Hah..
Aku menghela nafas panjang, berusaha menghilangkan kepenatanku.

'Lagi-lagi aku tak percaya, wajar jika kau marah. Aku hanya terlalu nyaman dengan zona ini Chand, aku masih mencintai Resky dan aku nggak akan tega nerima kamu sedangkan hatiku telah diselimuti untuk menunggu Resky mencintaiku. Aku terlalu naif, yang percaya bahwa cinta pertama tak akan pernah mati. Dan aku berharap Resky bisa mencintaiku seperti aku mencintainya. Namun aku juga tak ingin kehilanganmu, katakan saja aky egois, memang itulah yang sebenarnya terjadi'.

"Aku maunya, inget kamu, selalu inget kamu, kamulah hujan ku, airku. Aku emang nggak pandai mengungkapkan perasaan tapi aku serius. Ndi, aku suka kamu. Aku suka sama kamu Srikandi Nandira"

Kata yang di ucapkan Chandra selalu terngiang dalam pikiranku.

Aku memutuskan untuk mengirim pesan pada Chandra.

To: Dobe

Hey, jangan marah

Setelah mengirimnya belum ada balasan darinya.

Akhirnya aku memutuskan untuk masuk kedalam kelas dan melanjutkan kerja kelompok.

***

Hingga malam hari pun Chandra tak membalas pesanku. Pasti dia marah. Karena lagi-lagi aku tak percaya.

if (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang