Sedari dulu aku memang hanya bisa sebatas mencintai, indah sekali sampai membuat terbang hati, sampai lupa diri lantas berharap bisa dicintai kembali.
Satu, dua, tiga, semuanya membuatku merasakan hal yang sama, aku benar-benar jatuh hati pada mereka, yang entah hatinya untuk siapa.
Teruntuk pemilik khayal, maafkan aku yang tak juga cukup bagimu, tak cukup mampu membuat engkau pun juga mencintaiku, tak cukup mampu aku, tak cukup sungguh tidak sama sekali.
Teruntuk pemilik debar, maafkan aku yang tak bisa memikat hatimu dengan celotehku, sebab tangan ini gemetar, seolah kau membutakan, tak kuasa bila harus terlampau dekat dengan wujudmu yang menyilaukan.
Aku tak mendekatimu di dunia nyata bukan berarti cinta ini tak nyata.
Aku yang selalu menundukan pandangan kala kita berdekatan pun tak berarti perasaan ini bukan sungguhan.
Salahku, salahku yang tak mampu seperti yang lainnya, menghiburmu hingga kau tertawa, menyentuhmu hingga menghadirkan nyaman yang tak semu.
Salahku, salahku yang hanya mampu mengirimimu pesan singkat yang jauh dari cerminan kesungguhan, tak cukup bila ingin diakui oleh hatimu; perasaan.
Salahku, salahku yang hanya mampu memburu senyumu dari kejauhan, menikmatinya lantas pergi begitu saja tanpa juga memberimu senyuman balasan.
Memang sedari dulu aku pantas menerima pahitnya cinta tak terbalaskan, sebab diri ini tak mampu jelas melukiskan, hebatnya cinta melalui sebuah perlakuan.
-Dusk'sheroine, weakness
#MessyThoughts
#FromThoughtsToWords
KAMU SEDANG MEMBACA
Messy Thoughts
PoesiaBerawal dari segumpal hati yang terus merasakan keasingan, namun juga menikmati kebahagiaan di dalamnya. Berawal dari benih benih penolakan yang diutarakan pemikiran, namun Ia tak mampu membuangnya sekeras apapun Ia ingin. Dan Berawal dari ketidakma...
