Sinar mentari masuk melalui celah celah jendela kamar ku.
Aku terbangun dan langsung masuk kamar mandi
30 menit setelah itu aku telah siap dengan seragam sekolah ku.
Aku berjalan menuruni tangga dan seperti biasa aku melihat keluargaku sarapan pagi tanpa aku.
Aku hanya acuh. Ya karna aku tak pernah dianggap bahkan setiap sarapan pagi aku tak pernah sarapan di rumah aku selalu sarapan di kantin.
"Li.. Ayo gabung!! Sarapan dulu.. Setiap hari abang gak pernah liat kamu sarapan!!" ajak bang vino
"Iya kak li.. Ayo sarapan bareng!!" abi ikut mendukung perkataan bang vino.
Aku hanya diam dan memikirkan perkatan kedua saudara ku tadi.
Kalau aku ikut sarapan apa tak apa ya? Tak apa lah jarang juga aku sarapan bareng sama mama papa.
Aku memutar badan ku dan mulai berjalan ke arah meja makan tapi saat aku mulai duduk. Mama papa langsung bangkit dari kursinya dengan raut tak suka.
"Udah selelai ma pa?" tanya bang vino.
"Iya" jawab papa dengan sedikit penekanan dan menatap tajam aku.
Aku hanya duduk terdiam.
Bodoh!! Seharusnya aku tadi tak usah ikut sarapan. Rutuk ku pada diri ku sendiri.
Aku langsung bangkit dari kursiku dan beranjak pergi dari meja makan.
"Li.. Udah selesai? Perasaan abang gak liat kamu nyentuh makanan sedikit saja!!" tanya bang vino
"Lian sarapan di kantin aja" ucapku datar dan melongos pergi.
Aku langsung menjalankan motorku dan pergi dari perkarangan rumahku.
Sesampai di sekolah seperti biasa aku mendapatkan berbagai macam tatapan dari murid yang lain. Takut, tak suka , biasa saja dan berbagai macam lagi.
"Eh.. Ada cewek es...!!" kata rani dengan nada sedikit mengejek
Rani adalah temen satu kelas ku
Aku hanya terus berjalan tak menghiraukan ocehan si rani
Sesampai di depan kelas aku langsung duduk di bangku ku.
Dan mulai membaca novelku dengan earphone bertengger di kedua telinga ku.
Skip time..
Tak terasa jam istirahat telah berbunyi. Aku langsung melangkahkan kaki ku ke kantin. Seperti biasa aku duduk di meja paling pojok.
Dan mulai memesan makan.
Selagi menunggu pesanan datang aku membuka novelku tadi dan membaca.
Brak...
Seseorang mengebrak mejaku.
Aku menutup bukuku dan melihat kearah orang itu.
"Eh... Cewek ice.. Apa maksud lo duduk di meja gue ha?" tanya aji dengan emosi.
Aji adalah seorang most wanted di sekolah aku. Ya karna ketampanan dan kepintarannya dia diberi julukan itu. Tapi bagiku dia sama saja.
"Meja lo?" tanya ku balik sambil mengangkat sebelah alisku
"Iya meja gue. Mending lo pergi dari sini!!" jawabnya sekaligus ngusir
"Ohh.." ucapku singkat
"Lo... Cep..-"
"Ini pesananya" potong ibu kantin.
Aku langsung mengambil makananku dan mulai melahapnya.
Aji yang melihat tingkahku yang mengacuhkan dia. Langsung menyiram jus jeruk ku ke muka ku
KAMU SEDANG MEMBACA
lian
Teen Fictionini lah hidupku... hidup yang di penuhi oleh penderitaan. lian andina itu lah aku.. seorang anak yang tak pernah di anggap. seorang anak yang selalu di anggap pembawa masalah. tapi kenapa setiap aku nemuin sebuah kebahagia kenapa berujung penderita...