"Gue gak bakalan biarin siapa pun buat lu nangis!!! Gue bakalan ada di samping lu li, suka mau pun duka. Gue bakalan ada buat lu li. Walau hanya sebatas sahabat!!" ucap aji sungguh sungguh .
Lian yang mendengar perkataan aji hanya terdiam.
Tes...
Air mata lian berhasil lolos. Lian memandang aji dengan tatapan senduh nya dengan air mata yang mengalir mulus di kedua pipinya.
"Gue gak mau liat lu nangis lagi" ucap aji sambil mengusap air mata lian dengan ibu jarinya.
"Jangan pernah nagis lagi di depan gue atau pun di belakang gue!!" aji memeluk lian sambil mengusap punggung lian. Sedangkan lian hanya menagis diam tak membalas pelukan aji.
Setelah cukup lama mereka melepaskan pelukan mereka.
Hening...
Itu lah yang terjadi.
"Ji.." panggul lian.
"Iya!?" sahut aji
"Makasih.. Lu udah mau jadi temen gue" ucap lian sambil tersenyum
Senyum lu manis li!! Gue mau selalu tersenyum batin aji sambil tersenyum
"Pulang yuk!! Udah sore" ajak aji sambil bangkit dari kursi dan mengulurkan tangannya ke arah lian dengan senyum yang tak pernah pudar dari tadi.
Lian tersenyum dan menerima uluran tangan aji.
*****
Sesampai di rumah lian. Lian menawarkan aji untuk mampir dulu tapi di tolak oleh aji dengan alasan sudah hampir malam.Lian berdiri di dapan pagar rumahnya sambil melambai kan tangan ke arah aji yang pergi pulang dengan mobilnya.
Sebuah senyuman entah mengapa kini sering terukir di wajah lian.
Lian membuka pintu rumah dan masuk ke dalam.
Ketika lian masuk ke dalam rumah lian mendengar suara seperti suara seseorang yang beradu argumen. Seketika itu pula senyum lian hilang sekejap mata berganti dengan air mata
"Ini semua gara gara kamu!! Coba saja kamu gak mungut anak itu pasti semuanya gak bakalan terjadi!!" suara berat seperti suara papa. Ya benar ini adalah suara papa.
"Kenapa jadi salah aku!!?? Itu tu salah kamu!!! Kamu gak sadar lian pergi gara gara kamu nampar dia ha?" timpal mama dengan emosi sama seperti papa
"Ini semua gara gara kamu!!! Gara gara kamu vino pergi nyari anak sialan itu!!" tambah mama lagi.
"Aaah.... Terserah.. Aku bakalan suruh orang buat nyari vino!!" putus papa.
"Papa... Mama jangan bertengkar lagi hiks..." suara anak kecil dengan isak tangis ya itu adalah abi.
"Diam kamu abi!!" bentak papa
"Wily berani nya kamu bentak anak ku!!" mama ikut membentak juga.
"Sudalah aku pusing aku mau pergi!!"
Ketika papa melangkah ke luar. Papa melihat lian matung mendengar dan melihat kejadian itu dengan air mata mengalir deras.
Tiba tiba papa lian menarik rambut lian
"Aakh... Sakit.." rintih lian sembari mencoba melepas kan tangan papanya dari rambutnya.
Mama dan abi yang mendengar teriakan lian segera berjalan ke arah lian.
"Kak li..!!" teriak abi
Plak..
Mama menampar lian dengan tatapan tajam membunuh
"Gara gara kamu anak kami pergi dari rumah!!" mama menyalahi lian sambil menunjuk muka lian
Papa lian semakin menarik kuat rambut lian.
"Aaakkh..." rintih lian dengan isak tagis.
"Papa jangan!! Hiks.. Kasian kak li.. Hiks.." abi mencoba membujuk papanya
"Diam kamu abi!!" bentak mama
"Kamu anak sialan.. Kenapa kamu masih datang ke sini ha?" tanya mama dengan emosi
Lian hanya diam mencoba melepaskan jambakan papanya yang semakin keras.
"Gara gara kamu anak,-"
"PAPA!!! MAMA!!!" potong seseorang yang tak lain bang vino.
Sebenarya vino melihat semua semuanya dari awal hanya saja mama papa tak menyadarinya.
"Vino.." ucap mama lembut dan mulai berjalan ke arah vino dan ingin memeluk vino
"Jangan sentu saya" ucap vino dingin.
"Vino kamu dari mana saja?" tanya papa melepaskan jambakannya dan berjalan ke arah vino.
Lian hanya meringis kesakitan memegangi kepalanya yang terasa sakit dan pusing.
"Kak li gak pa pa?" tanya abi sambil menghampiri lian dan mengelus kepala lian.
Lian hanya diam memandangi adiknya itu.
"Papa sama mama udah kelewatan!! Vino bakal pergi sama lian dari rumah ini!!" bentak vino lalu berjalan ke arah lian dan jongkok di depan lian yang trmgan meringis kesakitan sambil menangis dalam diam
Ketika vino menyentuh lian. Lian menepisnya dengan lemah.
"Jan..ngan sen.. Hiks tuh aku.." ucap lian dengan isak tangis.
Tapi vino tetap menarik lembut tangan lian dan di tepis lian dengan agak kasar.
"Aku bilang jangan sentuh aku!!" teriak lian dengan gemetar
Vino yang melihat respon dari lian terdiam.
"Li.. Lu kenapa?" tanya vino sedikit bingung dengan sikap lian adiknya
"Lu tanya gue kenapa? Hiks.. ?" tanya lian balik dengan sedikit emosi bercampur isak tangis
"Gue... Hiks.. Gue... Udah MATI" lian menjawab pertanyaannya sendiri dengan menekan kata mati.
Semua yang ada di ruangan itu terdian termasuk mama dan papa.
"Gue.. Udah mati.. 16 tahun yang lalu hiks... Hati gue... Udah beku...hiks.. Hiks.. Hancur..."
"G..gue..hiks pingin kayak anak lain... Dapet kasih sayang orang tua.. Hiks.."
"Walau bukan dari orang tua. Hiks.. Kandunku.."
"Aku sayang hiks.. Sama mama papa.. Hiks.. Walau aku selalu tak dianggap.. Hiks.. Aku senang berada di rumah ini.. Hiks..
Walau siksaan yang kudapat hiks.. Asalkan mama papa selalu bahagia aku juga bahagia... Hiks walau aku yang menderita dan tersakiti""Tapi...hiks"
"Semuanya berubah... Lian udah gak sanggup lian gak kuat. Hiks.. Cukup 16 tahun lian.. Bertahan.. Hati ini bahkan tubuh ini udah gak kuat lagi..!"
"Lian suka keluar malam itu.. Cuman mau dapetin perhatian mama dan papa gak lebih"
"Lian bukan pelacur..hiks.. Lian cuman nyari perhatian mama dan papa hiks.. Aja"
"Dan sekarang!! Lian.. Hiks.. Bakalan pergi... Jauh... Lian bakalan pergi... Sejauh mungkin... Dari keluarga ini!!!
"Lian sayang kalian semua... Terima kasih untuk semua hinaan dan perlakuan kasar yang kalian berika hiks.. Ma pa"
Lian mengungkap kan semua isi hati lian dengan isak tangis dan pergi dari rumah itu.
Semua nya hanya diam. Tak ada yang menghentikan lian.
Tiba tiba..
"Kak.. Lu hiks.. Jangan pergi!! Hiks.. Abi sayang kak li.. Hiks!" abi mencoba menahan lian
Lian berhenti dan terus menagis membiarkan adiknya abi memeluknya dari belakang
"Lepas.." ucap lian lirih tapi abi malah menguatkan pelukanya
"Gak!! Abi gak akan lepasin!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
lian
Novela Juvenilini lah hidupku... hidup yang di penuhi oleh penderitaan. lian andina itu lah aku.. seorang anak yang tak pernah di anggap. seorang anak yang selalu di anggap pembawa masalah. tapi kenapa setiap aku nemuin sebuah kebahagia kenapa berujung penderita...