Karena nggak mau gendang telinganya rusak gara-gara denger rengekan Haechan yang maksa Renjun buat ikut nonton film, akhirnya Renjun setuju. Apalagi ditambah Jaemin yang ikut-ikutan ngerajuk. Mark sesekali kompor, tapi langsung diem pas dipelototin Renjun.
"Jun, gue ke sini cuma karena mau ngajak lo nonton. Gue nungguin di sini hampir tiga jam. Lo tega sama gue?"
Jaemin sedramatis itu tadi. Padahal Renjun nggak minta Jaemin buat nungguin dia. Apalagi ngajak nonton.
Dan begitulah mereka pergi ke bioskop, nonton Infinity War yang lagi booming itu. Renjun mah ngikut aja. Dia nggak begitu update tentang perkembangan film-film.
Selama film diputar, Renjun diam aja. Begitu juga dengan Jaemin, Mark, dan Haechan yang ternyata sama-sama buta film.
Yah kalo Renjun mah jelas isi pikirannya cuma pelajaran dan masa depan. Yang lain mah nggak tau deh tuh, abstrak.
Setelah nonton, mereka pergi ke tempat makan. Haechan daritadi ribut mulu katanya laper, belom makan dari semalem. Tapi belum sempat pesan makan, Haechan keburu ditelpon Mamanya, disuruh pulang. Jadilah sekarang Jaemin cuma berdua sama Renjun.
"Jun," panggil Jaemin, mengalihkan atensi Renjun dari pastanya. "Mau," lanjut Jaemin sambil nunjuk pasta Renjun.
Renjun ngangkat alis. Jaemin lagi pasang tampang mupeng sambil kedip-kedip mata lucu. Renjun mau nolak, tapi Jaemin lagi dalam mode imut. Jadi Renjun menggulung pastanya pakai garpu kemudian ngarahin garpunya ke arah Jaemin yang langsung berbinar.
"Aaaa~"
Tepat ketika garpu itu udah di depan mulut Jaemin, Renjun malah belokin garpunya ke mulutnya sendiri. Senyum Jaemin langsung ilang.
"Yee ngeledek, ya?" tanya Jaemin.
Renjun cengar-cengir.
Telunjuk Jaemin bergerak mencoel mayonais di piringnya, kemudian secepat mungkin dipeperin ke pipi Renjun.
"Jaemin!" seru Renjun kencang, bikin beberapa pengunjung lain langsung noleh ke arahnya.
Jaemin ketawa tapi kemudian menyadari tatapan orang-orang. "Ssst, jangan teriak-teriak. Diliatin orang," kata Jaemin sambil menggedikan dagu ke sekitar.
"Bodo," kata Renjun, balik meperin pipi Jaemin. Kali ini pakai saos.
"Eh jangan pake saos, pedes tau," Jaemin coba menghalau dengan nangkep tangan Renjun.
Renjun nggak peduli. Sekarang sibuk main peper-peperan sama Jaemin. Tapi sial banget tangan Renjun nggak berhasil nyentuh pipi Jaemin. Di kursinya, Jaemin melet-meletin lidah, ngeledek Renjun yang tangannya dia cekal.
"Nggak bisa, wlee~"
Renjun berdecak kesal. "Lepasin," katanya.
"Gue lepasin tapi jangan meper," kata Jaemin.
"Kan lo yang mulai duluan," Renjun nggak terima.
"Ya udah nggak gue lepas."
Renjun berdecak lagi. "Iya, iya," Renjun ngalah.
Tapi di detik kelima, Jaemin nggak kunjung ngelepasin tangan Renjun.
"Jaem, lepasin~ Mau lanjut makan."
Sebelum Jaemin melepas tangan Renjun, dia ngambil tisu yang ada di meja lalu ngelap telunjuk Renjun yang penuh saos dengan tisu tadi.
Setelah itu Jaemin menyenderkan punggungnya di senderan kursi sementara Renjun lanjut acara makan pastanya. Suasana tiba-tiba hening. Nggak berapa lama, Renjun selesai makan. Dia kekenyangan karena makan burger ukuran sedang ditambah pasta. Tapi pas matanya liat menu ice cream, dia pengen.