"Oh, jadi ini yang namanya Jaemin?"
Di kursinya, Jaemin meringis pelan sambil garuk tengkuk, kemudian senyum ke arah Bunda yang natap dia dengan senyum manis.
"Iya, Tante," kata Jaemin.
Bunda menyenggol lengan Renjun yang sibuk berkutat sama mie instant. "Cakep ya, Jun," kata Bunda.
Renjun dongak sekilas untuk natap Jaemin yang tampak kalem, kemudian beralih natap Bunda sebentar. "Bunda pake dulu kacamatanya," kata Renjun singkat, lalu lanjut makan tanpa mempedulikan Jaemin yang rasanya mau pulang aja.
"Loh, muka Jaemin masih keliatan jelas kok. Ganteng, Jun."
"Iya, iya. Terserah Bunda," Renjun ngalah.
Bunda cengar cengir ke arah Jaemin. "Maaf ya, Jaemin. Renjun emang gini orangnya. Galak."
Jaemin mau nyautin banget, tapi ngeri ditimpuk garpu sama Renjun. Jadi Jaemin cengengesan aja sambil bilang, "Iya, Tante. Hehe."
"Ya udah. Kalian berdua lanjut makan deh. Jun, nanti tolong dicuciin ya? Bunda mau istirahat dulu. Capek banget," kata Bunda, dijawab dengan anggukan oleh Renjun.
Sepeninggal Bunda, atmosfer ruang makan jadi super hening. Cuma ada suara seruput-seruput yang keluar dari mulut Renjun.
Renjun melirik Jaemin yang udah sibuk melahap mie. Cowok itu jadi anteng banget sejak insiden handuk lepas di kamar Renjun. Ingat itu, Renjun jadi malu sendiri.
Tanpa sadar Renjun geleng-geleng kepala. Dalam hati bergumam enggak, gue nggak liat. Sumpah.
Jaemin yang sadar sama tingkah Renjun berhenti ngunyah. "Jun, kenapa?"
"Hah? E-enggak. Nggak papa."
Jaemin mengangguk singkat, kemudian lanjut makan sambil nahan rasa malu. Kalau bisa mengulang waktu, Jaemin mau hari ini nggak usah ada.
Jaemin nggak tau kalau ternyata dirinya sebodoh itu. Udah tau cuma pakai handuk, tapi malah jingkrak-jingkrak. Melorot kan, handuknya. Untung Bunda belum sampai rumah pas kejadian itu.
"Jun."
"Jaem."
Keduanya tersentak saat sadar kalau mereka manggil nama masing-masing bersamaan. Renjun natap Jaemin yang juga lagi natap dia.
"Lo duluan."
Satu detik...
Dua detik...
Tiga detik...
"Oke, gue duluan."
Tepat di detik berikutnya, Jaemin dan Renjun ketawa karena tiga kali bicara kalimat yang sama di waktu yang sama pula. Jaemin lebih dulu berdehem, kemudian menatap Renjun.
"Sorry gue tadi bener-bener nggak sengaja. Gue tadi cuma lagi jingkrak-jingkrak dan handuknya melorot sendiri, Jun..."
Ya iyalah. Siapa juga yang mau melorotin, Jaem....
Renjun diam. Jaemin keliatan nyesel banget sekaligus malu. Renjun jadi mau ngakak. Tapi kemudian ingat dia juga salah karena lupa ngambilin baju untuk Jaemin. Seandainya Renjun nggak lupa, insinden handuk melorot tadi nggak bakalan ada.
"Gue yang minta maaf. Maaf lupa ngambilin baju buat lo, dan malah ketiduran," Renjun garuk-garuk tengkuk.
"A-anggep aja tadi itu nggak pernah ada," kata Jaemin, tiba-tiba canggung dengan rasa malu yang makin jadi.
Oi, mana Jaemin yang biasanya?!
"Gue... gue nggak liat kok. Haha. Santai aja, Jaem. Haha."
Seseorang tolong panggil Haechan. Ini suasananya awkward sekali.