Promise Where | 3

31.9K 3K 100
                                    

Author P O V.

Queenla menjauhkan berbagai pikiran yang saling berkelebat di dalam kepalanya. Suara deritan pintu yang kini terbuka berhasil membuatnya sedikit terkejut. Disana, berdiri sosok jangkung abangnya yang kini berjalan menuju kasur yang sekarang ia duduki.

Gadis itu menggeser posisi duduknya, memberi ruang untuk abangnya agar bisa duduk disampingnya.

Raka merangkul bahu Queenla, kesedihan jelas terlihat di wajahnya.

"Maafin Queen, Queen gak seharusnya ngomong kaya gitu waktu itu," ucap Queenla sendu.

Raka mengerutkan keningnya, ia lupa 'ngomong kaya gitu' apa yang adiknya itu maksud.

"Gakpapa," ucap Raka sambil mencoba mengingatnya.

"Queen ngerasa bersalah sama Abang, sekarang Abang boleh hukum Queen,"

Raka yang tadinya ingin membicarakan suatu hal dengan adiknya kini ia merasa mendapat kesempatan, "bener?" tanya Raka memastikan.

Queenla hanya menganggukan kepalanya.

"Janji sama abang, Queen harus nurutin?" ucap Raka kemudian.

"Undangan udah kesebar, gedung udah dipesen, gak mungkin abang batalin pernikahannya," jelas Raka.

Queenla memerhatikan setiap ucapannya.

"Abang bakal tetep nikahin Kak Luna, tapi gak disana, Abang bakal nikahin dia di rumah sakit. Seenggaknya itu cara permintaan maaf Abang ke keluarga Kak Luna." Raka menghela napasnya.

"Tapi," Raka sengaja menggantung kalimatnya.

"Tapi apa?" tanya Queenla penasaran.

"Harus ada yang jadi pengantin di gedung yang udah Abang sewa."

Queenla menarik napasnya, perasaannya tidak enak dan firasatnya buruk.

"Queenla bisa cari orang yang mau nikah besok!" jawab Queenla cepat.

"Gak perlu, abang mau minta tolong sama kamu, bisa kamu gantiin pengantin itu?"

Gadis itu membulatkan matanya, "maksudnya? Gak mau! Queenla gak mau nikah muda!"

"Calm down, ini cuma simbolis, setelah Kak Luna sadar, kalian boleh cerai, selama kamu dan calon pengantin cowoknya gak ngelakuin apa-apa, kalian bebas, atau kalian mau cerai setelah tiga hari pun it's okay," jelas Raka.

"Are you kidding me? Aku baru mau nginjak kelas 11, terus udah nikah dan cerai dalam waktu tiga hari? No way! " bantahnya.

"Queen, ini permintaan keluarga Kak Luna, Abang janji, siapapun gak akan tau, soalnya yang di undangkan cuma keluarga besar, kasian mereka yang pulang dari luar negeri cuma buat hadirin pesta undangan, tapi undangannya batal." Raka mencoba selembut mungkin.

Cewek itu berpikir keras, bagaimanapun, ia merasa bersalah.

"Fine! Tapi ada syaratnya!" ucap Queenla, sebenarnya ia sangat ragu dengan ucapannya kali ini.

"Pertama; cowoknya harus ganteng. Gak mau tau, seenggaknya kalau cerai, aku punya mantan suami yang gak malu-maluin.

Kedua; aku masih berkegiatan kaya remaja normal lainnya!

Ketiga; Oh God! Queenla cerai setelah Kak Luna sembuh.

Dan yang terakhir; Queenla gak akan ngelakuin kewajiban-kewajiban layaknya seorang istri! Deal? "

"Deal!" ucap Raka cepat, setelahnya Queenla meminta waktu pribadi, ia menyuruh abangnya keluar dari kamar, dengan senang hati abangnya menuruti.

Promise Where | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang