My Coffee (Chapter 3)

5.2K 724 8
                                    

Dompetnya.

Sial, di mana dompetnya?!
Wonwoo menepuk-nepuk kantung celananya dan tidak dapat menemukan dompetnya. Kenapa dia menjadi sangat sial sekarang?

"Wonwoo?" Wonwoo mengarah ke suara akrab yang memanggilnya dari belakang. Mingyu memberinya senyum dan mencoba menerka situasi yang sedang dihadapi Wonwoo.

Ya Tuhan, ini sungguh memalukan.

"Ada apa?" Mingyu bertanya dan Wonwoo menundukan kepalanya.

"Aku lupa membawa dompetku di apartemen..." Mingyu memberinya tawa kecil sebelum berjalan ke kasir dan bertanya pada orang di kasir berapa harga yang tertera.

"3.160 won, Tuan." Kata orang di kasir dan Wonwoo harus mengubur wajahnya di telapak tangannya, sekarang Mingyu mungkin berpikir dia adalah seekor babi karena makan banyak.

Wonwoo melihat Mingyu membayarkan belanjaannya dan mengambil kantong-kantong itu dari kasir. "Kau dan Jihoon akan bergadang lagi malam ini?" Mingyu bertanya ketika mereka berdua keluar dari toko.

"Hoshi juga melakukannya, dan dia minta cuti besok pagi, pastilah sulit untuk mahasiswa seperti kalian." Wonwoo bersumpah senyum Mingyu sangat mahal sehingga tidak ada yang bisa membelinya. Dia melihat kantong-kantong plastik di tangan Mingyu dan ingat itu miliknya.

"A-aku bisa membawanya, aku tinggal sangat dekat dari sini." Wonwoo menunjuk ke arah kantung plastik itu setelah Mingyu memberinya tatapan bingung.

"Tidak, aku akan membantumu membawanya."

"Tidak!"

"Tidak?"

"Maksudku, uh, aku tidak ingin merepotkanmu, dan juga aku masih harus membayarmu."

"Tak usah"

"Tapi-"

"Ini, bawakan minumannya supaya adil, hmm?" Mingyu memberinya sebuah kantong plastik kecil berisi kaleng soda di dalamnya.

"Kau tak adil." Wonwoo cemberut dan Mingyu mengacak-acak rambutnya.

"Ayo, kita akan membeku jika kita tidak jalan"

Setelah 10 menit berjalan, Wonwoo akhirnya mulai tersenyum pada Mingyu, merasa sedikit malu setiap kali Mingyu menunjukkan bagaimana hidungnya akan mengerut setiap kali dia tertawa atau tersenyum lebar.

"Jadi ini tempat tinggalmu dan Jihoon?" Mingyu menatap apartemen kecil yang tentunya bagus untuk ditinggali dua orang.

"Ya, maaf telah merepotkan." Wonwoo berjalan ke pintu dan mengetuknya, yang segera terbuka menunjukkan orang yang lebih pendek mengenakan piyama kuning cerahnya. Mingyu terkekeh karena tahu apa reaksi yang akan diberikan Hoshi jika dia melihat ini.

"Apa yang membuatmu begitu lam- oh Mingyu." Tatapan tajam Jihoon mereda saat melihat Mingyu berdiri di belakang Wonwoo dan melambai padanya.

"Hai, selamat malam, aku tidak sengaja bertemu Wonwoo dan membantunya dengan ini." Mingyu mengangkat kantong-kantong belanjaan dan Jihoon dengan cepat mengambilnya dari Mingyu dan menggumamkan terima kasih sebelum meninggalkan Wonwoo dengan sang barista.

"Jadi aku berharap kita akan bertemu besok pagi untuk secangkir cappuccino lagi." Mingyu mengusap bagian belakang kepalanya sebelum melambai pada Wonwoo dan Wonwoo memberinya anggukan sebelum melambai padanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Segera setelah dia menutup pintu, sebuah senyuman lebar terpampang di wajahnya.

"Oh, please lover boy, kau idiot, apa yang kau bayar ke kasir? dompetmu ada di atas meja kopi" Jihoon menatap Wonwoo dengan tatapan kosong sambil menyesap sodanya.

TBC

Please vote and comment 😘

✅Coffee and Tea [MeaNie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang