⚠ WARNING UNTUK CHAPTER INI ⚠
🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞"Itu mungkin benar tetapi kau mengenalku saat aku single kan? Karena aku tidak sering menjalin hubungan tetapi ketika aku melihatmu itu membuatku merasa ingin menghabiskan seluruh hidupku denganmu. Kau berbeda dari mereka, Won. Kau memiliki sesuatu yang hanya bisa ku lihat di dalam dirimu."
"Apa itu?" Wonwoo mencoba bertanya dan Mingyu mengangkat dagunya kemudian mengecup bibirnya.
"Cinta" Wonwoo berbalik, meletakkan tangannya di pipi lembut Mingyu sebelum meletakkannya di lehernya dan menariknya ke dalam ciuman. Wonwoo pindah ke pangkuan Mingyu saat dia menciumnya dan Mingyu dengan senang hati membalas ciumannya dengan lebih semangat.
Mingyu menarik diri kemudian menyelipkan rambut basah Wonwoo di belakang telinganya. "Aku menemukan cinta padamu." Mingyu tiba-tiba mengangkat Wonwoo di pundaknya ala koala. Tidak peduli jika mereka basah kuyup dari bak mandi, dia membawa Wonwoo sampai ke kamar tidurnya sebelum dengan lembut membaringkannya di tempat tidur. Wonwoo secara naluri menutup bagian bawahnya dengan selimut dan Mingyu tertawa lalu dia merangkak ke atas Wonwoo.
"Apa? Aku sudah melihatmu telanjang, tidak perlu ditutup." Goda Mingyu sambil menarik selimut itu dan membuangnya sembarang arah.
Indah.
Satu kata yang bisa menggambarkan Wonwoo dengan cahaya redup menerangi kulitnya.
Mingyu mencium Wonwoo lagi dan Wonwoo mengeluarkan erangan keras ketika Mingyu mendorong kedua tangannya ke tempat tidur, tepat di samping kepalanya.
"Bolehkah?" Mingyu bertanya dan wajah Wonwoo berubah merah, mengerti apa yang akan terjadi. Dia mengangguk dan menutup matanya.
Mingyu menunduk lebih dekat ke telinga Wonwoo lalu membisikkan "Aku mencintaimu."
Wonwoo melengkungkan punggungnya saat merasakan napas hangat merayap di kulitnya dan membakarnya. Bibir Mingyu yang sebelumnya dia cium sekarang berada di persimpangan leher dan bahunya menghisap dan meninggalkan bekas, membuatnya tahu bahwa dia sekarang resmi menjadi miliknya. Wonwoo mengerang ketika Mingyu menghisap kuat sebelum menarik diri menyeringai saat dia melihat tanda kemerahan besar yang bersinar di kulit pucat Wonwoo.
"Mingyu." Dia berkata di antara napasnya dan Mingyu menarik diri dari dadanya dan menapan pada wajah memerah Wonwoo. "Aku tidak tahu b-bagaimana." Dia berbisik dan Mingyu tidak bisa menahan tawa. Mingyu duduk dan Wonwoo menatapnya.
"Aku akan menunjukkan caranya." Mingyu menggenggam 'adik kecil' Wonwoo dan Wonwoo melempar kepalanya ke belakang, merasakan tangan hangat dari Mingyu di sekitar gairahnya dan mengelusnya perlahan.
"Gh-ahh!" Tubuh Wonwoo mulai bereaksi saat Mingyu menggigit kepala 'adiknya' dan menempatkan benda itu pada mulutnya. Kedua tangan Wonwoo dengan cepat mengarah ke rambut Mingyu, menggenggamnya erat-erat, membuat barista itu mengerang. Getaran erangan Mingyu sudah cukup untuk membuat jari-jari kaki Wonwoo membengkok dan tubuhnya melengkung ke belakang. Mingyu menggosongkan bibirnya di sekitar ereksi dan menggelengkan kepalanya sedikit lebih cepat sebelum menarik diri dengan air liur yang menghubungkan bibirnya ke kepala benda Wonwoo yang bengkak.
Mingyu menyengir saat melihat wajah Wonwoo sekarang, matanya meneteskan air mata karena kenikmatan dan dada naik ke atas dan ke bawah karena ministrasi.
"Ya Tuhan, kau sangat cantik." Mingyu merangkak di atasnya dan menyatukan bibir mereka sekali sedangkan tangannya yang bergerak ke lekuk halus pinggang Wonwoo.
Mingyu menarik Wonwoo dan menempatkannya di pangkuannya. Wonwoo melepaskan pekikan dan lengannya dengan cepat mengarah ke atas bahu Mingyu.
"Ini lebih baik, kau bisa mengendalikan kecepatannya." Mingyu memberikan bibirnya kecupan terakhir sebelum mengangkatnya. Lutut Wonwoo tepat di samping kaki panjang Mingyu, dia menekan dadanya terhadap Mingyu dan mengangkat bokongnya sedikit.
---Gantungin ah---
Tbc
Please vote & comment 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Coffee and Tea [MeaNie]
FanfictionDi sebuah kafe kecil di pinggir kota, ada barista terkenal yang menjadi bahan perbincangan para gadis. Sementara di sudut kafe ini setiap pagi, seorang lelaki pemalu selalu menatap sang barista dari jauh. "Kau seperti kopi yang penuh dengan kemanisa...