🌿 Ibel Modus

7.3K 1K 37
                                    

Sepulang sekolah, Ibel harus menunggu kakaknya yang sedang berlatih dance di ruangan dance milik sekolah. Walaupun malas, hal ini menjadi sebuah keberuntungan bagi Ibel, karena disana juga ada Mark.

Lucas dan Mark memang tergabung dalam satu ekskul. Mereka juga masuk dalam tim inti di ekskul Dance. Menurut Ibel, satu-satunya keberuntungan memiliki kakak seorang Lucas Wong adalah karena Lucas dekat dengan Mark.

Ya, walaupun Lucas sendiri enggan membantu adiknya dalam hal pdkt, setidaknya Ibel masih bisa memanfaatkan Lucas dalam menjalani misi modusnya.

"Kak!" panggil Ibel pada Lucas.

Lelaki tinggi itu menoleh "Paan?"

"ikut gue bentar," ajak Ibel. Lucas menggeleng "Males," tolaknya. Sekarang mereka lagi istirahat, dan Mark sendiri lagi mainan hp dipojokan sambil minum.

"Udah ayok!" paksa Ibel sambil menarik Lucas keluar. Dan dengan terpaksa pun Lucas menuruti adiknya.

Setelah berbincang, tidak lebih tepatbya berbisik-bisik lumayan lama dengan tak lupa diselingi debat kecil-kecilan, Lucas dan Ibel pun berpisah. Bukan berpisah alam, lebih tepatnya Lucas yang kembali masuk ke ruang latihan, sedangkan Ibel pergi.

Ibel memutuskan untuk pergi ke lapangan basket, sambil liatin para siswa yang lagi latihan basket. Ia duduk di tribun paling atas. Ibel menatap para siswa itu tanpa minat.

Ya walaupun anak basket gantengnya subhanallah, tetap saja Mark masih nomer satu di hati Ibel.

Setelah 2 jam bergabut ria di tribun lapangan, Ibel pun memutuskan untuk pergi ke parkiran.
Jam segini emang udah waktunya anak dance pulang. Bahkan kayanya mereka udah pulang sejak 15 menit lalu.

Ibel meneteng tasnya, sambil berjalan penuh semangat ke parkiran. Sesampainya disana, Ibel hanya melihat parkiran yang sepi dan hanya tersisa beberapa motor.

Dari jauh, Ibel melihat seseorang yang ia tunggu dari tadi. Kakinya melangkah menghampiri orang itu yang juga berjalan mendekat ke arahnya.

"Kak Mark!" panggil Ibel.

Langkah Mark terhenti karena tubuh Kecil Ibel yang menghadangnya.

"Kak, boleh pulang bareng gak?" tanya Ibel dengan wajah sok polosnya.

"Kakak lo mana?" Tanya balik Mark yang masih dengan wajah datarnya. "Kak Lucas udah pulang duluan. Tadi kunciku dibawa dia, dan kayanya dia lupa kalau aku masih disekolah. Lagian Kak Mark juga udah tau rumahku, kan? Jadi aku gak perlu ribet buat nunjukin arah" Oceh Ibel.

Mark sendiri hanya menatap malas. "Sorry, gabisa. Cari aja yang lain" katanya, lalu berjalan meninggalkan Ibel.

"Sial!"

Akhirnya dengan terpaksa, Ibel pun berjalan ke halte depan sekolah. Bukannya. Buat nungguin taksi atau apa, cuma mau nongkrong aja dia.

Ibel mendaratkan bokongnya di tempat duduk yang disediakan, sambil merutuki idenya.

Ide gila yang tiba-tiba terlintas di otak Ibel, menyuruh kakaknya pulang duluan, supaya dia bisa modus ke Mark, tapi malah hasilnya zonk.

Kalau udah begini mau gimana? Angkot pun jam segini jarang ada yang lewat.
Ibel merogoh kantong bajunya, dan hanya menemukan 2000 rupiah disana. Bodohnya lagi, dia malah meninggalkan dompet nya di jok motor. 2000 rupiah cukupnya buat apa emang? Jangan kan naik ojek online,buat bayar ojek offline aja belum tentu cukup.

Niat hati mau telfon Lucas buat jemput, tapi apa daya henpong jadul milik Ibel ternyata udah wafat duluan.

Yaampun malang sekali nasibmu wahai Maribel.

"Trus gue gimana ini pulangnya??" Gumam Ibel dengan mata yang sedikit berair.

Brum! Brum!

Suara motor terdengar didepan Ibel yang membuatnya mendongaj dan melihat siapa yang berhenti didepannya.

"Naik!" suruh orang itu.

Mata Ibel Membulat "L-loh, k-kak? Katanya tad-"

"gue itung sampe 3, kalo gak naik gue tinggal!" Ucap Mark yang masih tetap dengan wajah tripleknya.

"iya iya, Ibel naik sekarang juga!"

Dan dengan semangat memperjuangkan oppa, Ibel pun menghampiri Mark dan langsung naik ke jok belakang.

"Yuk, kak!" Seru Ibel.

Tiba-tiba saja Mark memberikan boombernya ke Ibel "Nih, buat nutupin paha lo" Katanya.

Senyum Ibel mengembang. Ia dengan senang hati menerima jaket Mark untuk menutupi pahanya.

Mengingat bahwa motor Mark adalah motor Ninja, jadi mau tak mau Ibel terpaksa duduk menghadap depan. Dan hal itu membuat rok pendeknya sedikit tersingkap.

Dan Mark dengan baik hati, rela memberikan jaket nya pada Ibel. Huhuu boyfriend materials banget.

"Gausah pegangan gue, lo pegangan di belakang aja!" kata Mark lagi sambil menjalankan motornya.

"Siap kak! Dibonceng Kak Mark aja udah Seneng banget kok!" Seru Ibel.

Dan saat itu juga, ada suara gemuruh yang berasal dari dada Mark.

tbc~

Kak Mark Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang