🌿 Menjauh

5.7K 762 47
                                    

setelah kejadian di kantin, Ibel buru-buru pergi dari kantin dan berjalan cepat ke kelasnya, diikuti kedua temannya yang setia mengikutinya di belakang.

Ibel memasuki kelasnya, lalu duduk di bangkunya sambil menangkupkan wajah di meja. Dan lagi-lagi Ibel menangis.

"Bel, udah dong. Jangan nangis." Ucap Yuqi yang kini sedang jongkok di samping bangku Ibel.

"Bel..."

"Kak Mark jahat!" kesal Ibel disela tangisannya.

"Kenapa sih dia gak bilang aja kalau dia udah dijodohin? Hiks.. Trus kalau udah gini hiks.. Gue harus gimana? Huaaa gue udah terlanjur dibikin baper trus sekarang dia malah sama cewek lain! huaaaa!!"

Tangisan Ibel semakin menjadi. Ia mendongak dan melihat kedua temannya yang menatapnya miris.

"Gue bilang apa, bel. Jauhin dia sebelum lo semakin tersakiti." Kata Yuqi.

Arin sendiri duduk dibangkunya, sambil sesekali mengelus lengan Ibel. Ia kemudian memberikan sebungkus tissue miliknya ke Ibel.

"Yuqi bener. Lo harus jauhin Kak Mark, mulai sekarang." Balas Arin.

"Haruskah?" tanya Ibel. Matanya sudah sangat sembab dan hidungnya merah.

"Harus lah! Omg Bel, cowok itu masih banyak. Banyak yang mau sama lo, yang beneran sayang sama lo, yang gak bakal ninggalin lo." lanjut Yuqi.

Arin mengangguk setuju "Ada Kak Changbin,  Jeno, Bahkan Kak Vernon yang dari kelas 12 pun suka sama lo." Kata Arin.

"L-lo tau darimana?" tanya Ibel.

Arin memutar bola matanya "Omg Bel, mereka ngadu ke gue tau gak. Bilang gue harus suruh lo berhenti deketin Kak Mark lah, bilang lo suruh buka hati lah, banyak deh. Mereka kesel tau gak liat lo yang dengan gencar deketin Kak Mark. Bukan cewek aja, tapi cowok juga. Lo itu cantik, Bel. Cewek cantik gak seharusnya ngejar cowok." Omel Arin.

"Dek, lo kenapa?"

Ibel, Arin, dan Yuqi sontak menoleh dan melihat siapa yang datang.

"K-kak Lu-"

Tanpa aba-aba Lucaa duduk dibangku milik Arin, setelah ia menyuruh Arin berdiri dari bangkunya.

"L-lo ngapain kesini kak?" tanya Ibel, sambil menundukkan kepalanya.

"Apa gue harus diem aja liat adek kesayangan gue nangis?"

"Kesayangan apaan? Kalau kesayangan tuh gak seharusnya lo bully gue tiap hari!" elak Ibel.

"Jangan ngalihin topik. Lo kenapa? Gue tadi lewat trus liat lo nangis."

"Gara-gara Mark sama murid baru?"

Ibel diam. Yuqi diam. Arin diam. Gak ada yang jawab.

Lucas mendesah kasar. "Kan udah gue bilang, lo gak usah kejar Mark lagi, Ibel. Selama ini gue biarin lo seneng-seneng sama Mark, karena gue liat lo selalu seneng dirumah. Tapi sekarang apa? Lo jatuh juga kan?"

"Dek, gak seharusnya lo ngejar cowok. Takdir cewek itu dikejar, bukan ngejar. Jadi sekarang, stop deketin Mark. Biarin dia sama cewek barunya, lo harus kuat. Cowok masih banyak? Apa perlu gue yang cariin lo cowok?"

Ibel mendongak, matanya berkaca-kaca. Ia kemudian beranjak berdiri dan menghampiri Lucas. Dan ia pun menumpahkan tangisnya di dada bidang Lucas.

"Kak gue sakit hati."

Lucas yang juga ikut berdiri, lalu mendekap adik semata wayangnya itu. "Semua yang gue takutin udah terjadi. Dan sekarang udah waktunya lo berhenti."

Ibel mengangguk dalam pelukan Lucas.

Ia kemudian melepas pelukannya, dan mendongak menatap Lucas.

"Tapi.. Pertemanan Kak Lucas sama Kak Mark gak papa kan?"

Lucas tersenyum. Ia lalu mengacak pelan rambut adiknya.

"Gue gak bakal bawa masalah ini ke persahabatan gue." Ucap Lucas.

"Dah, gak boleh nangis lagi. Cukup kali ini gue giniin lo. Kalau lo nangis lagi, bakal gue biarin sampe lo berhenti sendiri." Ucap Lucas.

"Gue ke kelas dulu. Bentar lagi masuk."

Lucas pun meninggalkan Ibel dan teman-temannya.

Sedetik kemudian, Ibel menoleh ke Arin dan Yuqi yang ada dibelakangnya.

Mereka tersenyum, dan kemudian memeluk Ibel.

"Semangat, Ibelku!!"

Tbc~

Kak Mark Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang