Sumpah, demi apapun pelajaran Pak Yesung sangat membosankan. Sekarang adalah jam seni budaya, dan harusnya di isi oleh Bu Yuri. Tapi karena beliau ada acara dadakan, akhirnya di gantikan oleh Pak Yesung.
Dan sepertinya aku harus bersyukur karena bel istirahat sudah berbunyi.
Setelah menunggu Pak Yesung memberi salam, aku dan Arin pun langsung keluar dan pergi ke kantin.Sesampainya di kantin, aku menyuruh Arin untuk mencari bangku sedangkan aku memesan.
Aku memilih untuk memesan siomay Pak Changmin. Disana sepi, jadi tidak perlu mengantri.
"Eh, neng Ibel. Siomay neng?"
"Iya, siomay 2. Satu biasa trus pedes, satu lagi gak pake telur, pedes." ucapku.
"Oke siap-"
"Aku juga pak. Siomay 3, biasa pedes semua."
Aku berbalik ketika ada suara menyahut di belangku.
Dan kalian tau siapa?
Kak Mark :))))
"Pak, sama ini ya. Aku tunggu di bangku deket jendela." ucapku sambil menunjukkan 2 botol teh.
"Aku tunggu disana juga pak." Kak Mark menyahut.
"Siap, bentar ya."
Aku mendelik. Kak Mark daritadi ngikutin aku dan parahnya sekarang dia duduk di depanku. Iya, tepat di depanku. Bersama Kak Renjun yang duduk di sebelah Arin dan Kak Woojin yang duduk di samping Kak Mark.
Daritadi aku diem dan nunduk. Gak berani lihat Kak Mark. Takut-takut nanti kalau kita ngobrol, Kak Mina malah datang.
bukan takut aja, sih. Disini juga ada jantung yang gak bisa di ajak kompromi."tumben gak sama Mina, Mark?" tanya Kak Renjun.
"Dia dispen, mau nganter ortu ke bandara." jawab Kak Mark.
Ngapain sih harus ngomongin Kak Mina. Gak inget disini ada aku. Eh, emang aku siapa.
"Tau banget sih," goda Arin.
"Sstt udah gak usah ngomongin Mina. Ada Ibel." jawab Mark.
Eh? Aku?
Ku lihat Arin cuma mencebik, sambil menyikut lenganku.
Aku menoleh, dan pandanganku dan Kak Mark bertemu.
Dia senyum.
Astaga, boleh gak kalau aku rindu senyumannya.
Gak, gak boleh! Move on, bel. Jangan mikirin dia.
Gak lama, pesenan kita datang. Setelah membayar, kita semua langsung fokus ke makanan masing-masing. Kecuali aku sih. Aku makan dengan keadaan jantung yang masih berdisko dan akhirnya mambuatku makan cepat-cepat biar bisa pergi dari sini.
Gak ada 5 menit, aku selesai makan. Aku langsung meminum teh puc*uk ku lalu berdiri.
"Gue ke kelas duluan." pamitku, lalu ninggalin mereka.
Aku berjalan cepat menuju kelas, hingga akhirnya aku sampai di kelas.
Sepi. Tidak ada orang.
Aku langsung menghampiri bangkuku dan duduk disana. Setelah itu aku menangkupkan kepalaku di meja sambil mengatur nafas.
Huh, cuma Kak Mark yang bisa bikin aku sampai kaya gini.
Merasa cukup baikan, aku pun mendongak dan mengusap kasar wajahku.
"Astaga!" teriakku.
Gimana gak kaget, tiba-tiba aja wajah Kak Mark muncul di depanku. Dia duduk di bangku Arin dengan tubuh yang menghadap aku.
"K-kak Mark s-sejak kapan disini?"
"Sejak lo selesai makan."
"kakak ngikutin aku lagi."
Dia mengangguk.
Ngapain sih ngikutin lagi. Astaga, gini gimana mau move on.
"Nih,"
Dia memberikan sebuah coklat padaku.
"Dipikir cowok tadi aja yang bisa kasih coklat. Aku juga bisa." katanya.
Pfftt tawaku hampir meledak ketika melihat coklat yang diberi kak Mark.
Kalau Jaemin tadi kasi aku yang merk s*ilverking, kali ini Mark cuma kasih yang merk ch*oki-choki.
Bukannya gimana-mana sih. Lucu aja kalau menurut aku."Jangan di ketawain, tadi di koperasi cuma ada ini."
"Terima ya? Lain kali aku kasih yang kaya dikasih cowok tadi."
Haha, gak perlu kak. Dikasih apapun Ibel tetep seneng. Apalagi dikasih cinta.
Eh, gaboleh. Dia punya orang, Bel.
"Lagian dia siapa sih?" tanya Kak Mark.
"Temen."
"temen apa temen?"
"temen biasa kok. Kenapa sih?"
"Yaudah, syukur deh. Tetep jadi temen aja sampai kapanpun. Gak boleh lebih. Lebihnya sama aku aja."
Hah?
Apasih? Diriku gak mudeng.
Dan setelah itu hening. Aku memilih nunduk dan mainin kuku.
Sumpah, aku bingung dengan perasaanku sendiri. Satu sisi aku ingin move on, satu sisi aku ingin bertahan. Susah tau lupain Kak Mark. Apalagi aku udah suka sama dia selama 2 tahun. Dan sekarang Kak Mark udah di jodohin, tapi dia kaya gini ke aku.Jadi aku harus gimana dong?
"Dek," panggil Kak Mark.
Aku mendongak. Dengan jantung yang masih asik berdisko tentunya.
Heran, udah hampir masuk tapi kenapa kelas tetap sepi sih."ap-"
Aku sontak memundurkan kepalaku ketika Kak Mark mencondongkan tubuhnya untuk mendekat ke arahku.
Aku mengerjap beberapa kali. Tolong, ini dia mau ngapain?
Dia semakin mendekat, dan....
Cup!
"Jangan deket-deket cowok lain. Aku gak suka. Aku aja mau jauhin Mina, masa kamu mau deket-deket sama cowok lain." setelah bilang itu, dia langsung pergi.
Astaga! Pipiku udah gak perawan lagi ╯﹏╰
tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Mark
Fanfiction"Kak Mark, gue suka sama lo" "Lo mundur aja deh, gak capek gue tolak berkali-kali?" - Start [03-06-18] Fin [21-10-18]