🌿 Jangan nangis

5.6K 793 36
                                    

2 hari ini Ibel mulai menjauh dari Mark. Dan hal itu membuat Ibel berubah banyak. Dia jadi sedikit pendiam, jarang keluar kelas, jarang makan.

Separah itu kah efeknya?

Bahkan Lucas pun sampe turun tangan buat ngasih Ibel bekal karena Ibel gak mau sarapan dan kalau di sekolah dia gak mau keluar kelas, yang akhirnya membuat dia gak makan juga selama di sekolah.

"Bel, jangan gini terus dong. Segitu cintanya ya lo sama Mark sampe lo lupa makan gini? Lo kan gak lagi program diet, jadi jangan sampai lo lupa makan. Gue gak mau lo sakit." omel Yuqi.

Ibel menaruh kepalanya di  bangku, bertumpu pada tangannya.

"Iya, gue makan nanti di rumah." jawab Ibel.

"Bohong! Lo jarang makan kan dirumah? Lucas sering bilang sama gue kalau gue harus mastiin lo makan, karena di rumah lo gak makan." Kata Yuqi.

"Ikut gue ke kantin yuk. Gue beliin deh."

Ibel menggeleng. "Gue lagi gak laper, Yuqi.."

"Laper gak laper pokoknya lo harus ikut. Mau tambah kurus? Kalo lo kurus, gue gak mau temenan sama lo."

"Ya gak gitu ju-"

"Neng Yuqikuu!"

Suara siapa lagi kalau bukan suara Woojin. Dia datang memasuki kelas bersama Renjun dan Arin yang berjalan di belakangnya.

Renjun datang menghampiri Ibel, lalu menaruh sebuah kotak bekal warna hijau, seperti yang pernah di berikan Mark dulu, kata  bangku Ibel.

"Dari Mark." Ucap Renjun.

Ibel mendorong kotak bekal itu, "Gak perlu." ucapnya singkat.

"Bel, mending makan aja deh. Daripada lo kelaperan." kata Yuqi.

"Gue gak bakal kelaperan, Qi. Mending gue gak makan daripada harus makan bekal dari dia." Ucap Ibel, tegas.

Ia lalu berdiri dan berjalan meninggalkan kelas.

Mood nya selalu memburuk tiap kali ia mendengar nama Mark. Karena tiap nama Mark disebut, yang terlintas di otaknya adalah Mark yang sudah di jodohkan dengan wanita cantik bernama Mina. Ia seolah lupa gimana perjuangannya 2 tahun buat dapetin hati Mark. Lupa dengan rutinitas paginya buatin sarapan buat Mark.
Yang ia inginkan hanya melupakan Mark sekarang.

Ibel berjalan memasuki kamar mandi wanita.
Ia memasuki sebuah bilik kamar mandi, lalu duduk di kloset yang tertutup dan menangkup mukanya.

Lagi-lagi Ibel menangis. Ia menangis tanpa suara. Lagi-lagi kejadian di kantin, omongan Renjun, dan kenyataan bahwa ia harus menjauhi Mark terputar lagi di otaknya.

Hampir 10 menit ia sesenggukan di dalam kamar mandi, akhirnya dia pun keluar. Ibel berhenti di wastafel, menatap wajah sembabnya dipantulan kaca, lalu membasuh wajahnya dengan air.

Setelah mengelap wajahnya dengan tissue, ia pun berjalan keluar kamar mandi.

Sret!

Baru saja ia keluar dari kamar mandi, tiba-tiba saja tangannya di tarik.

Ibel yang tersentak, langsung membalikkan badannya.

"K-kak Mark?"

Mark menarik Ibel untuk lebih mendekat padanya.

"masakan gue pasti gak enak ya sampai lo gak mau makan bekal dari gue?" tanya Mark.

Bukannya jawab, Ibel malah menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Mark kemudian memberikan sebuah kantung plastik berisikan kotak sterofoam.

"Nih, karena lo nolak bekal dari gue, jadi gue beliin bakmi nya Mbak Ani. Kesukaan lo."

Ibel cuma menggeleng pelan. "a-aku gak la-laper kok k-kak."

Mark kemudian meraih dagu Ibel agar Ibel mau menatapnya.

"Lucas udah cerita semuanya. Jangan telat makan, nanti sakit. Tetep jadi Ibel yang selalu ceria."

Ibel menatap Mark dengan mata yang memerah. Pertahanannya hampir runtuh kalau ia tidak bisa mencegahnya.

"Dan satu lagi,"

"Jangan nangis lagi."

Dan setelah berkata itu, Mark lalu meraih tangan Ibel dan memaksanya untuk mengambil kantung plastik itu, kemudian berjalan pergi meninggalkan Ibel.

"Justru dengan kamu seperti ini, malah bikin aku semakin nangis, kak."

tbc~

Apakah kalian mendapatkan feelnya? :(


Kak Mark Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang