IV

56 14 2
                                    

Belascore, Markas Utama CIA
Gerbang D
pukul 9 a.m.


Tak ada yang setuju dengan rencana Ezra. Baiklah, ia takkan mengemis bantuan. Walau ia telah membulatkan tekad untuk mengundurkan diri, kali ini ia tak bisa diam saja ketika Andreas kembali.

Tiga tahun lalu Ezra dan kelima timnya sepakat untuk mengundurkan diri dari keanggotaan CIA—ia, Ayldina, Reijess, Ligia, Dirga, dan Leonar. Alasan mereka sama-sama kuat saat itu, yaitu ketika mereka telah merasa kehilangan semuanya dan lelah.

Tahun itu adalah tahun terburuk bagi Cassa International Agent, karena kedatangan tiba-tiba seorang teroris yang membombardir seisi kota Cassa Center dan menewaskan sejumlah penduduk. Ezra dan Ayldina harus merasakan kehilangan kedua orang tua mereka, begitu pun Ligia dan Leonar. CIA telah berhasil menangkap teroris tersebut dan menjebloskannya dalam bui, Andreas Mahendra.

Malam kemarin, entah bagaimana caranya Andreas bisa lolos dari penjara. Reijess mengatakan bahwa Raegis membantunya, tetapi itu masih abu. Mereka perlu menyelidikinya lagi secara lebih lanjut. Saat ini, Ezra seorang diri berdiri di hadapan bos besar CIA. Di ruangannya, dengan segala amarah yang tertahan dalam kepalan tangan.

"Itu yang kudengar sesuai penuturan Theodore. Lalu Andreas yang berbicara, mengatakan sesuatu tentang Belascore dan Moskow."

Pria berjas yang berlabel nama Wen Junhui tersebut memiringkan kepala. Alisnya tertaut tipis, masih menyilakan tamunya untuk berbicara.

"Kinnaird sudah mati," sahut Junhui akhirnya. "Dan apa aku terlihat peduli, Ferdinand?"

Ezra mengernyit mendengar penuturan pria yang penyebutan namanya Won Jwenhi barusan.

"Kalian sendiri yang pergi. Surat pengunduran diri kalian masih tersimpan rapi di laciku." Junhui menyandarkan punggung.

"Pak, pembebastugasan Theodore hanya sepihak. Kalian bahkan tidak mengupacarainya. Apa alasan kalian menolak membantu?" sergah Ezra.

"Sudah jelas, karena Kinnaird dibebastugaskan. Itu keputusan dari pusat. Kau, tidak bisa berbuat apapun." Junhui mengacungkan jarinya pada pria yang berdiri di seberangnya.

"Begitukah?" Ezra tersenyum sinis. "Andreas sedang dalam perjalanannya untuk tiba di sini. Tunggu saja nanti ketika kantormu hancur berkeping karena tak memercayaiku."

"Atas dasar apa aku harus percaya padamu?"

"Kebenaran."

Junhui mencebik.

Ezra menundukkan wajahnya. Ia menghela napas, kemudian kembali mengangkatnya. "Rencana Rusia itu benar adanya. Aku dan Theodore mendengar sendiri hari itu."

"Dia tidak akan sanggup menembus pertahanan CIA."

"Tidak jika tanpa senjata Jerman."

Junhui diam.

"Dia punya, dan Raegis bersamanya."

"Raegis Kresna?"

"Ya."

Junhui menautkan alis. "Catatan kriminal Kresna bersih."

"Dan itu memudahkan Raegis entah bagaimana caranya bisa membebaskan Andreas."

Bos besar CIA tersebut menghela napas. "Lalu haruskah kami membantu orang yang sama sekali tak membanggakan CIA?"

"Aku tahu Theodore telah lalai, dan itu dulu. Dia juga membantu meredakan ulah Andreas, kan? Apa itu bukan membanggakan?"

Junhui diam.

"Pak, aku tak habis pikir kenapa kalian tiba-tiba membebastugaskannya. Tapi aku datang ke sini bukan murni karena Theo. Andreas di sana sedang menyusun rencana untuk sekali lagi mengambil alih kota dan menghancurkan CIA. Bahkan rencana Rusia itu tidak terdengar main-main."

The Expendables [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang