XII

89 9 14
                                    

Belascore, Markas Utama CIA
pukul 3.12 p.m.


Mendengar kabar bahwa tim kiriman CIA di Moskow telah dikalahkan dan diambil-alih oleh pihak Andreas, Junhui langsung mengumpulkan semua tim dan para sniper yang sebelumnya mendapat jatah cuti—termasuk tim Ezra. Mereka berkumpul di ruang diskusi dengan Junhui yang memberi briefing singkat.

"Tim Moskow telah diambil alih. Bisa dipastikan mereka akan menyerang kita terlebih dahulu. Sore ini kita habiskan mereka. Tangkap Andreas dan jangan biarkan seorang pun kabur, mengerti?"

"Mengerti, Pak!"

Semua regu berpencar pada titik yang telah ditentukan. Reijess bersama Leonar sebagai sniper dari tim Ezra segera bersembunyi di tempat yang telah disepakati. Kali ini, Andreas dan Abyan ikut terjun ke lapangan. Ada juga Kalandra bersama mereka, juga saudaranya yang bernama Kavindra.

 Ada juga Kalandra bersama mereka, juga saudaranya yang bernama Kavindra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika mobil Andreas tiba, mereka segera berbaku tembak. Hujan peluru tak dapat dielakkan, terlebih dari para sniper yang tak diketahui posisinya. Mereka saling bersembunyi dan menembak, tak memberikan celah kosong sedikitpun.

"Kresna dan Baskara, bisa kalian cari di mana Andreas?" ujar Junhui.

"Belum bisa, Pak! Dia tak terlihat dari sini!" jawab Reijess sambil menembak.

"Ferdinand, kalian fokus mencari Andreas! Tinggalkan yang lain!"

Ezra dan Ayldina menjawab serempak, "Siap, Pak!"

"Hei, Ay! Ke gerbang C sekarang,"

"Dalam perjalanan!"

Tembakan terus terdengar. Dua kakak beradik ini bertemu di gerbang C sesuai instruksi Ezra. Mereka masuk dan berlindung di balik dinding untuk memeriksa dan mengisi ulang amunisi.

Di tempat lain terjadi 'transaksi ilegal'. Raegis nampak seorang diri mengendap melalui pintu darurat dan pergi ke sisi lain bangunan. Di sana Andreas dan Abyan menunggu. Ia segera menghampiri mereka.

"Bising sekali di sini," ujar Abyan sambil menyisir surai hitam sebahunya ke belakang.

"Kita takkan ketahuan?" tanya Andreas.

Raegis mengangguk. "Sudah kumatikan CCTVnya."

"Rei, kaulihat itu?" Leonar menunjuk. Reijess menoleh, lantas mengikuti arah telunjuk Leonar. Diintipnya lokasi itu melalui teleskop. Segera kedua netranya melotot kaget.

"Ezra, Andreas! Pintu darurat!" serunya. Ia pun bangkit untuk meninggalkan tempat itu tanpa membawa senapannya.

"Tetap di sini!" ujarnya pada Leonar.

Mendengar penuturan Reijess, Ezra dan Ayldina segera bangkit dan masuk melalui dalam bangunan. Mereka cepat-cepat menuju pintu darurat yang Reijess sebutkan.

"Jangan ada yang berani menyentuh Raegis!" sambungnya kemudian.

Di gerbang A, Dirga dan Ligia terpaksa berbaku hantam dengan beberapa musuh yang mencoba menerobos masuk. Dirga memukul wajah seorang pria dengan punggung senjatanya, lalu menarik pakaian pria itu ketika berhasil lolos. Dirga melayangkan tinju pada tengkuk samping pria itu. Ligia melakukan hal serupa, menendang perut musuh berkali-kali dengan lututnya. Tiba-tiba pria itu mencengkeram celana Ligia, kemudian membantingnya ke lantai. Pria itu meraih pistol di punggungnya hendak menembak Dirga, namun sebuah peluru terlebih dulu bersarang di kepalanya.

The Expendables [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang