X

36 9 0
                                    

Belascore, Markas Utama CIA
Gedung B
pukul 11.15 p.m.


"Kenapa tidak makan?"

Dirga menoleh. Didapatinya Ezra berdiri di sana sambil menyodorkan sebungkus burger dan sebotol air padanya, yang segera diterimanya karena sungkan jika menolak.

"Kau belum makan dari pagi, kan?" Ezra duduk di hadapan pria itu.

"Aku kehilangan nafsu makan, entah mengapa." Dirga meneguk air, kemudian mengeluarkan burgernya. "Anyway, terima kasih."

Ezra mengedar pandang ke luar jendela. Nampak para tentara yang berjaga tengah mengobrol sambil tetap awas, beberapa ada yang sambil merokok. Dari antara mereka pandangan Ezra bertemu dengan adiknya, yang tengah bersama Reijess. Ayldina melambaikan tangan ke arah Ezra yang dibalas sekali, lalu mereka pergi.

"Menurutmu serangan pagi tadi ulah Andreas?" tuturnya.

Dirga mengangguk sambil sibuk mengunyah. "Bisa jadi. Memangnya ada orang lain yang cukup gila dan nekat untuk menyerang kantor pusat?"

Hening kembali merayap. Ezra sibuk bermain dengan Theodore di pikirannya, sementara Dirga telah menghabiskan setengah dari burgernya. Ia meneguk air.

"Orang tuaku semuanya aman," ujarnya. Ezra menoleh.

"Karena itu, aku tak ingin kembali ke sini."

Mereka saling diam.

"Setidaknya aku bisa bersama mereka ketika ada yang datang. Aku selalu khawatir mereka akan kenapa-napa jika aku pergi—terlebih kembali ke sini." Dirga menundukkan kepala. "Aku tidak berguna, Ja. Maafkan aku."

"Hei," sela Ezra. "Kalau kau tidak berguna, aku takkan datang ke rumahmu dan memintamu kembali."

Dirga diam. Tiba-tiba lampu alarm peringatan berbunyi. Mereka segera bangkit dan berkumpul di ruang diskusi.

"Aku melihat ada yang datang!" seru Leonar sambil menunjuk salah satu layar CCTV.

Junhui datang, tidak lagi dengan jas formalnya—kini lebih tampak seperti dewasa muda tampan yang berduit. "Kirim sniper untuk malam ini! Baskara, kau bantu sniper," tuturnya.

"Siap, Pak!" balas Leonar. Mereka mengenakan rompi anti peluru kemudian meraih senjata masing-masing dan pergi.

"Rei, ke belakang sekarang!" Leonar berbicara melalui alat komunikasi. Ia pergi ke gedung tinggi di belakang kantor pusat CIA. Di sana ia bertemu dengan Reijess, segera mengatur tempat dengan senapan runduk masing-masing.

Sementara itu baku tembak terjadi. Masing-masing gerbang sibuk dengan musuh yang tak mau kalah. Satu per satu berhasil tumbang, namun tembakan tak juga berakhir. Reijess dan Leonar masih terus mengawas dari teleskop, namun tak kunjung menembak.

"Ja, aku lihat seseorang di seberang gedung!" ucap Reijess.

"Andreas?"

"Bukan! Aku tak mengenalnya!"

Ezra yang berada di gerbang A bersama Ligia terpaksa menghentikan tembakan. "Li, cover me!"

"Mau ke mana?" balas Ligia.

"Gerbang depan."

"Kau gila?!"

Bukan Ezra namanya kalau tidak berbuat nekat dan gila. Mereka pergi ke gerbang depan sambil mengendap, sesekali harus bersembunyi dari peluru yang berterbangan.

"I'll cover you," tutur Leonar. Ia menembak beberapa musuh yang terdekat dengan Ezra dan Ligia sementara kedua orang itu terus bergerak.

"Guys, sepertinya mereka mundur!" seru Raegis.

The Expendables [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang