"Jangan buang-buang waktu dan uang. Lebih baik kita segera pada intinya."
Andreas mencebik.
"Kal, bagaimana saudaramu?" Abyan mengalihkan pandangannya.
"Sedang dalam perjalanan," sahut Kalandra.
"Katakan padanya agar segera siap begitu tiba."
***
Junhui berniat memeriksa ruang CCTV ketika seorang staff berseru, "Pak, wakil kita di Moskow telah dilumpuhkan!"
***
Atmosfer ruang tengah kediaman Ezra mendadak berubah. Napas menderu berat saling bertabrakan bak kendaraan, hancur, lebur menjadi satu. Udara seketika digantikan dengan hawa panas yang menyiksa. Ayldina menengadah, menelan bulat-bulat sesuatu yang mengganjal dadanya.
"Oh my God, this is so good," ujarnya diakhiri desahan singkat.
Ezra menyahut dengan napas tersengal, "Sudah kubilang, kan."
Baik Ayldina maupun Ezra sama-sama meremas benda di sekitarnya gemas. Ayldina sesekali melirik Ezra, begitu pun sebaliknya.
"Hah, astaga," desis Ayldina. Ia membuka mulutnya.
Ezra masih sibuk, tetapi ia sudah hampir di akhir. Ia melirik adiknya yang nampaknya sudah tak sanggup itu, segera dihadiahi umpatan oleh yang dilirik.
"Sialan kau, Ja. Kau bilang bersama-sama di akhir?!" makinya.
Tak menggubris, Ezra malah mempercepat aktivitasnya. Ia tak lagi memedulikan Ayldina yang merengek kesal, lalu tibalah ia di puncak.
"Aku menang!" serunya bangga.
"Anjing!" balas Ayldina frustasi. Ia meraih gelas besar berisi air di meja kemudian meneguknya habis. Ia nampak lega sekali kemudian, meletakkan sisa kebabnya di meja.
"Aku tidak kuat! Menyerah," tuturnya. Ia mengibaskan tangannya di depan muka, sesekali mengusap peluh di dahinya dengan tissue. Ezra menghabiskan airnya, kemudian menertawakan Ayldina.
"Masih sempat tertawa?!" pekik Ayldina tak terima. "Dasar curang! Habiskan punyaku!"
"Tidak mau. Aku kenyang." Ezra menyandarkan punggung sambil mengusap perutnya.
"Cih, ya sudah." Ay menyengir kesal. Ia menyandarkan punggung pula, kemudian mengupload insta-story berupa foto dirinya yang diberi caption.
Abis makan kebab cabe 10 sama Eja. Ngajaknya sih habis barengan dan ga minum selama makan. Eh, dianya curang. Habis duluan🌯🐲💩😡😡😡
"Bagaimana rasanya semalam melihat Andreas setelah tiga tahun lamanya?" tanya wanita itu.
Ezra terdiam. Kesal, marah, dan frustasi menjadi satu. Semua perasaan itu dapat ia rasakan benar-benar teraduk rata di dalam dirinya. Rasa di dadanya sesak, seperti ingin menangis tetapi juga tangannya telah terkepal kuat untuk menghajar cunguk bajingan itu—karena telah membunuh Theo tanpa sebab jelas.
"Boleh aku jujur, Ja?" lanjutnya. "Aku juga ingin bertemu Andre ... bukan sebagai musuh."
"Menemui pembunuh orang tua kita?" jawab Ezra. "Takkan kuizinkan. Meski kau memohon seperti apapun."
"Entahlah, apa aku memang benar-benar bodoh. Tapi sungguh, aku ingin kembali."
Ezra membuang muka.
"Melihatnya begini hanya membuatku kasihan, kau tahu? Jika saja CIA mau menerimanya kembali dan mencabut segala ucapannya tentang Andre, aku yakin dia takkan pernah berbuat seperti ini—"
"Dan membiarkan ia berkhianat lagi? Jangan bodoh. Sekali menjadi pengkhianat, sampai mati ia akan begitu. Percaya omongan orang hanya membuatku muak."
Ayldina diam. Bagaimana ia seharusnya bersikap?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Expendables [FINISHED]
ActionUsaha Ezra untuk mengumpulkan kembali teman-temannya demi menangkap pembunuh Theodore tak berjalan semulus itu. Ia harus mengumpulkan kelima temannya yang memutuskan pensiun, lalu mau tak mau kembali ke markas utama CIA untuk meminta bantuan dan per...