Hamil, mengandung, bayi. Semua kata itu berputar dan memenuhi pikiran Ji Ahn. Lalu sekali lagi, cairan bening pun meluncur dari pelupuk mata gadis polos itu. Anggaplah ia bodoh, karena bahkan ini semua tidak pernah terpikirkan olehnya, tidak sama sekali.
Jangan tanyakan bagaimana kondisi hati Ji Ahn sekarang. Kacau, itu kata yang tepat untuk menggambarkannya. Jika kebanyakan wanita akan bahagia ketika mengetahui bahwa dirinya tengah mengandung, maka tidak untuk Ji Ahn. Mungkin itu terdengar jahat, seperti tak menginginkan darah dagingnya sendiri, tapi untuk kondisi Ji Ahn saat ini, berbahagia bukanlah pilihan yang tepat. Berbagai kemungkinan buruk seakan siap menghadang gadis yang bahkan baru lulus dari sekolah menengah itu.
Dan lagi, ada satu hal lagi yang membuat Ji Ahn semakin gelisah, bahkan takut. Ya, satu hal yang begitu penting, masa depan. Entah bagaimana masa depannya, hingga bayi yang dikandungnya. Ji Ahn tidak tahu, tidak berani untuk sekedar menebak juga, itu terlalu mengerikan sepertinya. Apalagi jika ia harus membesarkan bayi itu sendirian, tanpa suami.
Oh, berbicara mengenai suami, pria yang seharusnya mendampingi dan bertanggung jawab, bukan? Lalu siapa pria itu di sini? Kyuhyun? Pria itu bahkan tiba-tiba memutuskan kontrak Ji Ahn di K-Star Entertainment. Dan mengingat hal itu, membuat Ji Ahn perlahan tersadar. Kenapa Kyuhyun tiba-tiba memutuskan kontraknya? Apakah itu ada hubungan dengan kehamilannya? Pria itu sudah tahu lebih dulu dan mendepaknya begitu saja setelah berkali-kali mempermainkan tubuh serta harga dirinya? Sial! Itu menyakitkan, membuat Ji Ahn tak kuasa untuk sekedar menahan tangisnya yang perlahan menjad-jadi.
Ini buruk. Sangat buruk. Jika Kyuhyun tak ingin tahu apa-apa, bahkan terang-terangan mendepaknya, lalu harus berbuat apa Ji Ahn sekarang? Pulang ke London? Tidak, itu pun bukan pilihan yang tepat. Jaewoon, sang kakak itu sudah terang-terangan tidak ingin ikut mengurusnya lagi, lalu bagaimana jika dia sampai tahu bahwa Ji Ahn hamil? Mati kau, Yoon Ji Ahn! Jaewoon bisa membunuhmu saat itu juga. Ya, bahkan Ji Ahn yakin, kakek dan neneknya pun tidak akan bisa melakukan apapun lagi untuknya, karena nama baik serta kehormatan keluarga Yoon dan keluarga Billryan yang adalah keluarga ayahnya dan ibunya, secara tidak langsung semuanya telah tercoreng.
Ji Ahn memejamkan kedua matanya rapat-rapat. Ya Tuhan, ini benar-benar berat. Semua masalah membebaninya, berada dan menumpuk dalam pundaknya yang rapuh. Lalu, apa yang harus dilakukan sekarang? Apa?
Ji Ahn menghembuskan nafasnya kasar, seiring dengan kedua kelopak matanya yang kembali terbuka. Ia merasa sangat lelah, bahkan sebelum kehancuran paling fatal benar-benar menghampirinya. Biasanya dalam keadaan mencekik seperti ini, seseorang akan memilih untuk mengakhiri hidup, dengan gantung diri, menyayat nadi atau menjatuhkan diri ke sungai, jurang dan semacamnya. Hanya saja, bagi Ji Ahn itu konyol. Itu sangat tidak elegan. Dan lagi, Ji Ahn tidak ingin menjadi pembunuh yang bahkan membunuh diri sendiri dan bayi dalam kandungannya. Itu perbuatan yang sangat buruk. Karena itu, dalam lubuk hatinya yang paling dalam, diam-diam Ji Ahn mulai mencari-cari keberanian yang tersisa seraya meyakinkan diri.
Menemui Kyuhyun, entah apa hasilnya, entah apa yang akan ia minta. Ji Ahn hanya tidak ingin sendiri. Ia merasa tak sanggup. Ia tak sekuat itu.
~~~ *** ~~~
Malam itu, Ji Ahn benar-benar memantapkan hatinya. Gadis itu juga mengumpulkan seluruh keberaniannya. Meskipun awalnya ragu dan takut, Ji Ahn berusaha menepisnya. Ia harus menemui pria itu. Ya, pria yang seharusnya saat ini bersamanya, setidaknya untuk membicarakan masa depan segumpal daging yang meringkuk dan tumbuh dalam rahim gadis itu.
Ji Ahn menghentikan langkah kakinya tepat di depan sebuah pintu yang berukuran lumayan besar. Ya, pintu utama rumah Kyuhyun lebih tepatnya. Sejenak kedua bola matanya juga menatap pintu itu. Entah apa yang akan terjadi nanti, entah baik atau buruk, Ji Ahn benar-benar belum mengetahuinya. Namun, ia akan tetap mencoba. Tidak ada yang salah dengan mencoba, bukan? Karena bahkan ini juga pilihan satu-satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Ending (DIBUKUKAN)
FanfictionYoon Ji Ahn. Gadis polos itu tidak bersalah. Dia tidak tahu apapun. Yang ia inginkan hanyalah debut, menjadi member sebuah girl group. Itu adalah impiannya. Hanya saja, dia nampaknya begitu sial. Dia terjebak. Dia tidak bisa apapun. Dia pasrah. Dia...