Sixteenth

2.8K 405 73
                                    

"Aku harus meminta tolong pada siapa sekarang?" Pikiran Ji Ahn mendadak buntu. Seandainya ia tahu nomor ponsel Hyukjae, ia pasti akan menghubungi pria itu sekarang, tak peduli jika Hyukjae tengah sibuk berkencan sekalipun. Karena bahkan keadaan sangat mendesak.

"Tuhan..." Ji Ahn menengadahkan kepalanya, mencoba menghalau air mata yang seakan ingin kembali jatuh pula. "Siapa yang harus aku hubungi se-" Tiba-tiba sebuah nama lain muncul dalam benak Ji Ahn. "Sekretaris Kim?" Ah, ia hampir saja lupa. Ia memiliki nomor ponsel Heechul.

Ji Ahn kembali memfokuskan padangannya pada ponselnya. Hingga ketika ia menekan tombol 'call' di samping nama Heechul, panggilan tersambung pun terdengar.

"Ya, Ji~ya?"

Ji Ahn menghembuskan nafas lega untuk sejenak. "Sekretaris Kim, maaf mengganggu waktumu. Ini pasti sangat tidak sopan."

"Tidak apa-apa." Ujar Heechul, suaranya terdengar serak. "Ada apa?"

"Bisakah kau membantuku? Aku sedang berada di rumah sakit dan-"

"Di rumah sakit?" Heechul memotong kalimat Ji Ahn begitu saja. "Kau sakit?"

"Bu-bukan aku. Tapi Jihyun. Sekarang dia berada di ruang gawat darurat." Ji Ahn menjelaskan. "Biaya administrasinya harus segera dilunasi agar dia bisa dipindahkan ke ruang rawat inap. Tapi aku... tidak memiliki cukup uang. Jadi bisakah kau-"

"Aku akan datang ke sana sekarang! Tunggu aku!"

Tut.

~~~ *** ~~~

Ji Ahn duduk di sebuah sofa panjang, tepat di samping Heechul. Dirinya dan pria itu, mereka memandang lurus ke depan, ke arah Jihyun yang sudah berbaring tenang di ranjang dengan sebuah jarum infuse yang menancap di tangannya.

"Apa yang terjadi?"

Ji Ahn menoleh ke arah Heechul, sekilas. Ia tahu jika pertanyaan yang pria itu ajukan adalah untuknya. "Sepulang dari kursus berenang tadi, tubuh Jihyun demam, sesekali menggigil juga. Dokter berkata jika dia kelelahan, stress dan tidak makan dengan baik. Ia juga berkata jika hal seperti itu wajar, kupikir juga begitu. Ini adalah pertengahan semester, tugas sekolah pasti sedang banyak-banyaknya."

Heechul menganggukkan kepalanya. "Lalu kenapa tidak langsung menyelesaikan administrasinya? Kenapa harus menghubungi dan menungguku?"

"Bukankah sudah aku katakan jika aku tidak memiliki uang sebanyak itu?"

"Apa?" Heechul terdengar terkejut, hingga pandangannya sudah beralih pada Ji Ahn dengan cepat.

"Kakakku sudah memblokir kartu kreditku sejak beberapa waktu yang lalu, karena aku tidak bersedia pulang. Dan karena itu juga, aku harus menggunakan tabunganku untuk membiayai semuanya, termasuk biaya masuk perguruan tinggi. Hingga sekarang tabunganku tersisa sangat sedikit, tidak cukup untuk biaya adminsitrasi itu."

Heechul menatap Ji Ahn dengan tatapan tak percaya. Dalam benak pria itu muncul berbagai pertanyaan yang sangat ingin ia ketahui jawabannya. Ya, misalnya kenapa Ji Ahn tidak bersedia pulang, kenapa kakaknya harus seperti itu. Namun, Heechul tak memiliki keberanian untuk menanyakan itu semua.

Heechul berdehem pelan. "Kenapa tidak menghubungi Kyuhyun juga? Dia Appa-"

"Sudah, tapi Juhyun Sunbae... dia yang menerima panggilannya." Sela Ji Ahn. "Mereka sedang berada di Thailand."

"Apa? Thailand?" Heechul terperangah. Kyuhyun tengah berada di Thailand dan ia tidak tahu?

'Dua minggu lagi, aku dan Juhyun akan berlibur ke Thailand.'

Another Ending (DIBUKUKAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang