Twentieth

4.4K 488 268
                                    

Hallooo... Wahai Readers~nim yang entah sedang merasakan apa :D

Ini sekedar sedikit informasi aja. Mungkin agak nyelekit *mungkin doang :D

Jadi ya jadi... sebelum kalian terlalu terlena, sebelum kalian protes atau meraung nantinya, aku infokan sekarang aja.

Ini ff, yang kalian baca ini... sebenernya ya, itu itu calon novel :D Dan mungkin akan release sekitar satu atau dua minggu lagi *kalo gak molor*

Kalian pasti tau 'kan artinya apa kalo bakal dinovelin terus buka PO, otomatis ff-nya bakal aku stop :D

Udah itu aja infonya.

Sebelumnya, jeongmal mianhae yaa... dari awal ini ff emang aku takdirkan buat jadi novel, kayak Ji Ahn yang aku takdirkan jadi emak buat tuyul-tuyulnya Kyuhyun :D


~~~ HAPPY READING ~~~

"Astaga... dunia benar-benar sempit rupanya." Gumam Heechul.

Seakan melihat keajaiban, Heechul benar-benar berbinar melihat foto Jaewoon di komputernya. Ini benar-benar seperti sebuah titik terang baginya. Ia benar-benar tidak menyangka jika kakak Ji Ahn benar-benar Yoon Jaewoon yang ia pikirkan.

Heechul memang tidak begitu dekat dengan Jaewoon, ia hanya bertemu beberapa kali dengan pria itu. Bahkan Hyukjae pun tidak tahu sama sekali mengenai sosok Jaewoon. Dan sebenarnya memang bukan Heechul atau Hyukjae yang mengenal baik seorang Yoon Jaewoon, bukan mereka. Namun apapun itu, bagi Heechul ini sudah cukup, karena ia memang cukup tahu siapa pria yang kini sedang ada di pikirannya itu.

Setelah memastikan beberapa hal, seperti nomor yang bisa ia gunakan untuk menghubungi Jaewoon, Heechul pun kembali meraih ponselnya. Oh, tapi kemudian sejenak ia melihat waktu yang ditunjukkan ponselnya. Ini masih pukul 11 siang, itu berarti di London masih pukul 3 pagi. Sial! Tidak mungkin ia menghubungi Jaewoon di pagi buta.

"Aish..." Heechul mengerang kesal, ponselnya pun ia letakkan kembali. "Aku akan menghubunginya nanti saja."

~~~ *** ~~~

"Laki-laki?"

Ji Ahn hampir saja memekik keras jika tidak ingat dimana dirinya sekarang berada. Dengan bahagia, dipandangnya selembar foto di tangannya. Itu adalah anak dalam kandungannya. Dan dia... laki-laki. Dokter Na baru saja mengatakan itu padanya.

"Kau sangat bahagia, bukan? Mengingat kau dan suamimu juga telah memiliki seorang putri."

Kepala Ji Ahn mendongak, kembali menatap Dokter Na. Dan seulas senyum pun menyusul, menghiasi wajah gadis itu. "Ya."

"Tapi jika aku boleh tahu, kenapa suamimu tidak pernah menemanimu datang? Apakah dia sangat sibuk?"

Senyum Ji Ahn luntur seketika, wajahnya berubah datar, nampak keterkejutan yang samar pula. Ia tidak menyangka jika Dokter Na akan menanyakan hal itu. Dan lagipula, suami? Ia dan Kyuhyun bahkan tidak memiliki hubungan apapun. Lalu siapa yang harus ia ajak untuk datang?

"Apakah dia bekerja di luar negeri?" Tanya Dokter Na lagi.

Ji Ahn pun menggeleng pelan seraya tersenyum tipis. "Tidak, dia... pekerjaannya sangat banyak. Lagipula, aku masih bisa sendiri. Jadi kupikir, aku tidak ingin menganggu waktu bekerjanya."

Sebuah kebohongan, hanya itu yang bisa Ji Ahn sampaikan. Tidak mungkin jika ia memberitahukan segalanya pada Dokter Na. Tidak, itu memalukan.

"Ya, kau benar. Itu keputusan yang bijak." Ujar Dokter Na. "Hanya saja, kurasa seorang suami akan lebih baik jika mengetahui perkembangan kandungan istrinya secara langsung, bukan? Ya... semacam perhatian kecil."

Another Ending (DIBUKUKAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang