Ji Ahn memekik tertahan, hampir berteriak. Gadis itu bahkan menatap Kyuhyun dengan kedua mata yang melebar. Untuk apa Kyuhyun memintanya mengemasi barang-barang? Mungkinkah... Oh, kini berbagai pikiran buruk tengah menggelayuti pikiran Ji Ahn.
"Tanggung jawab, kau membicarakannya tempo hari." Sahut Kyuhyun untuk menjawab keterkejutan Ji Ahn. "Untuk beberapa bulan ke depan, mungkin sampai ketika anak itu lahir, kau akan tinggal di rumahku. Itu adalah bentuk dari tanggung jawab yang kau bicarakan."
Dengan dahi mengerut, Ji Ahn seakan terperangah dengan perkataan Kyuhyun. Tinggal di rumah pria itu? Ya, ia tahu jika kebanyakan gadis yang hamil meskipun di luar pernikahan, mereka pasti akan tinggal bersama pria yang menghamilinya. Entah demi faktor kesehatan, keselamatan atau apapun. Namun tinggal bersama Kyuhyun, sejenak Ji Ahn merasa jika ia belum siap.
"Kau tidak mau?"
Ji Ahn menundukkan wajahnya. Ia mencoba berpikir keras, dan secepat ia bisa. Mana mungkin ia tidak mau dengan sebuah pertanggungjawaban.
"Cepat masuk dan kemasi barang-barangmu, Yoon Ji Ahn!" Sentak Kyuhyun yang terlihat mulai kesal.
"Eum..." Ji Ahn menggumam pelan. Ia belum bergerak sedikitpun dari posisinya, terlihat masuk dilemma.
"Cepat masuk atau aku akan berubah pikiran!" Kyuhyun menggertak Ji Ahn.
"Apa?" Kepala Ji Ahn kembali mendongak. Mendengar kalimat terakhir Kyuhyun yang terselip ancaman secara tidak langsung di dalamnya, Ji Ahn pun mulai panik. "Ba-baiklah, tunggu sebentar."
Dengan wajah merengutnya, Ji Ahn pun menuruti perkataan Kyuhyun. Untuk saat ini, ia belum bisa memikirkan apapun.
~~~ *** ~~~
Satu koper, hanya satu koper yang ia bawa. Itu pun bukan koper berukuran besar. Dan ya, ketika mengemasi barang-barangnya tadi, Ji Ahn melakukannya dengan serampangan, karena Kyuhyun terus mendesaknya, bahkan menunggu tepat di belakangnya.
Kyuhyun mengangkat koper itu, membawanya memasuki salah satu kamar yang cukup besar di rumahnya. Ji Ahn yang melihat kamar itu pun merasa sedikit terheran. Ia kira Kyuhyun akan memberinya kamar tamu yang berada di lantai bawah. Namun hal itu sepenuhnya salah. Siapa sangka, Kyuhyun memberi gadis itu satu di antara tiga kamar utama yang berada di lantai atas. Ya, kamar yang berjajar dengan kamar Kyuhyun sendiri, kamar Jihyun dan sebuah ruangan berukuran sedang yang difungsikan sebagai ruang kerja.
"Tepat di samping kiri kamar ini, itu adalah kamarku." Ucap Kyuhyun. Pria itu meletakkan koper Ji Ahn di dekat pintu walk in closet.
Ji Ahn pun mengangguk-anggukkan kepalanya pelan, seraya menyapukan pandangannya ke sekitar kamar tersebut, mengamati kamar barunya dengan seksama. Kamar itu lebih besar daripada kamar di apartment-nya rupanya.
"Aku membebaskanmu untuk masuk ke sana, menggunakan fasilitas, juga tidur di sana, sesukamu."
Mata Ji Ahn pun melebar. Acara memandangi kamarnya berakhir seketika. Tunggu, apakah Kyuhyun baru saja mengatakan jika kamarnya adalah kamar Ji Ahn juga? Bukankah Ji Ahn adalah orang asing? Dan kamar, itu adalah territorial pribadi, iya 'kan? Ji Ahn bertanya dalam hati, seiring dengan munculnya berbagai pertanyaan yang memenuhi benaknya. Gadis itu tidak tahu, jika kehadirannya bukanlah masalah bagi Kyuhyun. Ya, sangat tidak masalah sebenarnya. Kyuhyun justru menyukai tubuh gadis itu. Karena yang menjadi masalah sebenarnya hanyalah janin yang sedang tumbuh dalam tubuh gadis itu, beserta tanggung jawab dan segala hal yang bisa mengancam nama baik pria itu, bahkan hingga membuat ketakutan juga.
"Dan aku juga akan melakukan hal yang sama pada kamar ini."
"Apa?!" Ji Ahn berteriak tanpa sadar, sebagai reaksi dari keterkejutannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Ending (DIBUKUKAN)
FanfictionYoon Ji Ahn. Gadis polos itu tidak bersalah. Dia tidak tahu apapun. Yang ia inginkan hanyalah debut, menjadi member sebuah girl group. Itu adalah impiannya. Hanya saja, dia nampaknya begitu sial. Dia terjebak. Dia tidak bisa apapun. Dia pasrah. Dia...