Sejujurnya ya, Readers~nim... Ini gue curhat dikit gapapa yak kkkk
Gegara kemarin anak yang pernah jiplak ff gue dulu muncul lagi, apalagi dengan nama cast yang hampir sama kayak namanya si Ji Ahn, gue tuh agak gimanaaa gitu sama publish di wattpad. Dan ya, sempet kecewa juga, karena banyak readers gue yang dulu, bahkan kemarin baca ff-nya anak itu. Gue sih gak masalah kalo baca ff dia, yang bikin gue gondok, lu-lu pada kan baca ff gue juga, masak gak ngeh atau nyadar kalo ff di sono mirip sama ff di lapak gue? Bahkan kemarin ada yang terang-terangan ngomong dan ngira kalo akun anak itu milik gue lho.
Tapi yasudahlah ya, intinya kemarin mood gue down, bad banget, males nulis, males publish, padahal di blog udah publish duluan.
Dan ya, untuk kesekian kalinya, jikalau kalian baca ff di lapak lain, terus nemu yang mirip-mirip atau bahkan sama kayak yang ada di lapak gue, kasih tau gue yak.
Untuk yang kepo, silahkan DM gue, ntar gue dongengin biar wawasan dan tingkat kewaspadaannya tambah luas.
Just it. Thank you yak. Jeongmal mianghae...
~~~ HAPPY READING ~~~
Ji Ahn mengangkat pergelangan tangannya, melihat waktu di arloji yang melingkar di sana. Ini sudah untuk ke sekian kalinya, entah ke berapa. Dan yang pasti, selayaknya orang yang menanti berlalunya waktu, Ji Ahn merasa bosan, sangat bosan.
Ji Ahn menghembuskan nafasnya pelan, nampak lelah. Kemudian kedua bola matanya kembali menatap gadis kecil di sana, yang tengah berbaring lemah di ranjangnya. Ya, Jihyun, gadis kecil itu sedang tidak baik-baik saja. Entah kelelahan atau apa, tubuh Jihyun sudah demam sejak ia pulang dari kursus berenang tadi siang.
Ji Ahn kembali mendekat, lalu mengambil handuk yang sengaja ia letakkan di kening Jihyun. Suhu tubuhnya masih tetap sama, belum turun. Apa yang salah? Batin Ji Ahn. Ah, lihatlah! Wajah Jihyun juga masih pucat saja.
Seandainya di sini ada Kim Ahjumma, erang Ji Ahn dalam hati. Atau setidaknya Kyuhyun mungkin. Ah, tapi tentu itu mustahil. Kyuhyun sudah berangkat ke Thailand sejak pagi-pagi sekali. Mendadak Ji Ahn bingung dengan ini semua. Bukan ia tidak ingin mengurus Jihyun, hanya saja ia tidak cukup cekatan. Ia takut tidak akan bisa mengurus Jihyun dengan baik.
"Aku akan memasak makan malam saja. Mungkin sebentar lagi dia juga akan bangun."
Ji Ahn menggumam sendirian. Dan untuk meredakan rasa khawatir serta gelisahnya, Ji Ahn memutuskan untuk memasak, karena sebentar lagi sudah masuk jam makan malam. Ia pun melangkah keluar dari kamar Jihyun.
~~~ *** ~~~
Beberapa hidangan untuk makan malam telah siap. Ji Ahn tidak memasak banyak, karena memang hanya ada dirinya dan Jihyun di rumah. Selain itu untuk Jihyun sendiri, Ji Ahn sudah membuatkan bubur. Makanan lunak itu sangat baik untuk lambung seseorang yang sedang tidak dalam kondisi baik seperti Jihyun.
Selesai membenahi peralatan memasak serta mencucinya, Ji Ahn kembali naik ke lantai dua. Ia harus melihat kondisi Jihyun, mungkin saja gadis itu sudah bangun, pikirnya.
"A-Appa..."
Tepat di anak tangga paling atas, Ji Ahn menghentikan langkahnya. Tunggu, apa yang tadi ia dengar? Sebuah isakan? Ia tidak salah dengar, 'kan?
"Appa..."
Lagi, isakan dengan menyebut satu kata itu kembali terdengar di telinga Ji Ahn. Pilu, seketika Ji Ahn merasakannya. Sejenak ia mengerjapkan matanya beberapa kali. "Jihyun!" Dan ketika menyadari suara siapa itu, Ji Ahn pun bergegas menuju sumber suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Ending (DIBUKUKAN)
FanfictionYoon Ji Ahn. Gadis polos itu tidak bersalah. Dia tidak tahu apapun. Yang ia inginkan hanyalah debut, menjadi member sebuah girl group. Itu adalah impiannya. Hanya saja, dia nampaknya begitu sial. Dia terjebak. Dia tidak bisa apapun. Dia pasrah. Dia...